Cerita Gala bersama Bara ataupun Aiman ini pun bukan lagi soal kasmaran khas remaja anak SMA, melainkan soal masa depan yang membuat kita harus hati-hati menentukan pilihan.
SISIPAN KOMEDI YANG SIAP MENGUNDANG TAWA
Benedion Rajagukguk sebelumnya menggarap film Ngeri-Ngeri Sedap yang sukses dengan jumlah penonton 2 juta lebih. Cerita Ngeri-Ngeri Sedap pun dikemas dengan sisipan komedi yang benar-benar bisa membuat penonton tertawa.
Ternyata di Ganjil Genap ini keseruan akan komedi masih bisa dirasakan. Banyak adegan yang sukses membuat saya dan penonton tertawa tanpa paksaan oleh komedi-komedi receh yang sebenarnya sederhana.
Adanya komedi ini membuat nilai tambah karena alur cerita tidak monoton harus serius, namun sesekali juga dibutuhkan hiburan yang mengocok perut.
AKTING EPIK DENGAN ALUR YANG BISA DITEBAK
Untuk kualitas akting para pemain tidak perlu diragukan. Semua sudah memberi persembahan terbaik yang membuat film saya suka dengan film ini, terutama si tokoh utama Clara Bernadeth. Ia bisa menempatkan diri menjadi Gala yang manja, independent, patah hati, hingga yang bisa pulih menata hati dari awal.
Namun meski begitu, cerita romansa seperti ini cukup klasik dengan beberapa alur yang bisa ditebak. Tidak mengurangi antusias sih, hanya saja menjadi sedikit catatan bahwa ada hal yang masih bisa diperbaiki.
Durasinya pun cukup panjang yaitu dua jam lebih, berbeda dari film lainnya yang bisa kurang dari itu. Sedikit lebih lama memang, tapi kalau sudah nonton malah jadi tidak terasa.
Sekali lagi, over all cerita dari Ganjil Genap terasa fresh dan saya pun merekomendasikannya untuk Kompasianer yang punya rencana nonton di akhir pekan ini.
Oh iya sekarang kita bahas penilaian dari penonton yuk. Di situs IMDb, film Ganjil Genap mendapat skor sebesar 7.5/10Â sampai tulisan ini dibuat. Sementara itu penilaian pribadi saya adalah 8.0/10 dengan pertimbangan tulisan di atas.
Untuk kalian yang ingin tahu bagaimana cuplikan trailer-nya, bisa tonton di sini ya: