Lepas dari pandemi Covid-19 yang mengurangi aktivitas luar ruangan, membuat tahun 2023 ini menjadi puncak masyarakat (Indonesia, khususnya) merasa lebih bebas. Beberapa bulan ke belakang pun pemerintah telah mencabut aturan untuk pemakaian masker. Hal-hal yang dulu dilarang kini bisa dilakukan kembali tanpa takut seperti dulu.
Beberapa kegiatan dan acara besar mulai terselenggara dengan meriah, salah satunya adalah konser musik, baik itu yang diisi oleh musisi dalam negeri hingga mancanegara. Yang paling tersorot adalah aktivitas konser dari negara Korea Selatan atau yang biasa disebut K-Pop. Tahun lalu pun adik saya rela pergi dari Bandung ke Jakarta untuk menghadiri konser boyband Seventeen.
Salah satu yang menarik ialah bagaimana mereka harus berjuang ketika ingin membeli tiket, biasa juga disebut dengan war. Kala itu adik saya pun berusaha semaksimal mungkin hingga berhasil mendapatkan tiket dengan kegirangan.
Ternyata memang tak mudah lho. Antara kapasitas yang ditentukan dengan jumlah peminat punya perbedaan yang cukup tinggi sehingga untuk bisa mendapatkannya pun butuh perjuangan, bahkan untung-untungan. Hal seperti ini yang memicu adanya pihak ketiga yang menawarkan jasa titip (jastip) untuk membantu kita sebagai calon pembeli.
Fenomena jasa titip seperti ini bukan hal aneh entah itu untuk soal konser bahkan yang lain. Mereka yang akan melakukan pembelian tiket sementara kita tinggal diam memantau sejauh mana mereka bisa bekerja. Tentunya akan ada tarif yang ditawarkan tergantung dari penyedia jasa tersebut. Biasanya semakin mahal harga tiket, akan mahal juga biaya jastipnya.
Seperti yang pembaca tahu bahwa Coldplay secara resmi akan mengadakan konser perdananya di Jakarta, Indonesia. Dengan jumlah fans yang sangat banyak, membuat penggemarnya berbutan untuk mendapat tiket meski harga yang dipatok ada yang sampai 11 juta. Bahkan saya membaca sebuah berita bahwa tiket sudah terjual habis setelah 10 menit dibuka.
Tak lama setelah inilah para penyedia jatip bermunculan menawarkan tiket yang berhasil mereka dapatkan, kemudian dijual kembali dengan harga yang tentunya lebih mahal.Â
Para penggemar yang tak sabaran (dan punya uang lebih, pastinya) merasa ini kesempatan emas untuk mendapat tiket tersebut tanpa perlu susah payah melawan jutaan orang lain yang ingin membeli.
Sayangnya banyak oknum-oknum penyedia jasa titip ini yang memberi harga sangat jauh dari batas wajar, belum lagi pihak tak bertanggungjawab yang sejak awal membuka jastip sekadar untuk menipu pembelinya. Di sinilah sebaiknya para calon pembeli jangan sampai FOMO dan perlu memikirkan lebih jauh apakah benar dan yakin akan menggunakan jastip meski dengan harga yang lebih tinggi.
Berkaca pada adik saya yang pernah war tiket konser serta punya circle yang paham soal jasa titip seperti ini, ada baiknya kita sebagai fans musisi tertentu memahami beberapa hal dahulu sebelum menggunakan jasa ini. Kira-kira apa saja? Saya akan mencoba mengulasnya di sini.
1. Jastip Murni Sebuah Bisnis
Fenomena jastip benar-benar murni sebuah bisnis. Sering kali dijumpai mereka memberi harga tidak masuk akal yang berkali-kali lipat. Kalau dipikir-pikir memang sadis juga mematok harga segitu. Tapi sekali lagi bisnis tetaplah bisnis. Mereka paham bahwa tingginya permintaan pasar membuat berapapun harganya pasti akan dibeli.
Sangat banyak contoh di internet yang sengaja beli bukan untuk ditonton, melainkan untuk dijual kembali. Dan selalu saja ada yang membelinya. Ini menjadi catatan bahwa praktik jasa titip memang jadi bisnis yang menggiurkan.
Calon pembeli yang ingin menggunakan jastip pun perlu menyiapkan budget ekstra. Itu pun memang jika telah siap secara finansial dengan harga yang melambung. Pertanyaannya, apa rela menghabiskan banyak uang? Coba pikir-pikir lagi dengan uang segitu bisa dialokasikan ke hal lain lho.
Di sisi lain sebenarnya masih ada juga yang menjual tiket bukan karena soal bisnis, melainkan karena hal-hal yang di luar kendali. Misalnya saja tiba-tiba tak bisa hadir di hari H, atau pindah tempat tempat nonton (contohnya: dari CAT 1 ke CAT 2). Biasanya yang menjual kembali dengan alasan ini memasang tarif jastip yang lebih masuk akal.
2. Rawannya Penipuan
Entah sudah berapa banyak korban yang jatuh karena tergiur ingin segera mendapat tiket konser musisi favorit, baik itu Kpopers atau bahkan penggemar Coldplay yang pembelian tiketnya baru dibuka kemarin.
Dari contoh Coldplay saja misalnya, penipu-penipu yang mengatasnamakan jastip sudah memakan korban. Saya melihatnya dari sosial media Twitter. Tinggal cari di kolom pencarian "Penipuan Coldplay", maka akan ada korban-korban yang speak up, termasuk temtang kronologi bagaimana mereka bisa tertipu.
Kita harus belajar untuk tak terburu-buru dan melakukan double check kepada si penjual. Saran saya coba lakukan hal berikut untuk mengeceknya:
- Cek akun sosmed. Biasanya lebih banyak di twitter. Lihat mulai dari kapan dia membuat akun, alasan kenapa menjual, harga, apa sebelumnya pernah melakukan jastip juga, hingga testimoni (jika ada).
- Cek nomor ponsel di Get Contact. Ini memudahkan untuk melihat orang-orang menyimpan nama dia dengan sebutan apa. Kalau ada yang menucrigakan seperti nama Penipu Tiket Konser, maka sebaiknya mundur saja.
- Cek nomor rekening lewat cekrekening.id. Jika nomor rekening pernah dilaporkan atas indikasi penipuan, maka akan kelihatan langsung di website tersebut.
3. Tunggu yang Jual Kembali Ketika Mendekati Hari H
Sebenarnya ini berkaitan dengan poin 1 di mana akan ada orang yang menjual tiket konser karena alasan mendadak. Entah itu karena ada urusan, mendapat kursi lain, hingga partner-nya tidak bisa ikut.Â
Biasanya yang saya tahu, mereka akan menjual dengan harga lebih manusiawi karena merasa sayang juga daripada tak terpakai. Tak jarang juga malah ada yang menjual dengan harga di bawah pasaran.
Yang jadi catatan untuk poin 3 ini adalah cukup sulit menemukannya dibanding para calo jastip tadi. Hal-hal tak terduga ini kan jarang terjadi, jadi kita pun harus bersabar untuk melihat mana orang-orang yang akan menjualnya dengan lebih murah.
4. Menunggu Promotor Menjualnya On The Spot
Ini mungkin tak berlaku untuk semua jenis konser. Tapi ketika menonton Seventeen di GBK akhir tahun lalu, adik saya bercerita bahwa pihak Promotor (saat itu Mechima) membuka penjualan tiket secara On The Spot dengan harga yang tentunya sama seperti saat war.
Meski begitu, bukan berarti spot terbaik (misal paling depan dekat panggung) juga tersedia ya. Biasanya hanya spot-spot ujung hingga tengahlah yang dijual. Memang untuk spot terbaik kuotanya lebih sedikit dan lebih cepat terjual.
***
Nah itulah sekiranya tips dari saya untuk para pembaca yang akan melakukan jasa titip untuk membeli tiket konser. Bukan berarti saya melarang lho ya, tapi tidak ada salahnya untuk waspada agar diri sendiri tidak rugi.
Saya berharap tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca, terutama yang memang ingin membeli tiket konser. Baik itu Kpop, dalam negeri, bahkan hingga mancanegara sekalipun.
Akhir kata, sampai jumpa di tulisan selanjutnya!
-M. Gilang Riyadi, 2023-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H