No offense juga, tapi ada juga publik figur yang terlihat problematik tapi tertolong dengan rupanya yang cantik/tampan, sehingga justru para penggemarnya dengan kerasa bisa membela sang bintang.
Jika begini, bukankah penerapan cancel culture belum cukup adil? Atau mungkin hanya perasaan saya saja?
Oh ya, sampai tulisan ini dibuat saya juga belum sempat menonton filmnya. Well, terlepas dari apa yang terjadi di balik layarnya, memang saya belum punya waktu untuk main lagi ke bioskop. Jika memang nanti saya telah menontonnya, akan saya ulas juga di sini.
Nah, barangkali pembaca punya pendapat lain soal film ini atau tentang penerapan cancel culture yang terjadi di dalamnya? Jika ada, yuk kita sama-sama diskusi di kolom komentar.
Akhir kata, sampai sini dulu tulisan yang bisa saya buat. Terima kasih telah menyempatkan membaca!
- M. Gilang Riyadi, 2022-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H