Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serial Detektif | Affair

4 September 2022   20:47 Diperbarui: 4 September 2022   20:51 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by wallpaperabyys

***

Begitu selesai mendatangi tempat kerja Krisna dan memastikan data diri termasuk fotonya, aku menghubungi Adri yang masih ada di Markas Kepolisian. Aku menyuruhnya segera membuat surat penangkapan untuk Marisa dan laki-laki muda yang selama ini kita sangka sebagai Krisna, padahal itu adalah selingkuhannya.

Semua fakta diputarbalikkan oleh perempuan itu padahal dirinya lah yang bermain api dengan pria lain. Krisna yang selama ini ada di foto ruang tengahnya, juga foto Krisna yang kudapat dari Marisa di awal penyelidikan sebenarnya adalah Julian, orang ketiga dalam hubungan rumah tangga mereka.

Laki-laki itu berusia 30 tahun dan sedikit mirip dengan Krisna yang asli. Julian menyamar menjadi Krisna dan mendekati Farah lewat aplikasi kencan daring. Ia jelas tahu bahwa saat itu aku sedang menyelidikinya. Dan semua itu hanya sebuah rencana busuk yang disusun Marisa sebagai benteng agar ia dianggap korban, bukan pelaku.

"Jadi kecelakaan itu pun..." kata Adri dari seberang telepon.

"Ya, Julian si orang ketiga lah yang sengaja merusak rem mobil Krisna yang asli. Itu sebabnya alibi Marisa kuat karena sedang bersama saya."

Tak sulit bagi pihak kepolisian, khususnya divisi kejahatan, mencari informasi soal Julian, orang yang fotonya justru aku tempelkan sebagai korban yang sudah tewas. Ara mendapat informasi bahwa laki-laki itu akan segera pergi ke Surabaya dengan menggunakan transportasi kereta api.

Maka ketika Ara dan Adri fokus pada penangkapan Marisa di rumahnya, aku dan Jeremi bergegas mengendarai mobil menuju Stasiun Pasar Senen. Setidaknya kami masih punya waktu sebelum dia benar-benar pergi.

Begitu sampai di lokasi, aku menemukan Julian dengan koper besarnya seorang diri. Untungnya dia belum menuju ke bagian keberangkatan.

"Halo, Julian. Ingat saya?" tanyaku dengan senyum licik.

Dia kaget ketika melihat kehadiranku yang tiba-tiba. Dengan meninggalkan koper besarnya, Julian lari ke arah pintu masuk. Namun percuma saja, di sana sudah ada Jeremi yang punya ilmu bela diri yang kuat. Begitu keduanya bertemu, Jeremi membanting tubuh Julian tanpa basa-basi hingga ia tak berdaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun