Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Devil on Top", Romansa Bos Galak dengan Suasana Kantor yang Pelik

26 Juni 2021   22:03 Diperbarui: 29 Juni 2021   14:08 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu scene dalam film "Devil on Top". Sumber: Disney+ Hotstar via Kompas.com

image by diactura
image by diactura
Cerita berlanjut. Kedekatan antara Angga dan bosnya itu membuatnya mengetahui beberapa rahasia yang selama ini dirahasiakan oleh Sarah. Angga pun bisa melihat ada sikap lain dari diri Sarah yang justru berbeda dengan kepribadiannya di kantor. Laki-laki itu pun menyadari bahwa memiliki perasaan lebih pada Sarah.

Di sinilah konflik semakin terasa, yaitu ketika Angga tetap dituntut untuk mencari informasi soal Sarah dengan harapan menjadi senjata untuk menjebaknya agar bisa dipecat. Sementara di sisi lain, Angga pun tak bisa melawan perasaannya pada Sarah untuk bisa terus menjaganya.

Cinta Laura yang sudah go internasional dalam dunia akting benar-benar sempurna memerankan sosok Sarah sebagai bos galak dan otoriter. Ini menjadi daya tarik tersendiri untuk film ini bahwa pemeran utamanya dapat mendalami peran dengan sangat baik.

Lawan mainnya, Angga Yunanda, biasanya mendapat peran sebagai anak sekolahan. Kali ini dengan peran baru sebagai karyawan yang jatuh cinta pada bosnya, ia pun berhasil mendalami dengan baik.

Sementara itu tiga teman Angga lainnya pun tak kalah sukses memerankan masing-masing karakter. Seperti Richard yang ambisius, Boni yang kocak, dan Rudi yang sedikit katro.

image by surakala.id
image by surakala.id
Dalam pertengahan film hingga ke klimaks adalah bagian favorit saya karena di sini fokus cerita bukan lagi kepada Sarah yang galak, namun mengedepankan hubungan antara Sarah dan Angga. Klimaks yang melibatkan aktor senior Roy Martin sebagai tokoh Firman menjadikan film ini lebih greget karena dihadapkan juga kepada tokoh antagonis.

Sayangnya penyelesaian setelah klimaks justru dibuat jadi tidak sempurna. Lagi-lagi alurnya bertele-tele, membuat cerita berputar dan kurang ringkas. Padahal, jika adegan-adegan "kurang penting" itu dihilangkan, bisa lebih hemat durasi. Ya mungkin sekitar 5 sampai 10 menitan.

Menurut saya, film ini lebih cocok ditonton oleh dewasa. Remaja juga mungkin masih bisa sih. Hal ini dikarenakan ada beberapa maksud cerita yang memang dikhususkan untuk orang dewasa. Selain itu, banyaknya kata-kata kasar yang keluar dari mulut pemain tentu bukanlah contoh yang baik bagi anak muda.

Secara keseluruhan, saya menyukai film ini dan sangat menikmati setiap bagian ceritanya. Perpaduan antara cerita cinta, persahabatan, karir, dan peliknya kehidupan kantor menyatu jadi satu di film berdurasi 100 menitan ini. Bahkan jika dibanding  film original Disney+ Hotstar bulan lalu, Till Death Do Us Part, Devil on Top beberapa langkah lebih unggul.

Selain itu, banyak juga pesan yang bisa diambil dari film ini. Bahwa sesungguhnya perjalanan untuk mencapai karir yang gemilang dibutuhkan usaha yang keras, bahkan ada risiko yang harus kita ambil. Persahabatan dan cinta pun menjadi sesuatu yang bisa mempengaruhi karir kita. Bisa jadi yang membantu kita maju, atau jutsru sebaliknya yang membuat tertinggal.

Nilai yang bisa saya berikan untuk film ini adalah sebesar 8.5/10 dengan beberapa pertimbangan di atas. Nah, untuk menyaksikan kilasan ceritanya, saya sisipkan trailer-nya di bawah ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun