Tak lama dari peristiwa berdarah itu, Zeke mendapat sebuah paket yang isinya sebuah flashdisk dengan lambang spiral merah. Ketika diputar di komputer, menampilkan sosok pelaku dengan kostum kepala babi memberi tanda bahwa akan ada korban lainnya di kepolisian.Â
Dari sana Zeke sadar bahwa pelaku ini meniru pembunuh legendaris, Jigsaw untuk membunuh korban. Dan jelas, pelakunya bukan Jhon Kramer karena dirinya sudah tewas tewas bertahun-tahun lalu.
Teror ternyata terus berlanjut dan memakan korban lain di kepolisian. Satu persatu rekan seperjuangan Zeke terpaksa merenggut nyawa dengan cara yang tak wajar dan berakhir mengenaskan.Â
Ayah Zeke yang juga mantan polisi, Markus (diperankan Samuel L. Jackson) perlahan menghilang sejak terjadinya kasus. Marcus dicurigai sebagai pelakunya dan Zeke terus menyelidiki untuk membersihkan nama ayahnya tersebut.
Meski keterkaitan Jhon Kramer sudah tak ada lagi dan sosok topeng/boneka legendaris sudah diganti menjadi sosok babi, tidak mengurangi teror ini yang sama-sama sadis.Â
Adegan darah dan organ manusia yang terpotong ataupun terkuliti tentu membuat sebagian orang jijik, namun memang inilah ciri khas dari franchise film SAW. Meski ngeri, tapi saya tetap menikmatinya.
Sambil melihat adegan demi adegan penuh darah, penonton akan diberikan satu persatu puzzle atas misteri ini untuk menebak siapa pelakunya dan atas dasar apa ia melakukan kejahatan seperti yang pernah dilakukan Jhon Kramer dulu.
Cerita dari setiap serial SAW selalu ditutup dengan sesuatu yang plot twist, benar-benar di luar dugaan. Namun mungkin karena saya sudah terbiasa dengan delapan film sebelumnya, membuat dugaan saya terhadap pelaku ternyata memang benar, sehingga jadi sedikit kurang greget.Â
Tapi meski begitu motif dan cara pelaku ternyata masih di luar dugaan saya. Beberapa poin tetap mengejutkan diri pribadi.
Dari semua adegan sadis yang ditampilkan, saya rasa lembaga sensor lokal tidak memotongnya terlalu banyak. Karena adegan demi adegan yang memperlihatkan potongan tubuh manusia yang terkoyak dan menimbulkan rasa ngeri terus menemani penonton sepanjang film tanpa terpotong ataupun disensor. Hal ini tentu memberikan kepuasan tersendiri pagi penonton setia yang menunggu-nunggu cerita SAW.