"Mau bagaimanapun kesalahan yang kamu perbuat, kamu tetaplah anak Ibu."
Karena suasana di desanya semakin tak kondusif, maka Gilang dan keluarganya pindah sementara waktu di keluarganya yang lain di Kota Kuala Kapuas. Beberapa teman terdekatnya tetap khawatir dan selalu menanyakan kondisinya agar tetap baik-baik saja.
Pada Pledoi 5/9, dijelaskan bahwa ia dijemput oleh kepolisian. Awalnya ia diimankan di Polres Kapuas, diinapkan di Polsekta Bajarmasin Tengah, hingga akhirnya dijebloskan di Mapolrestabes Surabaya.Â
Ia pun menceritakan bahwa di masa awal dirinya mendekam di sana, ia mendapatkan kekerasan fisik dari narapidana yang lain. Gilang paham bahwa ini adalah karma yang harus ia terima.
Ia mengalami titik terendah dalam hidup. Menangis di malam yang gelap serta melamun sendiri merupakan hal-hal yang terulang dalam kesehariannya. Sampai akhirnya, ia menuturkan bahwa sampai tak memiliki ketertarikan kembali dengan laki-laki, apalagi hingga punya fantasi yang dulu sempat menghantuinya. Seiring berjalan waktu, ia dipindahkan ke sel lain di mana ia mendapat teman-teman baru yang bisa menerima dia.
Sekarang Gilang dalam kondisi yang baik-baik saja baik secara fisik ataupun mental. Ia sadar telah menyakiti dan mengecewakan banyak orang, bahkan terpaksa kehilangan teman-teman terbaiknya yang ia kenal sejak SMA. Ada rasa penyesalan, namun semua sudah terlambat untuk mengubahnya menjadi seperti dulu. Di akhir pledoinya pada bagian 9/9, ia menjelaskan tetap menerima sebutan "Gilang Bungkus" atas apa yang telah dilakukannya dulu dan meminta hakim untuk mengurangi masa tuntutannya.
Pesan Tersembunyi dan Pengakuan Teman Masa Kecil
Sebenarnya banyak pesan tersembunyi yang ingin Gilang sampaikan dalam pledoinya yang panjang itu. Maka teman masa kecilnya, Jun, yang sekarang dipercaya untuk memegang akses akun Instagramnya, menulis kembali apa pesan-pesan itu di caption masing-masing pledoi. Jun pun menjelaskan bagaimana pengalaman-pengalamannya bersama Gilang. Apalagi, ia mengenal Gilang sejak masih kecil bahkan ketika keduanya masih berada di dalam kandungan.
Saya rasa akan banyak kontroversi, pro dan kontra atas pledoi yang ia sampaikan ini jika memang melihat kasusnya yang dulu. Lagi pula, diterima atau tidaknya pledoi tersebut bukan lagi prioritasnya kini. Yang Gilang inginkan adalah memiliki wadah untuk menuangkan keluh kesahnya, serta membagi cerita ini pada orang-orang terlepas apa respons dari mereka.
Cerita teman masa kecilnya pun benar-benar mengungkap siapa sosok Gilang sebenarnya. Bagaimana dia, kesibukannya, teman-teman, dan hal-hal yang memang selama ini tidak dijelaskan media pada masyarakat. Sebenarnya cukup menarik. Saya yang sama sekali tak mengenal Gilang, kini sedikit banyak tahu sebenarnya seperti apa sosok yang sebenarnya di mata teman-teman terdekat.
Untuk Kompasianer yang ingin mengetahui secara detail dari apa pledoi yang Gilang buat ataupun ingin tahu bagaimana sebenarnya sosok dia di mata teman terdekat, silakan bisa langsung mampir ke Instagram yang bersangkutan. Memang panjang dan akan memakan waktu, namun menurut saya cukup menarik untuk dibaca.
***