Sulit juga pada awalnya menerima kenyataan pahit ini. Padahal sebelumnya saya sering berbagi kisah dengannya. Kini, tak ada lagi tempat untuk mencurahkan hati seperti dulu.
Tak apa, mungkin ini hanyalah separuh fase dalam kehidupan seseorang, termasuk saya. Patah hati juga melatih kita agar lebih kuat dan berhati-hati dalam memilih pasangan. Dan lagi, menjadi pengingat bahwa semakin besar rasa cinta kita pada seseorang, makan peluang untuk terluka pun akan semakin lebar. So, silakan jatuh cinta namun harus siap juga dengan risiko yang ada.
Oh ya, hubungan saya dan dia kini memang tak sedekat dulu. Tapi setidaknya kita masih menjaga komunikasi satu sama lain hingga sekarang. Juga, saya dan dia masih sama-sama sendiri sejak kejadian tempo hari itu. Dan bicara soal luka, sebenarnya belum sepenuhnya kering meskipun saya sudah ikhlas menerima keadaan. Mungkin ini hanya soal waktu saja untuk bisa menutupnya.
Baiklah, terima kasih untuk Kompasianer yang telah menyempatkan baca curhatan pemuda 25 tahun ini hehe. Akhir kata, sampai jumpa di tulisan selanjutnya!
M. Gilang Riyadi
Sumedang - 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H