Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Mangkujiwo", Sebuah Prekuel Kelam tentang Lahirnya Kuntilanak

31 Januari 2020   19:36 Diperbarui: 31 Januari 2020   23:58 13355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

Cerita mistis tentang Kuntilanak sudah ada sejak saya kecil yang selalu membuat diri sendiri ketakutan ketika mendengar ceritanya pada kala itu. Apalagi, Kuntilanak yang digambarkan sebagai perempuan berambut panjang dengan tawa khasnya sering mengincar anak kecil sebagai korban. 

Hal itulah yang membuat seseorang semakin takut jika harus berhadapan dengannya.

Di tahun 2006, cerita Kuntilanak diangkat ke dalam sebuah film garapan Rizal Mantovani. Film yang sukses pada tahunnya itu membuat cerita Kuntilanak tidak berhenti di sana saja, melainkan juga dibuat sekuelnya di tahun 2007 (Kuntilanak 2) dan tahun 2008 (Kuntilanak 3). 

Film yang diperankan oleh Julie Estelle ini berhasil menjadi film horor yang sukses pada masanya.

Sejak berakhirnya film Kuntilanak versi jadul ini, penonton masih dibuat penasaran karena akhir cerita di film Kuntilanak 3 terkesan menggantung. Lalu, di tahun 2018 masyarakat dibuat sedikit terkejut karena film Kuntilanak ditayangkan kembali dengan rumah produksi dan sutradara yang sama. Namun ternyata jalan ceritanya sudah berbeda dan (sepertinya) tidak berhubungan dengan versi jadul.

Film Kuntilanak versi baru dibuat hingga 2 seri yang tayang di tahun 2018 dan 2019 lalu. Di awal tahun 2020 ini, dibuatlah spin off-nya yang merupakan cerita dari asal-usul Kuntilanak. Diperankan oleh beberapa aktris dan aktor papan atas, film Mangkujiwo hadir di layar lebar sejak tanggal 30 Januari 2020.

Mangkujiwo memang sering disebut di setiap film Kuntilanak. Pada trilogi Kuntilanak jadul misalnya, Mangkujiwo merupakan sebuah perkumpulan sesat yang menggunakan Kuntilanak untuk keperluan pribadinya seperti bisnis dan lain-lain. 

Sedangkan orang yang bisa memanggil Kuntilanak hanyalah orang dari keturunan Mangkujiwo yang asli.

Pada Kuntilanak 2019 diceritakan bahwa Karmila adalah keturunan Mangkujiwo yang bisa mengendalikan Kuntilanak. Namun karena anaknya yang baru lahir harus dijadikan tumbal, maka diri sendirinya lah yang dikorbankan agar anaknya tetap bisa selamat.

Image by beepdo.com
Image by beepdo.com

Di film Mangkujiwo ini akan dijelaskan bagaiman asal-usul Kuntilanak lahir. Cerita dimulai dari seorang perempuan yang sengaja dipasung karena dianggap sedang mengandung anak setan di perutnya. 

Kanti, perempuan yang diperankan oleh Asmara Abigail ini akhirnya diambil oleh Brotoseno (Sujiwo Tejo), seseorang yang begitu dihormati di daerahnya.

Brotoseno tahu bahwa Kanti memiliki dendam pada Cokrokusumo (Roy Marten), laki-laki yang telah menghamilinya. Ia menjanjikan pada Kanti bahwa akan membalaskan dendamnya tersebut. Kanti dibawa ke sebuah rumah yang jauh dari keramaian. Kakinya tetap dipasung dan menjalani sebuah ritual dari Brotoseno.

Ritualnya sangat aneh dan sangat menjijikan, seperti harus memakan nasi yang sudah dicampur darah dan daging tikus yang masih segar. Di bagian ini penonton akan dibuat jijik karena melihat sesuatu yang ngeri termasuk soal darah hewan.

Sementara itu Karmila yang merupakan ibu kandung Dinda (pemeran Kuntilanak 2018 dan 2019) kembali hadir di film ini sebagai kolektor barang-barang antik yang memiliki nilai jual tinggi. Ia pun merupakan rekan bisnis yang sangat erat dengan Cokrokusumo. Karmila diceritakan sebagai tokoh antagonis yang menghalalkan segala cara untuk mencari keuntungannya.

Ingat cermin yang selalu ada di film Kuntilanak? Di film ini diceritakan bahwa cermin tersebut ternyata ada dua di mana yang satu disimpan oleh Brotoseno dan yang satu lagi dimiliki oleh Cokrokusumo. Nyai (Djenar Maesa Ayu) memiliki rencana untuk menggabungkan dua cermin itu. Namun konflik Brotoseno dan Cokrokusumo tidak memungkinkan keduanya bertemu untuk saling menyerahkan cermin.

Asmara Abigail yang memerankan Kanti begitu totalitas. Mulai dari make up, akting, bahkan hingga memakan cicak pun ia lakukan. Hal ini membuat suasana di dalam film semakin mencekam. 

Apalagi memang di cover film pun dilihatkan bahwa Asmara Abigail akan jadi Kuntilanak yang keluar dari sebuah cermin.

Tapi jangan berharap akan ada jumpscare dan hantu yang tiba-tiba muncul seperti film horor kebanyakan. Mangkujiwo lebih memfokuskan pada cerita inti yang begitu kelam. 

Nuansa Jawa pun begitu diperjelas di sini dimulai dari busana yang digunakan hingga percakapan antar satu pemain dengan pemain lain.

Tentu Kompasianer juga tidak asing dengan lagu Lengser Wengi yang dipercaya sebagai pemanggil Kuntilanak. Pada setiap film Kuntilanak pun lagu ini selalu ada dan jadi ciri khas tersendiri. Maka, di film Mangkujiwo akan diceritakan sedikit kenapa lagu Lengser Wengi dipakai untuk memanggil Kuntilanak.

Sejujurnya film ini sedikit membosankan karena lebih banyak percakapannya dibanding dengan nuansa horor. Jika dipikir-pikir klimaksnya pun hanya ada di 10 menit terakhir. itu pun eksekusinya tidak begitu maksimal. 

Yang sangat disayangkan selanjutnya adalah sosok Kuntilanaknya yang kurang seram, tidak seperti Kuntilanak di versi jadul yang sangat seram layaknya hantu. Selain itu Kuntilanak di film Mangkujiwo hanya muncul dengan durasi yang sangat singkat.


Bagi Anda yang memang menyukai film horor, film Mangkujiwo bisa dijadikan pilihan. Apalagi, jika Anda memang mengikuti jalan cerita serial Kuntilanak baik versi Julie Estelle ataupun versi yang baru.

Untuk ratingnya sendiri saya memberi nilai di angka 7/10 dengan beberapa pertimbangan di atas.

Akhir kata, sekian untuk ulasan kali ini. Sampai jumpa di ulasan film selanjutnya!

- M.  G I L A N G  R I Y A D I , 2 0 2 0 -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun