Pertama kali aku hadir dari dalam diri seseorang adalah ketika dia berusia 16 tahun. Namanya Ralin, perempuan polos dengan pesona yang tiada duanya. Suatu hari, seorang laki-laki datang dan menyatakan cinta.
Butuh waktu beberapa hari hingga Ralin akhirnya bisa menerima perasaan laki-laki itu. Lagipula Mario adalah laki-laki tampan yang aktif dalam ekskul basket. Ya meskipun secara akademik kemampuannya tidak sehebat Ralin.
Tiga bulan menjalin hubungan adalah masa terindah bagi Ralin. Setidaknya, itu yang pernah diceritakan Cinta padaku. Namun, semua berubah seketika saat Mario selingkuh. Pertama kali mengenal cinta, saat itu juga Ralin mengenalku.
Kenalkan, namaku Patah Hati. Aku hidup bersarang pada diri perempuan ini. Aku pernah hadir di hidupnya dalam beberapa waktu. Selain ketika ia berusia 16 tahun, aku pun ada saat ia baru lulus SMA. Kasusnya kali ini terdengar lebih sederhana. Ralin bosan, memutuskan hubungan sepihak, namun di satu sisi ia merasa sepi. Aku pun hanya hadir untuk beberapa saat saja, tidak terlalu lama seperti kejadian dua tahun lalu.
Beranjak mahasiswa, Ralin mengenal seorang laki-laki yang menurutnya tidak biasa. Namanya Vadi, mahasiswa Fakultas Teknik yang memiliki ciri khas dengan rambut gondrongnya. Mereka pertama kali mengenal satu sama lain ketika kegiatan ospek kampus berlangsung. Berawal dari satu kelompok yang sama, ternyata menjadikan pertemanan mereka terus berlanjut untuk beberapa bulan ke depan.
Aku dan Cinta yang saat itu masih terperangkap dalam diri Ralin berdiskusi sejenak.
"Ralin sudah lama tidak merasakan kehadiranku. Ini saatnya aku kembali pada hidupnya," kata Cinta cukup semangat.
"Jangan terburu-buru. Beri dia waktu sebentar lagi," jawabku.
"Semakin cepat harusnya semakin baik, bukan?"
"Tidak, Cinta. Aku ingin istirahat panjang dalam tubuhnya ini. Aku belum siap untuk kembali."
"Percaya padaku. Kali ini Ralin akan baik-baik saja."