Sebagian dari Kompasianer pasti tahu bahwa film Kuntilanak yang diperankan oleh Julie Estelle 13 tahun lalu menjadi salah satu film horor yang terkenang hingga saat ini. Dengan 3 film yang rilis tahun 2006, 2007 dan 2008, film Kuntilanak langsung hilang dari dunia perfilman. Padahal, akhir cerita Kuntilanak 3 (2008) masih menggantung dan membutuhkan penjelasan bahkan kelanjutan.
Tahun 2018 lalu kita pun dikejutkan dengan hadirnya remake film Kuntilanak. Masih dengan garapan Rizal Mantovani, film Kuntilanak dibuat ulang dengan kemasan yang lebih fresh. Tokoh utama digantikan oleh 5 anak kecil yaitu Dinda, Ambar, Kresna, Miko, dan Panji yang diteror oleh Kuntilanak.
Pada cerita pertamanya, Dinda berhasil mengalahkan Kuntilanak dengan wangsitnya. Teror cermin dan lagu "Lengser Wengi" pun masih terasa kental di film ini dan mengingatkan penonton pada film lawasnya.
Nah, di tahun 2019 ini ternyata film Kuntilanak dibuat sekuelnya dengan masih melibatkan anak-anak yang sama dan ditambah dengan 2 pemain baru, yaitu Julia (Susan Sameh) dan Edwin (Maxime Bouttier).
Hati-hati mengandung sedikit Spoiler!
Cerita kali ini difokuskan pada perjalanan Dinda yang mencari keberadaan ibu kandungnya. Saat itu, ada perempuan bernama Karmila yang mengaku sebagai ibu biologis dari Dinda. Awalnya, Donna sebagai penjaga panti asuhan masih mencurigai identitas Karmila. Namun dengan kemauan Dinda yang keras, akhirnya anak itu pergi ke tempat tinggal Karmila bersama empat anak lainnya serta didampingi oleh dua orang dewasa, Julia dan Edwin.
Tempat tinggal Karmila sangat jauh dari suasana kota. Ia tinggal di tengah hutan angker seorang diri tanpa ada tetangga seorang pun. Keberadaan Karmila ini mulai dicurigai oleh salah satu teman Dinda. Terlebih, sikap Karmila sangat aneh dan nampak tidak wajar.
Lima belas menit pertama alur dibuat pas tanpa terburu-buru atau bertele-tele. Ada sedikit jumpscare namun sosok "hantu" belum diperlihatkan jelas. Suasana mencekam mulai terasa saat memasuki rumah Karmila yang begitu klasik namun sepi. Jujur, interiornya sangat bagus. Seperti rumah-rumah di dalam hutan pada kebanyakan film.
Cerita terus berlanjut. Jumpscare hanya terlihat sedikit sampai pertengaham film. Beberapa penonton pun berteriak kencang karena kaget dan ketakutan (tapi tidak untuk saya, hehehe). Sosok Karmila pun mulai sedikit terungkap di sini. Suasana semakin mencekam namun alur jadi sedikit lebih lambat.