Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sekuel "Kuntilanak" Ternyata Tidak Semencekam Film Pertamanya

7 Juni 2019   10:48 Diperbarui: 7 Juni 2019   11:21 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: multivision plush

Sebagian dari Kompasianer pasti tahu bahwa film Kuntilanak yang diperankan oleh Julie Estelle 13 tahun lalu menjadi salah satu film horor yang terkenang hingga saat ini. Dengan 3 film yang rilis tahun 2006, 2007 dan 2008, film Kuntilanak langsung hilang dari dunia perfilman. Padahal, akhir cerita Kuntilanak 3 (2008) masih menggantung dan membutuhkan penjelasan bahkan kelanjutan.

Tahun 2018 lalu kita pun dikejutkan dengan hadirnya remake film Kuntilanak. Masih dengan garapan Rizal Mantovani, film Kuntilanak dibuat ulang dengan kemasan yang lebih fresh. Tokoh utama digantikan oleh 5 anak kecil yaitu Dinda, Ambar, Kresna, Miko, dan Panji yang diteror oleh Kuntilanak.

Pada cerita pertamanya, Dinda berhasil mengalahkan Kuntilanak dengan wangsitnya. Teror cermin dan lagu "Lengser Wengi" pun masih terasa kental di film ini dan mengingatkan penonton pada film lawasnya.

Nah, di tahun 2019 ini ternyata film Kuntilanak dibuat sekuelnya dengan masih melibatkan anak-anak yang sama dan ditambah dengan 2 pemain baru, yaitu Julia (Susan Sameh) dan Edwin (Maxime Bouttier).

Hati-hati mengandung sedikit Spoiler!

Cerita kali ini difokuskan pada perjalanan Dinda yang mencari keberadaan ibu kandungnya. Saat itu, ada perempuan bernama Karmila yang mengaku sebagai ibu biologis dari Dinda. Awalnya, Donna sebagai penjaga panti asuhan masih mencurigai identitas Karmila. Namun dengan kemauan Dinda yang keras, akhirnya anak itu pergi ke tempat tinggal Karmila bersama empat anak lainnya serta didampingi oleh dua orang dewasa, Julia dan Edwin.

Tempat tinggal Karmila sangat jauh dari suasana kota. Ia tinggal di tengah hutan angker seorang diri tanpa ada tetangga seorang pun. Keberadaan Karmila ini mulai dicurigai oleh salah satu teman Dinda. Terlebih, sikap Karmila sangat aneh dan nampak tidak wajar.

Lima belas menit pertama alur dibuat pas tanpa terburu-buru atau bertele-tele. Ada sedikit jumpscare namun sosok "hantu" belum diperlihatkan jelas. Suasana mencekam mulai terasa saat memasuki rumah Karmila yang begitu klasik namun sepi. Jujur, interiornya sangat bagus. Seperti rumah-rumah di dalam hutan pada kebanyakan film.

Cerita terus berlanjut. Jumpscare hanya terlihat sedikit sampai pertengaham film. Beberapa penonton pun berteriak kencang karena kaget dan ketakutan (tapi tidak untuk saya, hehehe). Sosok Karmila pun mulai sedikit terungkap di sini. Suasana semakin mencekam namun alur jadi sedikit lebih lambat.

image by movieden
image by movieden
Pada seperempat terakhir film menjadi bagian klimaks di mana semua rahasia terbongkar. Kuntilanak mulai menampakkan sosok dirinya yang tinggi, menyeramkan, serta membawa teror. Beberapa tokoh utama pun menjadi korban. Pada bagian klimaks seperti ini memang cukup seram. Tapi sekali lagi, masih belum cukup untuk membuat saya ketakutan.

Teror yang dibawa Kuntilanak membawa suasana khas layaknya film horor kebanyakan. Seperti lampu yang tiba-tiba mati, orang yang terbanting, ataupun sekadar suara mengagetkan.

Awalnya saya berpikir dengan kemasan baru untuk film Kuntilanak, film keduanya ini akan lebih seram dari yang pertama. Namun ternyata film Kuntilanak 2 tidak sesuai dengan ekpektasi saya. Memang, ada beberapa adegan yang seram dan membuat saya kaget. Tapi itu masih belum bisa menandingi kisah mencekam dari film Kuntilanak pertama.

Film Kuntilanak tahun 2018 dibuat dengan sangat epik. Jumpscare tidak terlalu banyak namun selalu bikin kaget.  Sosok Kuntilanak pun dibuat sangat menyeramkan dengan klimaks yang bikin penonton tegang. Untuk Kuntilanak 2 ini, klimaks terasa kurang greget karena alur di akhir terkesan dibuat berputar-putar.  Kuntilanak memang tetap seram, namun feel-nya begitu berbeda dari film sebelumnya.

Hal lain yang membuat film Kuntilanak 2 terasa kurang bagai sayur kurang garam adalah tidak adanya lagu "Lengser Wengi". Padahal kan lagu ini begitu khas di trilogi Kuntilanak Julie Estelle. Memang sih pada film pertamanya, lagu Lengser Wengi hanya dinyanyikan satu atau dua kali saja.

Meski begitu, akting para pemain sangat patut diacungi jempol. Mulai dari kelima anak kecil yang kadang nyebelin hingga membuat gemas, hingga akting Susan Sameh dan Maxime Bouttier yang bisa memainkan peran di segala situasi. Oh iya, akting Karina Suwandhi sebagai Karmila pun keren habis. Ia berhasil memerankan sosok ibu-ibu misterius dengan sangat baik.

Film ini masih saya rekomendasikan kok untuk Anda yang berencana menonton bioskop di libur lebaran ini bersama teman, pasangan atau keluarga. Saya sarankan sih untuk menonton Kuntilanak 2 ini lebih baik tidak membawa anak kecil agar nanti tidak rewel atau malah nangis di tengah-tengah film.

Untuk nilainya sendiri saya memberi nilai 7/10 dengan beberapa pertimbangan di atas. Tentu, untuk para pembaca yang sudah ataupun akan menonton film ini akan memiliki pandangan dan nilai yang berbeda dari tulisan saya.

Lalu, apakah tahun depan film Kuntilanak 3 akan diproduksi? Kita lihat saya nanti ya hehehe.

Akhir kata, sekian dulu ulasan film kali ini. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-Gilang Riyadi, 2019-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun