Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sistem Parkir Elektronik, Memudahkan atau Merepotkan?

16 Desember 2018   19:09 Diperbarui: 16 Desember 2018   19:12 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by merdeka.com

Hari Sabtu kemarin saya berkunjung ke salah satu mal kota Bandung. Sengaja datang ke sana karena akan menonton film Aquaman di studio 4DX. Memang, sudah lama juga rasanya tidak berkunjung ke mal tersebut. Terakhir sekitar bulan April lalu saat hari pertama penayangan film Avengers: Infinity War.

Saat masuk ke parkiran (motor), sedikit kaget karena tertulis "Siapkan Tiket Parkir dan E-Money Anda" dan "Pastikan Saldo E-Money Cukup". Lalu saat mengambil tiket parkir pun ada pilihan lain yaitu dengan menempelkan kartu E-Money. Saya jadi teringat beberapa waktu lalu memang sempat mendengar isu bahwa mal ini sudah tidak lagi menggunakan sistem uang tunai.

Singkat cerita setelah selesai menonton film dan hendak pulang, otomatis saya harus memegang E-Money apalagi mengingat bahwa saya memang tidak memilikinya. Setelah bertanya pada beberapa teman yang sering main ke sini, mereka menyarankan untuk membeli kartu E-Money di mesin yang sudah disediakan di beberapa titik mal tersebut.

Mesin tersebut hampir menyerupai mesin ATM dengan fasilitas layar sentuh. Saya pikir menggunakannya sulit, ternyata sangat mudah. Cukup dengan memilih antara membeli kartu atau top up, pengguna akan diarahkan untuk memasukan uang yang letaknya sudah disediakan (ya kurang lebih seperti setor tunai atm, hanya saja memasukan uangnya harus per lembar).

Jika hendak membeli baru, kartu keluar dan siap digunakan (dengan saldo awal 0). Sedangkan jika hendak top up, cukup taruh kartu di tempat yang disediakan, lalu saldo akan bertambah otomatis. Tidak lupa juga mesin tersebut akan mengeluarkan bukti transaksi. Jadi kita bisa melihat lebih detail atas pembayaran yang barusan dilakukan.

Setelah membeli kartu baru dan mengisi saldo (setidaknya cukup untuk bayar parkir), saya menuju parkiran untuk keluar membawa kendaraan. Saat di loket terjadi antrian yang cukup panjang. Saya sempat mengintip sedikit ke depan ternyata antrian disebabkan oleh pengendara yang membayar bukan dengan uang pas, sehingga petugas di sana harus menyiapkan kembaliannya dulu.

Ternyata, di sana memang masih bisa menerima pembayaran tunai, lho. Tahu gitu ngapain saya beli kartu E-Money, ya? Tapi sudah terlanjur juga. Tidak perlu dipikirkan lebih jauh. Bahkan saya tidak perlu menunggu lama karena hanya perlu menyentuhkan kartu dan saldo otomatis terpotong. Dengan begini bahkan bisa menghemat waktu karena petugas tidak perlu lagi menerima uang ataupun menyiapkan kembalian.

Yang jadi pertanyaannya sekarang adalah: Apakah hal ini memudahkan atau justru merepotkan?

Sama seperti tol yang dulu menerapkan sistem tunai dan elektronik, namun kali ini disamaratakan dengan sistem elektronik. Sehingga mau tak mau pengguna tol diharuskan memiliki kartu elektronik (yang tentu harus diisi secara berkala) untuk dijadikan sebagai alat pembayaran.

Awalnya tentu banyak pro dan kontra. Ada yang beranggapan ini adalah sebuah hal yang tidak perlu karena tidak semua orang setiap hari melewati tol. Ada pula yang menganggap bahwa kebijakan ini bisa meminimalisir kepadatan kendaraan di gerbang tol. Mengingat tentu tidak sedikit yang membayar tol dengan uang pecahan besar sehingga membutuhkan waktu lebih untuk menyiapkan kembalian.

Kali ini kita akan membahas soal parkir. Awalnya pun sama, saya merasa tidak perlu sampai harus punya kartu elektronik segala. Apalagi saya jarang mal tersebut. Tempat parkir yang menggunakan sistem ini pun rasanya belum banyak di Bandung. Jadi takut tidak terpakai juga.

Tapi setelah dipikir-pikir ternyata jika sudah memiliki kartunya ternyata jadi lebih simpel. Hal pertama adalah bisa meminimalisasi antrean kendaraan, apalagi ketika weekend seperti kemarin yang penuhnya luar biasa. Jika sebagian besar pengguna sudah memiliki kartu elektronik, proses untuk keluar tempat parkir pun akan lebih cepat.

Selain itu jika melihat contoh dari e-toll sendiri yang pada akhirnya diberlakukan menyeluruh, tidak menutup kemungkinan bahwa parkir elektronik ini pun akan dilakukan hal yang sama, bahkan untuk semua tempat yang menyediakan jasa parkir seperti pusat perbelanjaan. Yang diperlukan hanyalah waktu dan fasilitas yang memadai, serta pemberian informasi bagi pengguna parkir agar tidak kaget saat kebijakan ini diberlakukan.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahkan cara mendapatkannya mudah sekalipun orang tersebut sama sekali belum memiliki kartu elektronik. Tidak apa-apa jika harus repot di awal, asalkan ke depannya bisa lebih mudah dan praktis. Kita pun tidak perlu repot-repot lagi harus menyiapkan uang ataupun menunggu kembalian karena seluruhya sudah ada dalam satu kartu.

Kalau Kompasianer sendiri bagaimana? Ada yang punya pengalaman sama? Share di sini juga, yuk! ;)

-Gilang Riyadi, 2018-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun