Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Melihat Masa Depan Indonesia dari Kasus Meninggalnya Suporter Persija

25 September 2018   06:25 Diperbarui: 26 September 2018   12:48 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by indosport.com

Ada juga kasus beberapa tahun lalu yang ketika seorang pelaku begal tertangkap oleh masyarakat. Sayangnya, pelaku begal justru tewas dibakar hidup-hidup.

Oh, atau bagaimana dengan kejadian saat ada penggerebekan pasangan mesum tempo hari lalu? Pasangan tersebut pada akhirnya diarak keliling kampung dengan tanpa pakaian. Sang ketua daerah setempat (saya lupa RT atau RW) ditangkap oleh pihak kepolisian karena dianggap sebagai provokator.

See, dari sebagian kasus kecil di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa masyarakat Indonesia itu mudah terpancing emosi. Mereka belum tahu apa yang sedang terjadi itu benar atau salah. Ketika orang-orang heboh melakukan sesuatu, mereka justru menganggapnya benar tanpa berpikir lebih panjang. Yang penting ikutan, pasti dikatakan pahlawan.

Kedua, masyarakat Indonesia pun tidak bisa menerima perbedaan. Kasus Haringga menjadi salah satu contoh yang mencolok. Entah seperti apa sejarah yang dituliskan oleh supporter Persib dan Persija. Yang jelas, dendam keduanya akan terus turun temurun ke keluarga serta kerabat. Bahkan jika bertemu dengan orang lain asal daerah Bandung/Jakarta yang bahkan bukan supporter masing-masing lawan bisa juga dijadikan korban tak bersalah.

Bisa bayangkan apa yang akan terjadi dengan Indonesia di masa depan jika kasus seperti ini masih sering terjadi?

Tidak ada yang menjamin bahwa di masa depan kejadian seperti Haringga tidak akan terjadi lagi. Jika terus dibiarkan seperti ini, dendam antar supporter atupun kubu lain yang sama kasusnya, akan terus mengalir lebih deras di diri masing-masing individu. Dendam akan turun-temurun hingga ke keturunannya. Membentuk dendam baru seakan apa yang dibelanya adalah yang paling benar. Menyimpan dendam ini bukan lagi sesuatu yang salah. Statement nyawa dibayar nyawa akan jadi alasan kuat kenapa kekerasan terus terjadi di negara ini.

Main hakim sendiri pun seolah menjadi hal biasa yang dilakukan oleh masyarakat. Jika ada sedikit hal kecil yang dianggap salah, justru masalah tersebut akan dibuat lebih besar layaknya percikan api disiram oleh minyak tanah.

Perdebatan memang sesuatu yang wajar. Namun sikap egois yang tidak menghargai perbedaan akan menjadi racun antar pihak yang memiliki pandangan tidak sama. Ketika rasa egois ini sudah terlanjur menggerogoti tubuh, segala sesuatu akan dilakukan demi memenangkan ego, termasuk dengan cara yang kotor.

Mungkin hal tersebut tidak hanya terjadi di masa depan, namun juga sudah terasa di masa sekarang. Jika dibiarakan terus-menerus, masyarakat Indonesia bisa benar-benar terpecah belah dari segala aspek. Entah itu politik lah, sepak bola, hukum, atau yang lain. Ya, meskipun saya pun percaya bahwa masih ada juga beberapa masyarakat cerdas yang tidak termasuk dalam golongan ini.

Dengan maraknya kasus main hakim sendiri yang memakan korban tak bersalah, membuat sebagian masyarakat Indonesia harus diberikan pelajaran tentang saling menghargai antar sesama. Di sini pentingnya keluarga sebagai perantara pertama yang akan membentuk kepribadian seseorang sejak dini. Selain keluarga, tentunya peran lingkungan ikut berperan penting. Dengan siapa kita berteman, dengan siapa kita bergaul. Jika memang kita berada di lingkungan baik, kemungkinan besar pribadi kita pun akan terbentuk baik.

Lembaga pendidikan seperti sekolah pun secara langsung diharapkan bisa memberikan pelajaran khusus tentang saling menghargai antar sesama sejak dini. Di mana jika hal-hal ini mulai diterapkan pada usia muda, maka akan bisa membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik.

Nah, itulah tulisan yang bisa saya sampaikan kali ini. Pendapat saya di atas bisa saja ada yang setuju dan tidak setuju. Namun di luar itu semua, tetaplah jadi pribadi yang selalu berpikir positif serta menghargai sesama manusia. Karena dengan menghargai orang terlebih dulu akan membuat orang tersebut pun menghargai kita.

Akhir kata, sampai jumpa di tulisan selanjutnya! :)

-Gilang Riyadi, 2018-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun