Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Jailangkung vs Kuntilanak, Lebih Seru Mana?

21 Juni 2018   22:42 Diperbarui: 22 Juni 2018   15:57 5028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari sebelumnya saya sempat membuat tulisan tentang 7 Film Rekomendasi untuk Libur Lebaran. Dua di antaranya adalah film horor. Yang pertama adalah Kuntilanak yang merupakan remake dari film berjudul sama yang sudah rilis pada tahun 2006. Satu lagi adalah Jailangkung 2 yang menjadi sekuel dari film sebelumnya di tahun 2017. Oleh karena itu, tokoh utamanya masih diperankan pemain lama.

Saya menyempatkan untuk nonton keduanya. Film Kuntilanak pada hari Sabtu, 16 Juni 2018 dan film Jailangkung 2 pada hari Senin, 18 Juni 2018. Karena sudah nonton dua film horor lokal ini, maka saya pun bisa membuat perbandingan antara kelebihan dan kekurangan dari masing-masing film. 

Sejujurnya saya juga bukan kritikus film handal, hanya seorang bloger yang kebetulan suka nonton film. Jadi ya sering bikin ulasan juga.

Cerita Sebelumnya

Dua film ini sama-sama remake dari film jadul, yang mana Kuntilanak sempat diproduksi tahun 2006, disutradari oleh Rizal Mantovani dan Jailangkung (Jelangkung) dibuat pada tahun 2001 dengan sutradara Rizal Mantovani dan Jose Poernomo. Sama-sama bertemakan horor, kedua film ini menjadi film yang laris pada masanya.

Kuntilanak menceritakan tentang seorang perempuan muda bernama Samantha (diperankan oleh Julie Estelle) yang memiliki sebuah wangsit. Ketika ia menyanyikan lagu Lengser Wengi di hadapan seseorang, maka orang itu akan mati dibunuh oleh Kuntilanak. Film ini punya ciri khas sebuah cermin antik, yang mana menjadi tempat keluar-masuknya Kuntilanak. Karena kesuksesannya, film ini dibuat kelanjutannya di dua tahun selanjutnya secara berturut-turut (Kuntilanak 2 dan Kuntilanak 3).

Sedangkan Jelangkung memiliki ciri khas dengan boneka kayu yang digunakan untuk memanggil arwah. Pada versi jadulnya, diceritakan sekumpulan anak muda yang secara tak sengaja melakukan ritual pemanggilan arwah melalui perantara Jelangkung ini. Dan sejak itu, banyak kejadian tak terduga meneror mereka. Saya sendiri hampir lupa bagaimana ceritanya karena waktu itu usianya masih terlalu kecil.

Lahirnya Kembali Dua Film Fenomenal

Masih disutradarai oleh orang yang sama, Jailangkung diproduksi duluan tahun lalu dengan kemasan yang baru. Diperankan oleh artis papan atas seperti Jeffry Nichol, Amanda Rawles dan Lukman Sardi, film ini berhasil menembus hingga lebih dari 2 juta penonton dan menjadi film horor terlaris kedua pada tahun tersebut setelah Danur.

Jalan ceritanya pun dibuat dari 0 lagi, yang mana merupakan cerita baru tanpa menyinggung film sebelumnya. Intinya tetap saja, ada tokoh yang melakukan ritual pemanggilan arwah menggunakan boneka Jailangkung. Garis besarnya menceritakan tentang Bella yang meminta tolong kepada Rama untuk membantu ayahnya yang sedang koma. Karena Bella yakin bahwa ayahnya tidak hanya sekedar koma, melainkan karena ada sesuatu mistis yang menganggunya.

Waktu itu saya tidak sempat menonton film ini di bioskop, jadi hanya menikmati dari televisi saat salah satu stasiun swasta menayangkannya. Namun, ketika menontonnya, saya merasa filmnya terlalu biasa dan tidak sesuai ekspektasi. Mungkin bisa jadi juga karena nontonnya di tv, bukan layar lebar.

Nah pada film keduanya masih menceritakan kehidupan Bella setelah ayahnya tersadar dari koma. Kali ini cerita difokuskan pada Angel (kakak Bella) yang dirasuki oleh makhluk halus hingga memiliki anak secara tidak wajar. Di satu sisi adik Bella, Tasya, justru malah memainkan ritual yang harusnya tidak boleh dilakukan demi bisa bertemu ibunya yang sudah tiada.

Lain dengan Jailangkung yang sudah memiliki 2 seri film, Kuntilanak baru diproduksi di tahun ini dengan sutradara yang sama, yaitu Rizal Mantovani. Jika pada tahun 2006, tokoh utama difokuskan pada Samantha yang merupakan orang dewasa, kali tokoh utamanya justru 5 orang anak kecil yaitu Dinda, Ambar, Miko, Kresna dan Panji. Sekilas seperti film IT yang mana anak kecillah yang akan melawan hantunya.

Kelima anak ini sebenarnya adalah anak angkat dari seorang wanita tua. Suatu hari ibu angkat mereka pergi untuk sementara waktu, sehingga datanglah Lidya sebagai orang dewasa yang dipercaya untuk mengasuh kelima anak tersebut.

Dari segi cerita jelas memang berbeda karena film Kuntilanak ini dikemas dengan sangat baru namun tidak juga menghilangkan ciri khas dari film lamanya. Contohnya saja ada cermin antik, wangsit dan lagu lengser wengi yang masih dipertahankan.

Analisis Film (WARNING SPOILER!)

Jailangkung

Saya tidak menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi untuk film Jailangkung 2 karena ketika nonton film pertamanya tidak begitu berkesan. Tapi saya cukup optimis saja. Ini kan sekuel, masa iya tidak dibuat secara maksimal?

Nah pada prolog film diceritakan kilas balik kejadian tahun 1947 di daerah Sumatera. Pada saat itu sebuah kapal tenggelam tanpa menyisakan satu awak pun, alias semua mati. Jelas, ada kejadian mistis di sini yang mana menjadi awal misteri untuk cerita film. Hantunya pun muncul sekilas dengan jumpscare yang sebenarnya tidak membuat kaget.

Oke, lanjut. Cerita Jailangkung tahun lalu dan sekarang masih berhubungan (pemainnya pun masih pemain lama). Diceritakan bahwa Angel (Kakak Bella) melahirkan seorang anak secara tidak wajar. Bahkan kondisi Angel pun jadi aneh yang tidak bisa berkomunikasi secara normal. Hal ini membuat Bella khawatir dan meminta bantuan Rama.

Rama dan Bella mencurigai adanya makhluk bernama Matianak yang tengah menghantui mereka. Maka, dimulailah petualangan mereka untuk menghentikan kutukan dari Matianak. Ada juga Bram, salah satu mahasiswa di kampus mereka yang mengetahui asal-usul Matianak. Ia pun membantu Rama dan Bella.

Oke, ini film horor. Hantunya pun menurut saya cukup seram. Hanya saja yang sangat saya sayangkan adalah jumpscare-nya yang kurang terasa. Sudah ketebak ketika ada satu adegan, pasti akan ada hantu yang muncul.

image by BookMyShow
image by BookMyShow
Catatan kedua untuk film ini adalah ceritanya yang kurang logis. Ada beberapa adegan yang menurut saya tidak masuk akal. Contohnya adalah ketika Rama hendak mencari Bella di minimarket pom bensin (karena saat itu Bella terjebak di sana). Rama masuk ke suatu ruangan, lalu tiba-tiba muncul di tempat perbelanjaan yang sudah tak terpakai. Ada eskalatornya pula. Apa iya di pom bensin sampai ada tempat yang seperti itu? (Kalau masih bingung, coba nonton).

Penempatan judul Jailangkung 2 pun dirasa kurang pas menurut saya, karena secara garis besar ceritanya difokuskan untuk mencari cara menghilangkan kutukan Matianak. 

Cerita Jailangkung sendiri hanya terjadi pada Tasya yang masuk ke dunia arwah karena memainkan boneka Jailangkung. Di situlah ayahnya menolong dia dengan bantuan seseorang. Dan pada bagian ini, cerita Jailangkung tidak lagi jadi misteri utama. Bisa saja judulnya ditambah seperti "Jailangkung 2: The Story about Matianak" atau "Matianak: Story after Jailangkung". Tapi itu semua sebenarnya terserah dari pihak produksi sendiri. Mungkin judul Jailangkung 2 sudah jadi yang terbaik.

Meski begitu, dari segi keseluruhan cerita sebenarnya sudah bagus dan menarik, hanya pengemasannya saja yang kurang sempurna. Pada bagian ending pun dibuat unpredictable yang di luar dugaan penonton. 

Jika dari bagian alur dan logika cerita diperhalus sedikit saja, maka film akan lebih menarik. Untuk horornya pun (menurut saya yang  jarang takut ketika nonton) masih terlalu biasa dan belum bisa bikin saya sampai kaget banget. Tapi beberapa dari penonton ada juga kok yang teriak dan menutup mata karena ketakutan.

Kuntilanak

Lain dengan Jailangkung yang menurut saya masih banyak kekurangan, film Kuntilanak malah bisa membuat saya terkesan. Padahal awalnya saya tidak menaruh harapan besar pada film ini karena merasa yakin bahwa trilogi film jadulnya tidak akan terkalahkan. Eh, ternyata saya salah.

Meski diulang lagi dari awal, ternyata kemasan untuk film Kuntilanak benar-benar fresh dalam artian dikemas dengan sangat baik. Di prolog film misalnya, meski hantu hanya muncul sekilas, namun jumpsacre nya benar-benar dibuat mantap hingga sebagian besar penonton ketakutan. Di adegan-adegan selanjutnya pun jumpscare-nya tidak kalah menakutkan meski si hantu belum muncul.

Di film terbarunya ini, selain menghadirkan tema horor, aka nada juga beberapa adegan lucu yang membuat penonton tertawa. Apalagi ketika melihat kelima anak ini yang sangat polos dan menggemaskan. Rasanya bikin geregetan.

image by brilio.net
image by brilio.net
Sosok Kuntilanak yang diperankan masih standar hantu Asia dengan rambut panjang dan kuku panjang. Bahkan menurut saya, hantu di film Jailangkung sebenarnya ada yang lebih seram. Hanya saja film Kuntilanak pengemasannya dibuat dengan sangat baik. Jadi meski si hantu belum keluar, penonton sudah bersiap-siap menutup mata. Jika dibandingkan dengan film Jailangkung, respon penonton lebih takut ketika nonton Kuntilanak. Suara orang yang teriak benar-benar mengisi seluruh isi studio.

Dari segi alur pun dibuat dengan epic tanpa diburu-buru ataupun dibuat bertele-tele. Hal ini bisa langsung dimengerti oleh penonton tanpa perlu berpikir keras untuk mengetahui bagaimana jalan ceritanya.

Jadi, Mana yang Unggul?

Dalam aspek apapun, tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika kedua film ini dibandingkan (menurut saya), film Kuntilanak lebih unggul dibanding film Jailangkung dari berbagai aspek seperti alur, latar, logika cerita, hingga tingkat jumpscare. 

Untuk nilainya pun saya berani memberi 8.0/10 untuk Kuntilanak. Namun untuk Jailangkung 2 saya hanya bisa memberi 5.5/10.

Penilaian ini hanya berdasarkan penilaian pribadi ya. Jadi jika pembaca setuju, maka pikiran kita sama. Namun jika tidak, itu bukan masalah karena setiap orang berhak membuat spekulasi sendiri.

Oh iya, apakah Kompasianer sudah menonton kedua film ini? Bagaimana komentarnya?

-Gilang Riyadi, 2018-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun