Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pengalaman Gagal SBMPTN 4 Tahun Lalu; Jangan Patah Semangat!

15 Juni 2017   04:15 Diperbarui: 15 Juni 2018   22:23 4091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Baru Lulus SMA? Wajib Baca]

Tanggal 13 Juni 2017 mungkin menjadi salah satu momen tak terlupakan untuk kalian, para siswa SMA yang sudah lulus dan berjuang untuk mendapatkan salah satu kursi PTN terbaik di Indonesia. SBMPTN menjadi pilihan kedua untuk lulusan SMA yang kemarin belum berhasil tembus PTN melalui jalur SNMPTN. Memang, melalui tes ini pesaingnya akan lebih banyak karena akan ada juga lulusan tahun sebelumnya yang ikut bersaing mendapatkan nilai terbaik.

Soal di SBMPTN memanglah tidak mudah. Rasanya berkali-kali lipat lebih sulit dari soal Ujian Nasional (Saya sendiri juga mengalami ikut tes ini). Banyak orang tua mendaftarkan anaknya ke bimbel terbaik agar anaknya itu bisa berhasil tembus ke bangku PTN.

Namun, kenyataan terkadang tidak sesuai dengan harapan. Semua usaha yang telah dilakukan (mulai dari bimbel, belajar keras, begadang, berdoa) ternyata belum membuahkan hasil yang manis. Pada akhirnya ketika melihat pengumuman hasil SBMPTN, terdapat tulisan "Maaf, Anda Belum Lolos". Tahu bagaimana rasanya? Ternyata cukup menyakitkan dibandingkan patah hati *ups.

Pengalaman Pribadi Tidak Lolos SBMPTN

Ya, saya mengalami kok bagaimana rasanya jadi kalian. Dulu saya tidak diterima SNMPTN, begitu pula SBMPTN. Sempat ada rasa putus asa. Bingung harus bagaimana mencari tempat kuliah. Kalau mau ambil swasta, biayanya mahal. Entahlah, saat itu suasana memang sangat kacau.

Lalu, suatu hari ayah saya bertanya, "Kamu nggak daftar POLBAN (Politeknik Negeri Bandung)?"

Jawaban saya saat itu "Tidak" karena saat PMDK di kampus yang bersangkutan, saya juga tidak diterima. Jadi kesannya "Ngapain sih ikutan lagi?". Kemudian ayah memaksa saya untuk ikut tes itu. Dengan setengah hati akhirnya saya daftar online (bahkan saat itu hari terakhir pendaftaran). Tak berselang lama, waktu tes pun tiba. Tidak ada persiapan khusus. Saya menjalani tes sesuai dengan kemampuan saya.

Ketika hasil tes diumumkan, saya tidak langsung mengeceknya. Justru saat itu temanlah yang memberi tahu saya lewat pesan singkat. "Selamat ya Gil diterima di sana." Well, ada perasaan tenang sebenarnya. Minimal saya sudah punya cadangan untuk kuliah nanti, di negeri pula (meski negeri di politeknik, bukan universitas/institut).

Itu cerita kecil saya ketika perjalanan mencari tempat kuliah. Kalian tahu, saya belum sepenuhnya bersyukur saat itu. Saya masih kecewa kenapa tidak diterima di PTN yang saya inginkan, bahkan di jurusan yang 'sedikit' berbeda (Dulu mau ambil Seni Rupa/Pendidikan Akuntansi, dan sekarang kuliah di Akuntansi Manajemen Pemerintahan).

Terapkan Prinsip Bersyukur

Ketika lambat laun menjalani proses sebagai mahasiswa di jurusan dan kampus saya saat ini, justru banyak hal yang saya syukuri. Mulai dari biaya kuliah yang lebih terjangkau, jarak dari rumah yang lebih dekat, teman-teman yang menyenangkan, dan masih banyak lagi.

Dari situ saya berpikir, bahwa rejeki seseorang sudah diatur oleh Tuhan dengan porsi masing-masing yang adil. Ketika tidak berhasil mencapai satu tujuan tertentu, percayalah bahwa rencana-Nya jauh lebih baik untuk masa depan kita. Asalkan kita tetap mau berusaha dan berdoa untuk dapat hasil yang maksimal.

Memang, ketika diterima di perguruan tinggi melalui SNMPTN/SBMPTN ada rasa kepuasaan spesial dalam diri masing-masing. Tapi ingatlah, bahwa mahasiswa tetaplah mahasiswa. Kita sama-sama belajar untuk mendapatkan gelar, berorganisasi, mengabdi pada masyarakat, cari jodoh (mungkin), dan yang lain. Oleh karena itu, jangan langsung minder jika belum berhasil tembus PTN ataupun dapat perguruan tinggi di swasta. Bersyukurlah bahwa kalian masih diberi kesempatan kuliah.

image by maisrul.com
image by maisrul.com
Dulu ketika saya bekerja part time (baca di sini), teman-teman di lingkungan kerja saya rata-rata hanya lulusan SMA. Mereka sering berkata kepada saya,

"Wah Gilang hebat ya kuliah sambil kerja"

"Gilang sebentar lagi sarjana dong?"

"Duh, kayaknya enak ya jadi mahasiswa."

"Aku sebenernya pingin kuliah, tapi nggak ada biaya."

Itu adalah salah satu alasan kenapa saya sangat BERSYUKUR dangan apa yang saya punya saat ini. Ternyata di luar sana ketika kalian mengeluh dan tidak menerima kenyataan karena tidak diterima PTN, ada orang-orang yang sangaaatt menginginkan posisi kalian untuk kuliah.

Tetap Berusaha Karena Perjalanan Masih Panjang

Maka dengan hasil kemarin yang tidak memuaskan untuk kalian, terimalah dengan lapang dada. Tenangkan diri dulu menerima kenyataan. Selanjutnya, buat rencana ke depan untuk masalah kuliah, seperti:

1. Ketahui dalam diri sendiri ingin masuk ke jurusan apa. Jangan sampai salah jurusan.

2. Cari tempat kuliah yang memang cocok (Mulai dari jarak dari tempat tinggal hingga biaya kuliah per-semesternya).

3. Buat target apa yang akan dicapai untuk semester awal hingga seterusnya.

4. Siapkan diri untuk berorganisasi.

5. Mulai cari beasiswa.

Ingat, usiamu masih muda. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan lebih produktif dan bermanfaat selain menyesali apa yang telah terjadi.

Perjuangan Ketika Lulus Kuliah Lebih Keras Lagi

Lulus kuliah, terus ngapain? Kebanyakan pasti cari kerja dong? Cari kerja ketika lulus kuliah bisa saja disamakan dengan kalian yang lulus SMA dan sedang mencari PTN. Iya, sama-sama sulit. Kalian akan menghadapi yang namanya Job Fair, apply ke sana sini berharap ada panggilan dari perusahaan yang diinginkan. Kemudian ikut tes dan wawancara, lalu ternyata tidak lolos. Pada akhirnya, kita akan mengalami hal-hal semacam ini lagi.

image by: luckysputra.blogspot.com
image by: luckysputra.blogspot.com
Maka, hidup kamu tidak akan hancur begitu saja hanya karena tidak diterima SBMPTN. Sekali lagi ingatlah, jalan masih panjang. Kesempatan menjadi sukses dan membanggakan orang tua begitu lebar di sana. Usaha dan doa tidak akan mengkhianati hasil kok.

...

Nah, jadi bagaimana? Semoga untuk kamu, yang baru lulus SMA tentunya, jangan patah semangat untuk menggapai cita-cita. Apa yang kalian dapatkan saat ini berarti sudah yang terbaik sekalipun itu bukan yang kalian harapkan sepenuhnya. Jangan lupa juga terapkan prinsip bersyukur :)

[Catatan Kecil Tanggal 15 Juni 2017 -- Gilang Riyadi, yang sedang bertempur dengan Tugas Akhir]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun