Untuk Anda kompasianer yang seorang movie holic, pasti tidak asing lagi dengan ikon film horor Annabelle yang beberapa tahun ke belakang sempat menghebohkan masyarakat dunia karena parasnya yang begitu cantik. Annabelle sendiri pertama kali muncul dalam film The Conjuring (2013). Kesuksesan film tersebut membuat sosok boneka itu dimunculkan kembali dalam prekuelnya berjudul Annabelle di tahun 2014. Bahkan, film Annabelle 2 direncanakan akan tayang tahun depan. Teaser trailernya pun sudah dapat ditonton di youtube.
Nah, sepertinya Indonesia pun tidak mau kalah untuk membuat sosok boneka horor untuk dijadikan film seperti Annaballe. Maka, film The Doll menjadi jawabannya. Menjadikan sebuah boneka sebagai pemeran hantu utama, membuat film ini sempat dikatakan sebagai plagiatdari sosok Annaballe.
Hal ini bermula pada bulan Agustus lalu saya membaca sebuah artikel dari Line Today yang juga membahas tentang film The Doll lengkap dengan trailernya. Ketika melihat kolom komentar dari para netizen, banyak dari mereka mengatakan bahwa ini hanya akal-akalan pembuatan film baru padahal sebenarnya menjiplak. Karena saya salah satu orang yang senang menonton film, maka saya pun sudah berencana untuk menonton film ini ketika nanti rilis, sekaligus juga untuk menjawab rasa penasaran saya.
Tanggal 7 November, saya pun menyempatkan diri untuk menontonnya di bioskop terdekat. Film garapan sutradara dan produer Rocky Soraya ini berdurasi kurang lebih 104 menit (21cineplex) dengan pemeran utama Shandy Aulia dan Deny Sumargo yang sebelumnya pun pernah berpasangan dalam film horor lainnya seperti 308 dan Mall Klender. Lalu, bagaimana dengan jalan ceritanya? Apakah benar sama seperti Annabelle?
Di prolog film dijelaskan ada dua orang gadis dan seorang anak laki-laki (sepertinya bersudara) yang sedang bercerita kepada seseorang tentang kejadian menyeramkan yang dialami mereka semenjak kedatangan sebuah boneka yang tiba-tiba ada di depan rumah mereka. Nah, menurut saya ini adalah salah satu poin penting karena adegannya nyaris sama dengan prolog film Annabelle/The Conjuring di mana sama-sama terdapat tiga orang yang sedang menceritakan ketakutan mereka terhadap boneka yang dianggap berhantu.
Selanjutnya, film menceritakan tentang kehidupan suami istri Anya(Shandy Aulia) dan Daniel(Deny Sumargo) yang baru pindah rumah ke kawasan komplek elit di daerah Bandung. Pekerjaan Daniel di bidang konstruksi membuatnya banyak terlibat banyak proyek. Salah satunya adalah proyek pembuatan ruko di Jalan Siliwangi.
Di daerah tersebut terdapat pohon besar yang tidak boleh ditumbang karena dipercaya angker oleh warga setempat. Apalagi, di puncak tersebut ada satu boneka kecil yang katanya telah dirasuki oleh arwah anak kecil yang tewas dalam kasus pembunuhan. Namun, dengan berani Daniel menebang pohon tersebut karena dianggap telah menganggu proyeknya.
Niken, tetangga depan rumahnya tanpa sengaja melihat ada boneka itu di rumah Anya. Dengan ketakutan, ia mengatakan bahwa itu adalah boneka berhantu bernama Ghawiyah yang dirasuki arwah anak kecil bernama Uci. Jika tidak segera disingkirkan, boneka itu akan terus menganggu Anya.
Anya yang tidak percaya hal mistis seperti itu mengabaikan perkataan Niken. Tapi, yang terjadi selanjutnya memang semakin aneh dan membuat Anya takut. Sosok Uci yang menyeramkan mulai menampakkan diri di hadapan Anya dan terus menganggunya dengan teror-teror menyeramkan. Awalnya, Daniel tidak percaya. Namun, ketika melihat langsung kondisi Anya yang terluka hebat akibat ulah Uci, Daniel pun mulai merasakan ada yang janggal dari boneka itu.
Maka, Niken pun memanggil seorang paranormal perempuan (diperankan oleh Sara Wijayanto) yang dulu pernah juga menangani boneka Ghawiyah ini. Ini menjadi poin selanjutnyayang juga ada di film The Conjuring di mana Ed dan Lorraine Warren bekerja sama untuk menghentikan aksi sosok arwah jahat di rumah seseorang. Paranormal The Doll pun memiliki satu anak perempuan yang sama dengan Ed dan Lorraine. Bedanya,paranormal di film The Doll hanya seorang diri saja karena suaminya sudah meninggal, disebabkan oleh kasus boneka yang sama beberapa waktu yang lalu.
Lalu, poin apa lagi yang juga memiliki kesamaan dengan film Annabelle ataupun The Conjuring?
Jiwa Anya Kerasukan
Sama seperti film The Conjuring, tokoh utama perempuannya kerasukan oleh arwah jahat sehingga tidak segan-segan untuk membunuh keluarganya sendiri. Bahkan, cara arwah itu merasuki korbannya adalah dengan mengeluarkan cairan aneh seperti darah dari mulut hantu ke mulut korbannya. Hal ini ada di film The Doll dan The Conjuring.
Di The Conjuring, orang yang dirasuki mengincar nyawa anak bungsunya. Sementara di film The Doll, Anya yang kerasukan mengincar nyawa Daniel. Bahkan ia tak segan-segan untuk membunuh suaminya sendiri dengan mengandalkan senjata gunting.
Di film The Conjuring dan Annabelle, boneka Annabelle secara tidak langsung membuat tulisan di dinding dan langit-langit ruangan. Yang saya ingat tulisannya “Miss Me?” dan ada juga “Her Soul”. Selain berupa tulisan, Annabelle pun membuat coretan tidak jelas berwarna merah. Entah apa maksudnya, hal itu cukup terasa menyeramkan.
Nah, di film The Doll, boneka Ghawiyah pun melakukan hal yang sama. Ia sering menuliskan kata-kata di dinding ruangan tempat tinggal korbannya. Seperti di rumah Anya misalnya. Terdapat tulisan “Coba cari aku” ; “Akhirnya kamu nemuin aku” dan yang lainnya yang sama-sama bertuliskan warna merah. Ghawiyah pun tidak hanya menulis di dinding saja, namun di selembar kertas juga.
Terlepas dari benar atau tidaknya apakah film ini plagiat, The Doll memberikan warna baru untuk perfilman horor Indonesia karena tidak hanya mengandalkan hantu sebagai rasa takut penonton. Akan ada beberapa adegan thriller sadis yang akan membuat Anda ngeri. Darah merah segar pun dibuat benar-benar seperti aslinya. Pokoknya untuk bagian ini benar-benar dibuat secara totalitas. Maka dari itu, film ini memiliki rating Dewasa (17+).
Meskipun hantu Uci dibuat seram dan ada juga penonton yang berteriak, namun itu tidak cukup untuk membuat saya ketakutan. Saya malah lebih takut (ngeri lebih tepatnya) ketika ada adegan salah satu tubuh yang terpotong, lalu darah muncrat ke mana-mana memenuhi lantai. It’s really creepy. Dan yang membuat saya menikmati film ini karena endingnya dibuat secara 'tidak terduga', sehingga penonton pun tidak akan menyangka kelanjutan cerita Anya dan Daniel akan seperti apa nanti.
Sayangnya, ada beberapa hal kecil yang kurang diperhatikan. Seperti ketika habis kehujanan, tapi tubuh nyaris kering. Selesai menggali tanah, tapi hanya kotor sedikit. Lalu, usaha Anya membuat boneka pun tidak diceritakan di mana gudangnya. Apa dia membuat di luar rumah? Dubbingnya pun kurang sempurna sehingga masih seperti balapan dengan gerak mulut. Sosok paranormal perempuan pun terlalu bersih, tidak seperti Anya dan Daniel yang berlumuran darah sangat banyak.
Untuk nilainya saya memberi 6.3/10 dengan beberapa pertimbangan di atas. Nah, bagaimana dengan Anda? Apa menurut Anda film ini merupakan jiplakan dari Annabelle dan The Conjuring? Tidak ada salahnya juga menyempatkan diri menonton dan membuktikannya, khususnya untuk Anda yang memang suka film horor.
See you :)
[Gilang RYD, 2016]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H