Lalu, poin apa lagi yang juga memiliki kesamaan dengan film Annabelle ataupun The Conjuring?
Jiwa Anya Kerasukan
Sama seperti film The Conjuring, tokoh utama perempuannya kerasukan oleh arwah jahat sehingga tidak segan-segan untuk membunuh keluarganya sendiri. Bahkan, cara arwah itu merasuki korbannya adalah dengan mengeluarkan cairan aneh seperti darah dari mulut hantu ke mulut korbannya. Hal ini ada di film The Doll dan The Conjuring.
Di The Conjuring, orang yang dirasuki mengincar nyawa anak bungsunya. Sementara di film The Doll, Anya yang kerasukan mengincar nyawa Daniel. Bahkan ia tak segan-segan untuk membunuh suaminya sendiri dengan mengandalkan senjata gunting.
Di film The Conjuring dan Annabelle, boneka Annabelle secara tidak langsung membuat tulisan di dinding dan langit-langit ruangan. Yang saya ingat tulisannya “Miss Me?” dan ada juga “Her Soul”. Selain berupa tulisan, Annabelle pun membuat coretan tidak jelas berwarna merah. Entah apa maksudnya, hal itu cukup terasa menyeramkan.
Nah, di film The Doll, boneka Ghawiyah pun melakukan hal yang sama. Ia sering menuliskan kata-kata di dinding ruangan tempat tinggal korbannya. Seperti di rumah Anya misalnya. Terdapat tulisan “Coba cari aku” ; “Akhirnya kamu nemuin aku” dan yang lainnya yang sama-sama bertuliskan warna merah. Ghawiyah pun tidak hanya menulis di dinding saja, namun di selembar kertas juga.
Terlepas dari benar atau tidaknya apakah film ini plagiat, The Doll memberikan warna baru untuk perfilman horor Indonesia karena tidak hanya mengandalkan hantu sebagai rasa takut penonton. Akan ada beberapa adegan thriller sadis yang akan membuat Anda ngeri. Darah merah segar pun dibuat benar-benar seperti aslinya. Pokoknya untuk bagian ini benar-benar dibuat secara totalitas. Maka dari itu, film ini memiliki rating Dewasa (17+).
Meskipun hantu Uci dibuat seram dan ada juga penonton yang berteriak, namun itu tidak cukup untuk membuat saya ketakutan. Saya malah lebih takut (ngeri lebih tepatnya) ketika ada adegan salah satu tubuh yang terpotong, lalu darah muncrat ke mana-mana memenuhi lantai. It’s really creepy. Dan yang membuat saya menikmati film ini karena endingnya dibuat secara 'tidak terduga', sehingga penonton pun tidak akan menyangka kelanjutan cerita Anya dan Daniel akan seperti apa nanti.
Sayangnya, ada beberapa hal kecil yang kurang diperhatikan. Seperti ketika habis kehujanan, tapi tubuh nyaris kering. Selesai menggali tanah, tapi hanya kotor sedikit. Lalu, usaha Anya membuat boneka pun tidak diceritakan di mana gudangnya. Apa dia membuat di luar rumah? Dubbingnya pun kurang sempurna sehingga masih seperti balapan dengan gerak mulut. Sosok paranormal perempuan pun terlalu bersih, tidak seperti Anya dan Daniel yang berlumuran darah sangat banyak.
Untuk nilainya saya memberi 6.3/10 dengan beberapa pertimbangan di atas. Nah, bagaimana dengan Anda? Apa menurut Anda film ini merupakan jiplakan dari Annabelle dan The Conjuring? Tidak ada salahnya juga menyempatkan diri menonton dan membuktikannya, khususnya untuk Anda yang memang suka film horor.