Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Lelah itu Manusiawi

3 Agustus 2018   21:08 Diperbarui: 3 Agustus 2018   21:40 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yakin dan seyakinnya banyak orang diluar sana keluh kesah yang dihadapi saat ini banyak yang merasakannya dan ada yang lebih permasalahannya daripada kita saat ini. Maka pantaskah kita untuk tetap selalu mengeluh setiap hari ? atau tetap tidak menambah amal kebaikan sehingga setelah kita lewat dari permasalahan ini tidak mau bergerak lagi ? maka buka hati seluas luasnya untuk selalu berfikir baik atas lelah melenda, bahwa kita akan naik tingkatan untuk menjadi orang yang berproses sebaik baiknya.

Berikan jawaban ketika sudah tidak bisa berbuat apa apa ? lelah itu hanya ada satu jawaban dan jawaban itu mudah saja yang biasa sering kita lakukan yaitu tidur. Jika lelah ya istirahat, dan sebaik baiknya istirahat adalah tidur. 

Masih membayangkan jawaban ini, mungkin sudah merasa tidur tetapi tidurnya tidak menghasilkan apa apa. Memang tidur tidak menghasilkan apa apa jika kita tidak niatkan, maka apapun yang dilakukan niat adalah segala output yang ingin dituju. Terkadang pernah merasakan secara tidak sadar kita melakukan sesuatu tiba tiba tertidur, dan tiba tiba bangun karena ada yang membangunkan akhirnya dari tidur sebentar kita kaget tetapi dari kejadian itu menjadi semangat. 

Itu namanya tidur efektif ketika posisi lelahnya berada dipuncak lalu tidur, lalu setelah itu bisa semangat lagi. Hal yang sering dilakukan tidur tidak baik yaitu saat lelah mau tidur, tetapi mau tidur masih main hape mikirin yang lain maka tidur tidak akan menjadi obat. Seharusnya tinggalkan lalu tidur. Ibaratkan kapal perlu bersandar atau istirahat dulu lalu berangkat lagi. Jika lelah tetap selalu beraktifitas tidak ada istirahat yang optimal, ya seperti kapal yang berjalan terus tanpa bersandar dan akhirnya kecepatan kapal akan berkurang.  

Sadar dan ingat seberat dan sesulit apapun sehingga lelah menghampiri, pejuang sejati akan senantiasa menikmati dan mencintainya. Dalam menjalaninya, akan dapat merasakan manisnya jalan ini, rasa manis yang akan memudahkan semua kesulitan, meringankan beban berat, menabahkan kita untuk terus menapaki dan mendakinya dan menjadikan lelah ini menjadi lillah. 

Bahkan ketika melewati masa terpahit dan hari terberat sekalipun kita akan selalu ingatkan siapa saja yang berniat mundur dari jalan ini sesungguhnya akibat dari pengunduran diri adalah keburukan apalagi bagi orang telah mengerti kebenaran. 

Dan ingatlah amanah ini janji kita kepada Allah, apabila sudah janji lalu mengingkari akan menjadi bagian orang yang mendapatkan dosa besar disisi Allah dan hina dipandangan orang yang beriman. 

Ingatlah sesungguhnya kita akan menemui masa masa sulit, masa masa yang melelahkan dan berbagai ujian padahal kita tengah berada dan berjalan diatas jalan kebenaran. Maka yakinlah diatas jalan ini tetap berdiri untuk menghadapinya, buktikan dan pastikan lelah ini akan hilang dan sirna dan yang tersisa bagi kita adalah ganjaran kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun