Literasi Membangun Indonesia
Dalam sambutannya saat meresmikan toko buku Gramedia pada 19 Desember 2008, Presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa bangsa yang maju pastilah memiliki masyarakat yang maju pula. Masyarakat yang maju ditopang oleh masyarakat yang gemar membaca. Reading society menjadi prasyarat utama menuju advance society. "Kalau kita ingin menjadi advance society, harus berangkat dari Reading Society. Ini adalah jalan yang tepat." Terang beliau
Apalah artinya sederet buku di rak perpustakaan, tumpukan koleksi buku pribadi atau bahkan sebuah resensi buku sekali pun. Ketika budaya baca dan keinginan untuk membaca sudah menurun atau bahkan telah hilang. Sejarah telah mencatat, bahwa peradaban manusia dimulai dan menuju puncaknya setelah adanya budaya tulis menulis.Â
Berawal dari menulis dan membacalah sebuah informasi didapat, selain dengan bahasa lisan tentunya. Maka layaknya lembaran megah sejarah gemilang peradaban manusia yang digerakkan oleh budaya membaca dan  menulis. Membangun Reading Society dan mewariskan kultur Literasi tampaknya dapat menjadi solusi perbaikan kualitas masyarakat Indonesia.
Kerja nyata mempopuliskan budaya literasi Indonesia adalah langkah riil yang bisa dilakukan oleh masyarakat. Kultur literasi adalah sesuatu yang unik maka diperlukan cara yang unik untuk membangunnya. Pernyataan "perang" terhadap tontonan televisi yang kurang mendidik bisa disiasati dengan cara menumpuk buku disekitar televisi atau lebih konkrit lagi dengan mengganti siaran tersebut dengan jam baca CERITA. Peran pemuda dan Komunitas Literasi juga diperlukan untuk membuat senandung literasi akrab ditelinga masyarakat.
Solusi lain yang barangkali bisa menjadi batu bata pembangun budaya literasi Indonesia adalah taman baca. Ruang terbuka hijau dan ruang ide publik bisa menjadi permulaan yang baik untuk mengajak masyarakat mencintai literasi. Komunitas Literasi dapat bekerja sama dengan pemerintah dan pengelola perpustakaan daerah untuk menjembatani program taman baca dan bincang buku. Diperlukan waktu untuk mencintai buku, maka diperlukan waktu pula untuk mengenalkan literasi. Langkah panjang yang pada akhirnya membuahkan advance society.
"Buku adalah barang ajaib yang layak dicintai, ia mengurung bukan hanya waktu tapi makna, ia mengajarkan bukan hanya abjad dan kata tapi juga cerita, ia menginspirasi kita bukan hanya untuk meniru tapi juga mencipta dengan penuh kreativitas, pertanyaannya bersediakah kita berkenalan dengannya"Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H