Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Omon-omon puisi dan sekenanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kedipan di Ujung Jalan

20 Desember 2024   13:06 Diperbarui: 20 Desember 2024   13:06 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.
Di trotoar Basuki Rahmat, sepotong hati dicorat-coret
dengan cat semprot merah muda. Siapa tahu, mungkin
itu pesan dari seseorang yang pernah kita kenal,
tapi lupa namanya. Ingat lavender kering di novel bekas
di kios pinggir stasiun, kalimatnya seperti bisikan:
"Dunia ini abu-abu, tapi kadang jadi bening,
kecil seperti air mata." Kau berhenti sejenak,
melihat seorang ibu melintasi jalan, gelang-gelangnya
menyala seperti sisa sore di langit timur.

Baca Juga: Hibernasi

2.
Di bus kota yang berderit, seorang gadis muda
memutar video Shah Rukh Khan. Matanya, perlahan
berkedip seperti waktu berhenti sebentar. Kau tertawa kecil.
Siapa yang butuh logika, kalau kebetulan seperti ini?
Lagu di warung kopi Mang Sunda terdengar serupa,
liriknya seperti menampar:
"Jangan lupa lihat ke dalam diri."
Tapi siapa punya waktu? Kota ini penuh asap
dan janji-janji yang hampir meledak.

Baca Juga: Suatu Waktu di Jakarta

3.
Di dashboard angkot, stiker bertuliskan Hidup adalah Pilihan.
Kau mencoba membacanya tanpa tersenyum,
tapi gagal. Jalanan macet seperti melambatkan segalanya
kecuali pikiranmu yang melesat. Di tepi jendela,
seorang pemuda mengecat tembok dengan grafiti baru,
garis-garisnya menyerupai bunga.
"Kebenaran itu bukan sesuatu yang dikejar,"
bisikmu, meski tak ada yang mendengar.
"Kebenaran hanya menunggu. Tapi mataku terus melintas."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun