menggendong puing-puing doa dari perang asing,
tanah jauh yang bau mesiu dan janji patah.
Di sana, ia menyanyi terlalu keras,
hingga suaranya pecah seperti kaca.
Ia pulang, membawa bayangan
yang tak bisa diceritakan, hanya dirasakan.
(3)
Anak lain melayang dari gedung tinggi,
sayapnya patah sebelum sempat terbang.
Mungkin ia mencoba menjadi burung,
atau hanya mencari tanah untuk meletakkan beban.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!