I
Kami jongkok di lantai, menyingkirkan mainan---
pecahan roda truk, boneka tanpa lengan,
serpihan plastik tajam seperti potongan waktu.
Karpet itu memeluk semuanya erat,
seperti kenangan yang tak mau dilepaskan.
II
"Lihat, ini hanya debu dan sisa masa lalu,"
katanya sambil menghela napas.
Tapi aku tahu, lebih dari itu:
ini bekas napas, tangan kecil
yang pernah percaya dunia ini utuh.
III
"Koleksi ini berbicara," dia bersikeras,
memegang balok kayu patah.
Aku tak tahan, mendengar benda-benda
berbisik tentang hal-hal yang sudah usang,
berulang kali, tanpa jeda, tanpa tujuan.
IV
Aku ingin menyapu semuanya,
memulai dari kosong, dari sunyi.
Tapi di sudut karpet, ada bola karet
yang berpendar saat disentuh.
Aku ragu, apakah yang redup layak dibuang?
V
Kami duduk di lantai akhirnya,
di antara reruntuhan kecil kehidupan
yang bukan milik kami.
Ini rumah baru, katanya.
Tapi apa artinya baru
jika semua kenangan tetap tinggal?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI