Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Omon-omon puisi dan sekenanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Labirin Batu

24 November 2024   14:00 Diperbarui: 24 November 2024   14:02 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kemacetan Lalu Lintas Kota. (Sumber: Pexels/Pixabay)

1

Aku berjalan di antara tembok-tembok bisu,

setiap sudut seperti menghafal namaku.

Langit di atas bukan biru, hanya abu-abu

rapuh yang memanggil, "Ini jalan yang kau pilih."

2

Debu di lantai berbisik, menyusun tanda

yang tak kupahami. Ada suara jauh---

bukan gema, tapi sepotong rindu yang hancur,

seperti lolongan serigala terluka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun