Di kejauhan, kudengar napas kuda Gadingmas,
ritmenya seperti detak waktu.
Kakek menungganginya dengan anggun, Â
menari di pelana seperti badai kecil. Â
4.
"Jangan pikir kakek cuma tua," katanya, Â
"dalam darahku, ada jejak serigala."
Ia melompat dari pelana,
senapan di tangan,
mata tertutup, namun pelurunya
menemukan sasaran seolah dituntun takdir.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!