Tahun 2012 adalah tahun keempat saya berada di Yogyakarta. Selama kurang lebih empat tahun ini saya tak merasa jenuh berada di kota ini sebab selalu ada sesuatu yang menarik untuk dinikmati, salah satunya adalah perayaan Sekaten. Tahun ini saya merasakan kembali keramaian ‘Pasar Malam Sekaten’ di Yogyakarta.
Sekaten itu sendiri dikenal sebagai sebuah upacara tradisional keagamaan yang biasa dilakukan di wilayah Surakarta dan Yogyakarta sebagai peringatan Maulud atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Terutama di Yogyakarta, Sekaten selalu menjadi perhatian baik bagi wisatawan lokal ataupun wisatawan mancanegara.
Meskipun perayaan keagaamaan Sekaten belum dimulai tetapi kemeriahaan itu sudah tampak dari adanya pasar malam di wilayah Alun-alun Utara. Pasar malam ini diselenggarakan selama satu bulan penuh dan untuk tahun ini pasar malam dimulai pada bulan Desember. Seperti halnya tadi malam (10/12), dari pintu masuk sudah terlihat keramaian masyarakat yang datang ke pasar malam Sekaten.
Hujan memang sempat mengguyur kota Yogyakarta sehingga tampak beberapa sudut kawasan Alun-alun Utara tergenang oleh air. Tapi saya tetap ingin menikmati keramaian di sini, di pasar malam Sekaten. Tahun ini sepertinya sedikit berbeda dari tahun lalu, saya merasa pedagang yang menggelar dagangannya terlihat lebih sedikit. Ah ya, mungkin hanya perasaan saya saja, karena malam ini masih terlalu cepat menikmati Pasar malam sekaten. Terlebih masih di hari-hari awal perayaan Sekaten.
Mata saya pun dimanjakan oleh dagangan yang digelar, terlebih oleh gantungan kertas yang menunjukkan harga barang dijual murah. Bagi sebagian orang ini adalah kesempatan untuk berbelanja murah dan mendapatkan banyak barang baru seperti baju, celana, jam tangan, perkakas dapur, bahkan sandal serta sepatu. Tapi saya tidak termasuk dari sebagian orang itu sebab saya datang ke sini karena hanya ingin menikmati suasana saja.
Tepat saat kaki saya melangkah di salah satu sudut Alun-alun Utara, terlihat adanya keramaian. Ya, dari sini kita bisa melihat sebuah arena hiburan. Dari tempat saya berdiri saya bisa melihat beberapa arena hiburan yang ada di Pasar Malam Sekaten ini antara lain Bianglala, Kora-Kora, Bom-Bom Car, Rumah Hantu, Area Cross, dan juga Ombak Banyu.
Ombak Banyu menjadi salah satu arena hiburan yang menarik perhatian banyak pengunjung sebab arena ini lain dari yang lain. Banyak yang mengenalnya dengan istilah Ombak Banyu tapi untuk yang satu ini tertera Ombak Asmara. Saya pun akhirnya tergoda untuk membeli tiket agar bisa merasakan sensasi Ombak Banyu. Tak perlu merogoh kocek yang dalam untuk merasakannya karena hanya dengan Rp. 5.000,- saja kita bisa ‘terbang di langit’.
[caption id="attachment_220885" align="aligncenter" width="504" caption="Ombak Banyu (foto: dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_220884" align="aligncenter" width="576" caption="mari antri, membeli tiket Ombak Banyu (foto: dok. pribadi)"]
Sedikit berlebihan mungkin, tapi saya rasa itu benar. Kita akan mendapati sensasi ‘terbang di langit’. Dengan dibantu oleh beberapa lelaki (yang bekerja di Ombak Banyu) saya pun menaiki tempat duduk yang terbilang tinggi. Ombak Banyu akan dijalankan ketika sudah banyak pengunjung yang menaikinya. Saat saya duduk pengunjung masih beberapa orang saja. Saat itu kita hanya dibuat berputar-putar menikmati angin.
Di saat semua tempat duduk sudah terisi penuh oleh pengunjung maka atraksi segera dimulai. Perlahan-lahan kita diayun dan berputar. Perputaran Ombak Banyu ini diiringi oleh musik yang dipakai untuk meramaikan suasana. Atraksi semakin mengasyikan saat mereka yang menggerakan Ombak Banyu ini bergelantungan di kayu dan besi yang menjadi penyangga Ombak Banyu.
[caption id="attachment_220887" align="aligncenter" width="466" caption="bergelantungan mengoperasikan Ombak Banyu (foto: dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_220888" align="aligncenter" width="454" caption="dibawah kaki, mereka mencari rejeki (foto: dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_220890" align="aligncenter" width="518" caption="berlari seperti kijang menerobos angin (foto: dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_220898" align="aligncenter" width="648" caption="wow, disaat Ombak Banyu berputar, ia berani berdiri tegak dan membentangkan tangan (foto: dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_220900" align="aligncenter" width="504" caption="ya, inilah waktunya merasakan sensasi "]
Semakin naik ke atas maka semakin riuh suasana. Karena beberapa pengunjung wanita merasa ketakutan. Dan bagi saya ini adalah hal yang tidak boleh disia-siakan, berada ‘di atas langit’ saya akan memotret perputaran Ombak Banyu. Satu, dua, tiga...ya saya mendapatkan banyak momen cantik saat saya dibawa terbang.
[caption id="attachment_220894" align="aligncenter" width="454" caption="inilah warna-warni di Sekaten (foto: dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_220897" align="aligncenter" width="576" caption="tinggi dan gemerlap (foto: dok. pribadi)"]
Perayaan Sekaten masih belum usai, mari siapa yang mau berlibur ke Yogyakarta bisa ikut menikmati sensasi ‘terbang di langit’. Dan saya akan mencari hal unik lainnya di sini, di Pasar Malam Sekaten. Ya, semoga cuaca tetap bersahabat.
****
Yogyakarta, Desember.
Gilang Rahmawati
(GeeR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H