Perdebatan yang terjadi di dalam negeri Indonesia ditunjukkan dengan hadirnya struktur budaya masyarakat Indonesia yang dikenal dengan tiga aspek sinergi di bidang ekonomi, politik, dan civil society , seperti mahasiswa, LSM, Omas , dan lainnya dalam konteks ini. Sejarah telah menempatkan kaum muda khususnya pelajar, pada posisi yang kuat. Mahasiswa yang dianggap sebagai aset bangsa karena kehebatan intelektualnya, memiliki akses mudah ke berbagai informasi wacana dan suatu peristiwa. Dalam situasi seperti ini, gerakan mahasiswa seringkali menjadi pelopor Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk terus berjuang mempertahankan cita-cita luhur bangsa. Hakikatnya ada mahasiswa untuk menumbuhkan moral.
Dalam persoalan yang dihadapi bangsa ini, mahasiswa harus mengembangkan semangat bertindak atau dalam dirinya jiwa aksi. Seorang mahasiswa membutuhkan manajemen. Manajemen adalah  metode untuk mengatur atau mengelola sesuatu secara umum. Untuk menjaga koordinasi dan tetap berpegang pada rencana target awal dan mewakili suara rakyat Indonesia ialah manajemen aksi. Dalam hal ini, demonstrasi sebagai contoh bagaimana sikap pendapat dapat diungkapkan untuk menolak RUU KPK dan RUU KHUP .
Strategi yang disebut manajemen aksi kolaboratif dan positif mendorong interaksi aktif di antara pihak-pihak yang terlibat untuk mengelola tindakan atau proyek secara efektif. Manajemen aksi, ketika digunakan dalam konteks siswa, mengacu pada cara-cara siswa dapat bekerja sama dan mengambil tindakan konstruktif untuk memenuhi tujuan akademik, pribadi, atau sosial mereka.
- Â Kolaborasi: Semua anggota tim atau kelompok siswa yang terlibat dalam proses manajemen tindakan kolaboratif harus bekerja sama dan berpartisipasi aktif. Untuk mencapai tujuan bersama, itu memerlukan penggabungan ide, konsep, dan sumber daya yang saling melengkapi. Mahasiswa yang bekerja sama dapat memperoleh manfaat dari pengetahuan satu sama lain, memperdalam pemahaman mereka, dan mengatasi hambatan.
Cara berkolaborasi mahasiswa dapat meningkatkan keterampilannya, mereka harus bersedia keluar dari zona nyamannya dan menerima kesulitan. Seorang siswa juga harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif untuk menghindari miskomunikasi. Ingatlah bahwa mahasiswa juga harus berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan tindakan ini. Mahasiswa tidak perlu berbicara atau mengadvokasi atas nama mereka jika mereka tidak mampu; sebaliknya, mereka dapat berpartisipasi sesuai dengan keterampilan masing-masing. Oleh karena itu, untuk berhasil dalam upaya akademik mereka di kampus dan membina hubungan yang kuat dengan orang lain, mahasiswa harus belajar dan menciptakan manajemen aksi yang kolaboratif dan proaktif. Siswa dapat menggunakan sumber daya yang mereka miliki dengan bijak dan berkolaborasi dengan orang lain melalui manajemen aksi kolaboratif, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik.
- Positif: Manajemen aksi positif mengacu pada sikap, perilaku, dan perbuatan yang dimaksudkan untuk memperbaiki diri sendiri, rekan kerja, dan lingkungan. dapat melibatkan sikap optimis, semangat dan pemecahan masalah. Mahasiswa dapat melibatkan pendekatan ini untuk membuat dan menjalankan aksi yang bermanfaat untuk menghasilkan perubahan positif saat memecahkan masalah yang di hadapi.
Mahasiswa berpartisipasi ikut dalam demonstrasi yaitu:
- Â Menyampaikan aspirasi
  1. Diplomasi
  2. Audiensi atau pertemuan
  3. Demonstrasi (aksi massa) untuk menjaga kedaulatan
- Adanya satu demokrasi yang tidak berjalan
- Adanya suatu permasalahan. Â
Aksi mahasiswa bermacam -- macam bentuknya, terbagi tiga diantaranya: Â protes atau demonstrasi, nonkooperasi atau ekonomi, sosial, politik dan intervensi tanpa kekerasan.
Suatu manajemen aksi terdapat tahapan aksi mahasiswa yakni.
1. Perencanaan aksi atau latar belakang dan tujuan aksi
2. Kajian dan dialektika yaitu gagasan aksi sebagai dukungan fakta dan data untuk merangkai diskusi, bahasa menarik yang menjadi aspirasi masyarakat
3. Merangsang aksi dan perangkat aksi
4. Aksi
Dari tahapan aksi tentunya manajemen aksi dapat merancang alur aksi dengan memiliki etika aksi, pra aksi atau seminar, aksi atau scenario, pasca aksi atau proses aksi dan alur aksi.
- Etika aksi : Doa
- Pra aksi : Naskah rancangan, seminar, Temui tokoh dan alat internal kampus
- Aksi : Gland issue, tujuan, Skenario, massa dan pembentukan media
- Pasca Aksi : Seminar, press comference
- Alur aksi : Opening
Hal tersebut harus sesuai dengan alur yang sudah dapat di tetapkan bertujuan untuk rancangan yang dituju tercapai.
Selain itu, diperlukannya perangkat aksi dalam sebuah manajemen aksi yaitu, coordinator lapangan, orator, negosiator, humas, keamanan, dokumentasi, medis, tim kreatif dan kontra intel. Perangkat aksi tentunya terdapat strategi pendukung dengan membuat kalimat di poster atau spanduk, memakai seragam sebagai identitas, propaganda masyarakat, menyanyikan yel -- yel atau lagu sebagai meriahkan suasana, adanya simbolisasi, membuat aliansi taktis dengan organisasi lain dan harus tetap memiliki etika.