Mohon tunggu...
Gilang Nugraha
Gilang Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Jr. Content Writer

untuk mendukung silahkan donasi di https://saweria.co/Gilangn isi konten Harian

Selanjutnya

Tutup

Games

Pengkritik, Mengkritik: No. 01 Media Esport Indonesia

11 Agustus 2023   17:00 Diperbarui: 11 Agustus 2023   17:02 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: www.hotspawn.com)

"Esport will rivals the biggest traditional sports leagues in terms of future opportunities". Ucap mantan CEO ESPN yang sekarang menjabat sebagai chairman Activision-blizzard divisi e-sport, hal ini dibuktikan dengan wacana yang batal dilakukan di tahun 2021 oleh olahraga paling populer dunia yaitu sepakbola. Tak tanggung-tanggung orang yang khawatir akan hal ini salah satunya adalah pemilik Real Madrid yaitu Florentino Perez dimana dirinya meyakini akan ada pergeseran pasar peminat sepakbola untuk e-sport terlebih untuk usia kelahiran 2010 keatas hingga muncul kompetisi ESL (European Super League) yang menggabungkan semua tim besar Eropa untuk berkompetisi di satu liga yang sama dengan harapan akan mendatangkan profit yang besar untuk tim-tim yang bergabung didalam liga tersebut dan menyaingi popularitas e-sport yang secara menanjak naik dari tahun 2015.

Belum lagi pada saat periode 2019-2020 dimana kompetisi olahraga tradisional paling populer ini secara ekonomi terdampak hebat akan adanya pandemi Covid-19 membuat semua klub besar mengalami kerugian besar. Berbeda dengan e-sport yang justru tidak melibatkan kontak fisik secara langsung antar pemainnya cabang olahraga baru satu ini justru mendapatkan momentum kebangkitan setelah beberapa kompetisi sepakbola justru diliburkan, dengan terbatasnya hiburan untuk pasar para penonton e-sport menjadi salah satu opsi yang masih survive pada saat-saat pandemi tersebut.

Meski begitu masih ada jarak yang cukup jauh untuk nanti e-sport bisa mengejar kepopuleran sepakbola, salah satunya adalah media sebagai alat pendukung promosi olahraga elektronik tersebut. Dimana dalam sepakbola ada berbagai media yang membahas dari sudut pandang yang berbeda - beda . Mulai tentang taktik, mental, sejarah, debat, talkshow, post match, pre-match ,meme, sampai komedi.

Begitupun media di salah satu negara dengan market esport tertinggi dunia yaitu Indonesia. Yang menjadi potensi kekuatan e-sport dari mulai kompetisi, organisasi tim, dan juga bibit pemain profesional yang mendunia, sampai saat ini memang muncul beberapa media yang khusus membahas tentang olahraga elektronik satu ini namun konten yang dimuat terlalu repetitif, dimana seringkali media-media ini berputar di kutipan pemain dan para pemain dan mentok di video konten cuplikan pertandingan. Yang pasti beberapa enthusiast dari media e-sport tersebut lebih mengetahui hal ini karena menyaksikan juga pertandingan yang mereka ikuti.

Dan para pemain dan para pemain yang mereka saksikan melalui channel pribadi melalui streaming yang ditayangkan masing-masing pro player tersebut, sampai saat ini tidak ada pembahasan mendalam akan e-sport sendiri , yang paling menyedihkan adalah media e-sport yang ada malah menjadikan skandal yang dilakukan tokoh-tokoh yang terlibat di Skena industri baru ini sebagai headline. Sangat terlihat jelas kelemahan mereka dalam mendeliver berita yang lebih bisa menarik pasar baru seperti pro player Indonesia yang berprestasi dan mengharumkan nama negara di kancah kompetisi internasional.

Bahkan kerap kali tidak terlihat artikel berisi kritikan pada penyelenggara turnamen yang jelas-jelas ada yang hanya mengambil keuntungan tanpa memperhatikan kelangsungan komunitas pecinta e-sport sendiri seperti contohnya tulisan yang pernah saya muat di 

https://www.kompasiana.com/gilangnugraha5574/60c93e01d541df275f28fc82/repetitifnya-kompetisi-lokal-esport-yang-sebanding-dengan-gagalnya-indonesia-meraih-gelar-international atau https://www.kompasiana.com/gilangnugraha5574/5fd0978cd541df0461387bd3/mpl-franchise-yang-harus-segera-di-revisi beberapa kritikan akan peraturan UU tentang e-sport itu sendiri 

https://www.kompasiana.com/gilangnugraha5574/5fd09693d541df5023153173/plus-minus-jika-uu-esport-berlaku-di-indonesia untuk kebaikan para pemain profesional eSports itu sendiri.

Saya berharap nantinya dalam konten podcast eSports akan ada pembahasan mendalam untuk bagaimana cara pintar Indonesia sebagai salah satu market terbesar bisa memanfaatkan hal tersebut bukan hanya wawancara biasa atau malah membahas suatu yg personal dari narasumber pemain yang diwawancarai berkaitan dengan gosip atau hubungan pribadi dirinya.

Dan memang ditulis oleh orang yang sangat mencintai cabang olahraga eSports itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun