Gal... Galfi  Mama menggoyang-goyangkan tubuh Galfi.
Galfi yang terbilang sangat gampang untuk dibangunkan .
"Galfi ini sudah siang kamu ga mau main keluar apa cari penyegaran untuk kamu, Mamah yang mengetahui kegiatan Galfi di Akhir pekan hanya tidur dan diam di kamarnya semenjak hubungannya dengan Rayu kandas, Kamu ga ingin main keluar apa, engga ah mah males banget aku sendiri kemana-mana iseng banget jawab Galfi. Ajaklah adikmu Gamil kalo kamu butuh teman untuk nemenin kamu. Mamah yang sedang melipat sajadah di sebelah kasur Galfi pun menyampaikan satu patah kata untuknya , Mamah tau sangat sulit untuk kamu terbiasa keluar tanpa adanya dia tapi kamu harus membuktikan bahwa tanpa dia kamu juga harus bisa dong menerima kenyataan.
Sebenarnya kedua orang tua Galfi bukanlah orang yang selektif dan menuntut sesuatu terhadap pasangan anak-anaknya, baru kali ini mamah segitunya terhadap hubungan ku yang berakhir sebelumnya aku seringkali mengakhiri hubunganku dengan mantan-mantanku tapi Mamah seperti memaklumi hal itu. Bahkan ayahnya pun yang terkesan cuek dengan pasangannya anak-anaknya pada satu saat Galfi mengantarkan papah ke kantor sebelum pergi kerja, bertanya bagaimana hubunganmu dengan Rayu? Berakhir pah jawab Galfi. Galfi cukup kaget dengan kedua perhatian orang tuanya yang pada saat ini sebegitunya menurut dirinya.
Akhirnya Galfi yang terbilang penurut di rumah mengiyakan saran Mama untuk keluar berdua dengan adik bungsunya Gamil.
Setelah beres mandi dirinya pun mengambil kunci mobilnya dan berpakaian sesuai dengan hal yang biasa ia pakai pada saat dalam hubungan dengan Rayu. seketika sebelum beranjak ke mobil Mama yang mengetahui bahwa hal yang dipakai oleh Galfi adalah pemberian dari Rayu pun menyetop Galfi yang hendak mengambil tas selempangnya "Loh kamu emang gaada baju lain untuk dipakai sekarang" Mama bertanya kepada Galfi "Aduh Males deh mah kalo aku harus pilih-pilih baju lagi .." gerutu Galfi yang memang biasanya caranya berpakaian disarankan oleh Rayu selama 4 tahun kebelakang karena Galfi terbilang cuek dengan penampilannya.
"Oh, ya udah kalo gitu. Tapi kemarin mama pergi dengan Genies ke mall (Genies adalah adik kedua Galfi dan satu-satunya perempuan di saudara kandung Galfi)," Mama pun memberikan kantong belanja kepada galfi lengkap dari kemeja atasan sampai ke celana jeans bahkan tas selempang baru.
Galfi yang memang tidak pernah membantah kepada Mama akhirnya mengambil semua pakaian yang ada di kantong belanja itu dan mengganti semua pakaian yang sudah ia pakai.
Setelah berganti pakaian Galfi langsung masuk kedalam mobil yang didalamnya sudah ada Gamil yang menunggu, lama banget kak, seru Gamil kepada kakaknya Galfi. Iya gatau tuh mamah nyuruh aku ganti baju segala, Gumil yang memang agak usil pun menjahili kakaknya dengan kata-kata "biar moveon kali kak kan moveon harus dimulai dari hal yang kecil kata Gumil sambil ketawa cekikikan, Ah tau apa kamu tentang move on pacaran aja belum pernah , udah jalan. Galfi yang memang sudah lama tidak menyetir mobilnya di akhir pekan yang lalu lintasnya terbilang cukup ramai menyerahkan bangku setir kepada Gumil. Kemana ini kita kak ? tanya Gumil pada Galfi , terserah deh mumpung aku lagi baik kamu aja yang pilih tempat mau barang apapun atau makanan apapun aku traktir, kata Galfi. Oke siap bos laksanakan . Jawab Gumil penuh semangat, sampai akhirnya mobil Jazz hitam Galfi sampai di sebuah kedai ramen di Bandung, tempat itu cukup ramai sampai akhirnya mba-mba waitress pun mempersilahkan Galfi dan Gumil untuk menunggu di tempat waiting list, ketika sedang menunggu tiba-tiba ada seorang wanita yang menepuk bagian belakang Galfi, Galfi ya? Muka Galfi terlihat kebingungan, iya siapa ya jawab Galfi agak cuek. Hai aku Rinda, Rinda? Tanya Galfi yang masih tidak mengetahui wanita itu siapa. Karena tertutup oleh masker.
 Akhirnya Rinda pun membuka maskernya salah satu usaha untuk membantu Galfi mengingat dirinya. Akhirnya setelah Rinda membuka masker Galfi pun teringat dengan Rinda, Rinda adalah teman sekelas Galfi pada saat SMA dulu dia terbilang cukup pintar dirinya selalu berada didalam urutan teratas peringkat di kelas, hai apa kabar kata Galfi. Baik kamu gimana sudah lama banget ya kata Rinda. Baik , Rinda terbilang cukup supel dengan badan yang lebih tinggi dibandingkan SMA dulu, Galfi yang sebelumnya belum pernah melihat Rinda memakai pakaian selain seragam SMA dulu cukup kagum dengan penampilan wanita dihadapannya tersebut. Kamu sama siapa Galfi tanya Rinda, ini dengan adikku , adikku pun berbalas senyum dengan Rinda karena berjabat tangan akhir-akhir ini menjadi suatu yang dihindari . pacarmu kemana Gal tanya Rinda tumben banget nih biasanya di socmed kamu selalu berduaan, Galfi yang ditanya begitupun mau tak mau menjawab . "sudah putus Rin" , hah bukannya udah lama banget ya dan aku denger kamu mau tunangan gitu, jawab Rinda agak kaget,  "hehe iya nih belum waktunya kayanya" jawab Galfi setelah dari sana pun obrolan mereka berlanjut tentang kesibukan dan menceritakan kehidupan mereka masing-masing sampai akhirnya giliran Rinda menunggu di tempat waiting list tadi habis. Sebelum berpisah Rinda pun memberikan pesan terakhir pada Galfi "eh nanti aku kabarin" ya katanya. "Oke" kata galfi memberikan senyuman sebelum Rinda masuk.
Siapa Itu kak?, tanya Gumil yang sedari tadi sibuk bermain game di hpnya
Temen SMA ku , jawab Galfi
Cantik loh kak serius deh. Usaha Gumil untuk menggoda kakaknya
Ya memang dia cewe populer di SMA gitu soalnya, kata Galfi
Akhirnya, Galfi dan Gumil pun selesai menunggu dan makan ditempat tersebut, sedikit jalan di Mall untuk membeli sepatu Gumil dan kembali lagi ke rumah.
Sekitar jam 19.00 hape Galfi yang jarang sekali menerima notif dari Instagram nya pun berbunyi awalnya dia menghiraukan notifikasi itu, sambil bermain Playstation dia berfikir "ah palingan juga kerjaan nanti aja deh orang masih hari Sabtu" gumamnya dalam hati.
Sampai akhirnya Galfi memegang hp nya sebelum tidur untuk memasang alarm agar dia tidak kesiangan untuk bersembahyang subuh, hah Rinda nge-DM aku, mata Galfi yang sudah lelah karena berjam-jam didepan tv itupun langsung melotot dan buru-buru membalas pesan dari Rinda. Tanpa disangka respon Rinda sebagai wanita idaman pada saat SMA itu sangat cepat kepada Galfi. Orang yang biasa-biasa saja bahkan kehadirannya pun mungkin hanya pelengkap saja pada saat SMA itu, hingga tiba-tiba panggilan suara masuk dari akun Rinda disana pun obrolan antara Galfi dan Rinda berlanjut hingga jam 3 Minggu pagi. Â Dari sana dirinya menyadari bahwa bukan hanya dirinya saja yang tertarik pada Rinda tapi sepertinya Rinda juga tertarik kepadaku , fikir Galfi.
***
Rinda adalah teman Galfi pada saat SMA dulu dirinya cukup populer di kalangan laki-laki dan selalu jadi bahan omongan badannya yang tinggi semampai dan wajahnya yang putih mulus itu juga mukanya yang imut membuat semua orang sepertinya dulu bermimpi untuk menjadi pasangannya.
Bahkan sampai sekarang sepertinya dia masih populer dilihat dari followers instagramnya yang menyentuh angka 4 ribu sedangkan followers galfi hanya 120 saja.
Seolah tak percaya dengan ketertarikan Rinda , Galfi yang selalu menolak untuk kepedean itu pun berfikir bahwa mungkin Rinda sedang tidak ada teman yang dia bisa ajak ngobrol aja.
Â
Sampai akhirnya Rinda suatu ketika di tengah pembicaraan telepon mengajak Galfi untuk bertemu, kali ini berdua saja katanya.
Galfi yang sangat jarang keluar berduaan dengan orang pun agak sedikit ragu pada awalnya, ya memang untuk Galfi sebuah pertemuan berdua itu adalah suatu yang sangat intim bahkan dengan sahabat-sahabatnya yang sudah dari SMP pun dirinya cukup jarang untuk bertemu berdua, terlebih dirinya memiliki 9 sahabat yang tidak pernah terpisahkan. Bahkan untuk Galfi lingkaran pertemanannya berhenti pada saat SMP setelah itu Galfi hanya merasa orang yang satu lingkaran dengannya di kuliah dan di pekerjaan hanya rekan saja tidak lebih.
Sampai pada saat bertemu yang direncanakan oleh Rinda tiba keraguan Galfi tiba-tiba meninggi dan secara sepihak membatalkan pertemuan itu, alih alih marah justru Rinda yang sudah membooking tempat makan pun mengiyakan alasan Galfi.
Alih alih menjauh dan kesal dengan sikap Galfi justru Rinda semakin getol untuk meminta dengan Galfi sampai tiba-tiba disuatu malam Rinda bilang "kayanya kalo sama kamu aku harus tiba-tiba deh ngajaknya aku udah booking tempat makan buat kita ketemu akhir pekan ini loh"
Galfi yang tidak pernah merasa kehadiranya begitu ditunggu oleh seseorang pun luluh dan mengiyakan ajakan Rinda untuk bertemu.
Sampai akhirnya Galfi dan Rinda bertemu, pertemuan itu cukup hangat dan disukai oleh keduanya, bahkan Galfi yang terbilang sangat hati-hati untuk bertindak kepada lawan jenisnya terbuai suasana, dan menerima genggaman tangan Rinda saat itu,Â
Keduanya tau bahwa mereka sedang berada di fase yang sama dan mempunyai perasaan yang sama, selama 1 bulan hubungan itu berjalan. Tiba-tiba Rinda memutuskan untuk bertanya secara to the point pada Galfi tentang hubungan serius yang sedang ia cari selama ini, namun Galfi yang merasa hal itu adalah sebuah hal yang harus muncul kemudian untuknya dia mau saja menjalani hubungan yang serius namun hal itu harus mengalir dan muncul ketika dua orang sudah setuju untuk hidup bersama. Belum lagi dirinya juga memiliki trauma yang mendalam dengan kegagalan di hubungannya dengan Rayu memang nama Rayu tidak secara gamblang diceritakan pada Rinda, kegamangan pun hadir di benak Galfi dan Rinda mereka tahu mereka saling menyukai satu sama lain namun perbedaan keinginan diantara mereka terlalu jauh nampaknya. Ya kesamaan umur antara Rinda dan Galfi membuat hal ini muncul, Galfi yang memang terlalu into hubungan yang lama dan terbiasa untuk kemudian jadi sayang pun memiliki ketakutan bahwa hal yang diinginkan oleh Rinda yang sangat ingin ke jenjang yang sangat serius yaitu pernikahan. Pada akhirnya menjadi hubungan yang tidak enjoyable untuk keduanya karena targetnya sudah ditentukan di awal, lama kelamaan hubungan mereka pun merenggang. Dari sini Galfi dan Rinda sama sama menyadari bahwa ada suatu perpisahan dengan kondisi seperti ini. Perbedaan pandangan membuat mereka menjadi seseorang yang memperhatikan status satu sama lain sekarang
Dari sini Galfi menyadari bahwa love is all about timing, mungkin kita sudah saling menyayangi satu sama lain sudah memiliki ketertarikan satu sama lain, tapi sayang waktu tidak memungkinkan kita untuk menjalani hubungan itu, dan ketika waktu tidak menghendaki maka cinta itu tidak akan ada
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H