Mohon tunggu...
Gilang Nugraha
Gilang Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Jr. Content Writer

untuk mendukung silahkan donasi di https://saweria.co/Gilangn isi konten Harian

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Pro Player, Sebuah Pekerjaan yang Masih Menjadi Loncatan untuk Menjadi Seorang Streamer Game

31 Desember 2020   12:14 Diperbarui: 31 Desember 2020   12:44 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

E-sport di masa internet yang sedang maju ini menjadi suatu industri karir yang sedang menjadi salah satu pilihan untuk dimana tersedia opsi seseorang mencari suatu pekerjaan, namun sayangnya dengan masih abu-abunya industri yang ditawarkan e-sport sekarang masih ada keraguan akan sebuah karir yang ditawarkan.

Hal ini sebenarnya sudah terlihat dari beberapa pro player yang secara "rombongan" memutuskan untuk mengakhiri karirnya di skena e-sport Indonesia hal ini biasanya karena pemain-pemain tersebut lebih memilih untuk nantinya menjadi streamer baik dari YouTube atau dari platform streaming lain.

Hal ini justru menjadi hal yang mencurigakan dimana mungkin saja ketidakpastian untuk berkarir di e-sport Indonesia sekarang memang belum bisa menjadi karir yang menjanjikan, ya berbeda dengan beberapa atlit di olahraga lain yang memiliki umur karir yang lebih panjang seperti pemain sepakbola, bulutangkis, bola basket dan beberapa atlit lainnya.

Meskipun dianggap sebagai olahraga yang sedang naik daun namun banyaknya pemain yang memutuskan untuk mengakhiri karirnya di e-sport menjadi pertanyaan besar dalam diri kita bukan? Bahkan sesekali ada beberapa player yang berhenti sejenak dari skena e-sport Indonesia berikut adalah hal hal yang mungkin menjadi alasan mengapa beberapa pro player memutuskan untuk pensiun dari pekerjaan pro player:

Belum adanya standar yang jelas

Pemerintah Indonesia sampai saat ini tidak mengeluarkan standar yang jelas tentang pekerjaan yang satu ini dimana dalam urusan pajak ataupun standar gaji yang harus diterima adalah berapa besar ataupun minimal gaji yang bisa diterima oleh seorang pemain pastinya harus berapa.

Seperti yang kita tahu bahwa pekerjaan pro player e-sport sangat berbeda dengan orang yang bermain game dimana mungkin setiap harinya ketika pro player bermain game dirinya sedang tidak ingin memainkan game tersebut.

Bahkan standar waktu yang mereka habiskan untuk bermain game mungkin hampir sama dengan pekerjaan yang dilakukan pegawai kantoran yang bekerja di kantor maka dari itu dengan adanya waktu dan tenaga yang dikeluarkan maka gaji yang harus diterima oleh pro player juga seharusnya bisa sebanding dengan apa yang mereka lakukan. 

Belum lagi ketika seorang atau tim e-sport yang sudah membawa nama baik di Indonesia di kancah dunia kadang mereka tidak mendapatkan perhatian sama sekali dari pemerintah dan bahkan banyak dari mereka yang memutuskan untuk membubarkan diri dan berhenti untuk menjadi pro player di Indonesia.

Penghasilan yang relatif rendah dibandingkan kontrak streaming

Banyak pemain yang berkerja keras untuk mendapatkan gelar juara dalam berbagai turnamen e-sport yang mereka ikuti hal ini sejalan juga dengan waktu dan tenaga yang sama besar mereka korbankan dipercaya.

Beberapa pemain memang memiliki kontrak yang sangat besar bersama tim yang diperkuatnya namun terkadang kontrak yang ditawarkan platform streaming kadang lebih besar daripada yang mereka dapatkan dari tim e-sport yang mereka bela dan juga hadiah turnamen yang kadang angkanya lebih dari kata ideal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun