**Jakarta, 21 Juli 2024** -- Beberapa daerah di Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis air bersih yang semakin parah. Kekeringan panjang yang melanda sejumlah wilayah menyebabkan pasokan air bersih menurun drastis. Kondisi ini membuat masyarakat setempat kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.
**Penyebab Kekeringan**
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa fenomena El Nio menjadi salah satu faktor utama penyebab kekeringan tahun ini. El Nio mengakibatkan curah hujan menurun signifikan di banyak wilayah Indonesia, terutama di Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan sebagian wilayah Sumatra.
**Dampak pada Masyarakat**
Di Desa Karangjati, Jawa Tengah, warga terpaksa harus berjalan beberapa kilometer untuk mendapatkan air dari sumur-sumur yang masih memiliki cadangan air. Sementara itu, di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, beberapa desa mengandalkan pasokan air dari tangki-tangki yang didistribusikan oleh pemerintah setempat dan LSM.
"Saya harus bangun jam 3 pagi untuk antre air bersih. Kalau terlambat, bisa tidak kebagian," ungkap Siti (34), seorang warga Desa Karangjati.
**Upaya Pemerintah**
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menangani krisis ini. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengirimkan bantuan berupa pompa air dan tangki air ke daerah-daerah yang terdampak. Selain itu, pemerintah juga berencana untuk mempercepat pembangunan waduk dan sumur bor di beberapa wilayah kritis.
"Kami terus memantau kondisi ini dan berupaya memberikan bantuan secepat mungkin kepada masyarakat yang membutuhkan," ujar Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
**Dukungan Internasional**