Mohon tunggu...
Gilang Gimnastian
Gilang Gimnastian Mohon Tunggu... -

Kita tak pernah menanamkan apa-apa. Kita tak pernah kehilangan apa-apa. -Soe Hok GIe

Selanjutnya

Tutup

Money

Tentang CEO Asing BUMN RI

5 Februari 2017   17:06 Diperbarui: 7 Februari 2017   04:42 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu Kementerian BUMN dilanda isu mengenai CEO BUMN diisi oleh orang asing. pemerintah berpikiran bahwa tujuan untuk CEO warga negara asing akan memberikan stimulus positif terhadap kemajuan BUMN karena para CEO BUMN harus memiliki semangat kompetisi yang kuat dan sehat agar BUMN dapat terus maju dan berkembang secara optimal. menurutnya Indonesia perlu belajar dari negara yang sudah maju menjalankan BUMNnya secara profesional. Disatu sisi banyak orang yang mengkritik mengenai kebijakan ini, ada yang bilang merendahkan harga diri bangsa karena menunjukan kepada bangsa lain kita tidak mampu, ada juga yang berpikiran bahwa pemerintah menutup kesempatan bagi warga negara Indonesia yang memiliki kompetisi dalam memimpin BUMN.

Secara definisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah suatu badan usaha badan usaha yang permodalannya baik itu dan sebagian dan seluruhnya di miliki oleh pemerintah. Statusnya bukanlah pegawai negeri sipil melainkan Karyawan BUMN. Karena BUMN ini adalah sebuah badan usaha yang berfungsi sebagai penyedia barang dan jasa, selain itu untuk tetap bisa survive dan mandiri sebuah perusahaan perlu mendapatkan laba untuk melangsungkan bisnisnya dengan kata lain business oriented.Memang ada perusahaan yang tak harus sepenuhnya menghasilkan laba seperti perusahaan di bidang jasa transportasi PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) dan PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) karena perusahaan tersebut memang pure melayani masyarakat dan juga permodalannya sudah barang tentu dari APBN yang berasal dari sumbangsih masyarakat. Akan tetapi dalam melayani masyarakat perlu adanya suatu usaha yang membuat masyarakat menjadi nyaman kita menggunakan jasa perusahaan tersebut, salah satu caranya dengan langkah efisiensi. Maka dari itu perlu adanya manajemen yang profesional untuk mengelola BUMN agar menjadi perusahaan yang bernilai, efisien, dan world class company.

Negara yang sudah maju memiliki perusahaan yang berkelas dunia yang masuk dalam jajaran Fortune Global 500 seperti negara amerika yang memiki 134 perusahaan yang masuk ke daftar tersebut, dan china yang memiliki 103 perusahan yang menduduki daftar perusahaan kelas dunia. Kedua negara tersebut nyaris berimbang, dalam daftar perusahaan yang menempati peringkat teratas Fortune Global 500 ada beberapa perusahaan BUMN China yang masuk daftar seperti State Grid (bidang energy), China National petroleum (minyak dan gas) dan Sinopec Group (minyak dan gas). Perusahaan perusahaan tersebut berhasil menjadi perusahaan yang berkelas dunia dari sisi laba dan pangsa pasarnya. Juga maskapai Emirates yang selama ini CEOnya diisi oleh orang inggris hingga sekarang terbukti menjadi perusahaan maskapai berkelas international.

Mengapa perlu CEO asing? Negara maju khususnya CEO asing yang berpengalaman memiliki sejarah dalam menjalankan bisnisnya karena iklim bisnis di negara maju sangat kompetitif dengan persaingan dan ketat sehingga manajemen perusahaan asing terbiasa dengan persaingan sehingga dapat memajukan perusahannya hingga menjadi perusahaan kelas dunia. Dengan berbekal pengalaman tadi diharapkan CEO asing tersebut dapat memajukan perusahaan BUMN Indonesia agar menjadi kompetitif, profesional dan world class company.

Belajar dari sejarah bangsa Indonesia di era kemerdekaan banyak perusahaan yang di nasionalisasi oleh Indonesia akan tetapi dalam masa transisi ini tetap dalam tingakatan manajerial masih dikelola  oleh beberapa tenaga ahli dari belanda, yang diharapkan akan membantu tugas-tugas dan transfer ilmu kepada bangsa Indonesia yang mengelola kedepan kelak. Seperti contoh pengalaman Bank Indonesia yang dahulu namanya De Javasche Bank pada saat itu tenaga ahli Indonesia belum memiliki pengalaman yang dalam maka dari itu mereka memerlukan bantuan dari tenaga-tenaga belanda yang selama itu memimin De Javasche Bank. Dalam masa transisi ini staf-staf memerlukan penyesuaian diri dan mengambil ilmu dari tenaga ahli belanda.

Intinya adalah bangsa kita khususnya para pemangku kebijakan, para manajerial yang sekarang bekerja di perusahaan BUMN sebetunya bisa ambil pikiran positif dan realistis dari pengalaman CEO asing dalam menjalankan bisnis perusahaan karena bisnis tidak lepas dari persaingan sehingga perlu adanya orang yang lebih profesional, beritegritas dan berpengalaman dalam mengelola perusahaan yang berkelas internasional. Ketika perusahaan dapat terbukti maju dan menjadi berkelas internasional kita dapat mengambil ilmu dan pegelamanannya secara teknis dalam mengelola BUMN toh tak ada salahnya kita belajar mengambil ilmu dan pegalaman dari asing secara langsung dengan melihat praktiknya.

Akan tetapi kita melihat lebih dalam tak semua perusahaan BUMN harus dipimimpin oleh CEO asing ada baiknya kita melihat perusahaan mana yang harus dikelola oleh CEO asing seperti BUMN yang selalu merugi, atau tidak efisien pengelolaannya itulah yang harus dikelola oleh CEO asing tersebut. BUMN bukanlah kementerian atau presiden yang harus diduduki dan dipimpin oleh warga negara Indonesia melainkan sebuah perusahaan yang perlu survive dengan pengelolaan yang efisien dan efektif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendapatkan keuntungan. Toh dari segi permodalan tetap modal BUMN adalah sebagian besar adalah milik pemerintah pemerintah yang memiliki peran kontrol yang besar dalam BUMN.

 Dalam pemilihannya CEO BUMN tetap menjalankan prinsip fit and proper test calon CEO BUMN dengan mengikut sertakan warga negara Indonesia yang memiliki kompetensi dalam megelola BUMN. Jadi warga negara Indonesia yang berkompeten untuk mengelola BUMN dapat berkompetisi dengan CEO asing tadi dengan beradu ide dan visi untuk mengelola BUMN yang profesional dan bernilai tambah. Bangsa kita mengharapkan juga BUMN kita menjadi world class company mampu bersaing dengan perusahaan yang memiliki standar internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun