Mohon tunggu...
gilang fitrana
gilang fitrana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya Mahasiswa UIN Walisongo Semarang angkatan tahun 2018

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kembalinya Kesenian Jaranan Pasca Pandemi

25 November 2021   05:40 Diperbarui: 25 November 2021   05:46 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesenian Jaranan atau Jathilan merupakan sebuah seni tari yang menggunakan properti seperti kuda tiruan tang terbuat dari anyaman bambu yang di kepang serta di cat dan di beri rambut tiruan yang menyerupai seekor kuda sehingga masyarakat luas lebih mengenalnya dengan sebutan Jaran kepang atau Kuda lumping.

Kesenian Kuda Lumping ini lebih populer di wilayah Jawa tengah salah satunya di daerah Kabupaten Temanggung. Hal itu terbukti dengan adanya kesenian Jaranan di setiap desa di Temanggung diperkirakan terdapat sekitar 700 kelompok seni di Temanggung yang menjadikan Jaran kepang sebagai inti dari kegiatan kesenian mereka.

Desa Gondang Winangun menjadi salah satu desa di Temanggung  yang masih melestarikan budaya Jaranan atau Jaran Kepang, terdapat 3 kelompok seni tari jaranan di sini, salah satunya di Dusun Gandu Kulon yang bernama Among Bekso, kelompok seni ini selain menampilkan kesenian  jaranan juga menampilkan berbagai macam tarian tradisonal seperti warokan, topeng ireng dan masih banyak lagi.

Kesenian tradional tersebut masih menjadi daya tarik tersendiri baik untuk warga lokal hingga turis asing, Desa gondang winangun sendiri juga pernah sukses mengadakan acara 1000 penari jaranan di lapangan desa Gondang Winangun yang bahkan mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, bahkan saking suksesnya acara tersebut sampai dibuatkan tugu kuda lumping di depan lapangan desa tersebut.

Tim KKN UIN Walisongo RDR 77 Kelompok 24 pun diajak berlatih dan melihat serunya pementasan kesenian jaranan yang diadakan oleh kelompok tari Among bekso, salah satu pemuda asal kelompok tari tersebut bernama Mas Yudha mempersilahkan kami untuk bergabung dalam kemeriahan acara pementasan kesenian jaranan tersebut.

whatsapp-image-2021-11-25-at-05-12-59-619ebd3158896d6a9b313ec2.jpeg
whatsapp-image-2021-11-25-at-05-12-59-619ebd3158896d6a9b313ec2.jpeg
whatsapp-image-2021-11-25-at-05-07-38-1-619ebd4558896d5a181ba212.jpeg
whatsapp-image-2021-11-25-at-05-07-38-1-619ebd4558896d5a181ba212.jpeg
Atraksi dan adegan yang di tampilkan dalam kesenian jaranan sengatlah menarik dengan di awali dengan tarian jaranan lalu diikuti dengan tarian lengger yang anggun dan menawan. Semakin memasuki inti acara semakin mencekam atraksi yang dilakukan seperti kesurupan , memakan beling hingga ayam hidup juga di tampilkan dalam atraksi tersebut, akan tetapi dibalik itu semua justru menjadi ciri khas tersendiri dan membedakannya dari kesenian lain
whatsapp-image-2021-11-25-at-05-10-31-619ebd6758896d7e3d036f32.jpeg
whatsapp-image-2021-11-25-at-05-10-31-619ebd6758896d7e3d036f32.jpeg
whatsapp-image-2021-11-25-at-05-07-38-619ebdcb06310e7c9034e622.jpeg
whatsapp-image-2021-11-25-at-05-07-38-619ebdcb06310e7c9034e622.jpeg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun