Mohon tunggu...
Gilang Febriano Putra
Gilang Febriano Putra Mohon Tunggu... Seniman - Film Director

Gilang Febriano Putra adalah seorang sutradara, penulis, untuk beberapa iklan, film pendek, dan tvc. Ia lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat dan dibesarkan di sebuah desa tepian danau Maninjau. Ia pernah kuliah di salah satu Institut Seni dengan jurusan Telvisi dan Film, karya dokumenter pendeknya pernah diputar pada event Youth Asian Film Exhibition, Guangzhou, Cina.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Terjebak di Series Indonesia Pertama Kali dan Hilangnya Wonder Woman

22 Maret 2022   11:14 Diperbarui: 22 Maret 2022   12:15 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:Instagram/kagetnikah_series 

"Hah? Series?" kalimat dengan penuh penolakan ketika harus kembali nonton series, apa lagi series Indonesia. Rasanya, series Indonesia yang terbaik pernah saya tonton jauh sebelum OTT rame diminati oleh masyarakat. Dulu, sebelum OTT ramai, Youtube, dan media internet lainnya jadi tempat penyajian Web series, bahkan sampai ke media sosial.

Namun, semua berubah ketika pandemi melanda, setelah bioskop ditutup cukup lama, para distributor, platform, mencari alternatif penayangan film tanpa harus ke bioskop.

Setelah bioskop memilih tutup dalam waktu yang cukup lama, OTT hadir dengan gagahnya, dan menyajikan film - film pilihan sesuai dengan karakter platform, sebut saja Disney+, WeTv, Vidio, dan pastinya sang legendaris Netflix. 

Beberapa series saya ikuti, sebut saja, Money Heist, Squid Games, The Queen's Gambit, sampai pada Manifest. Memang semua series yang saya tonton tidak ada produk dalam negeri. Saya menonton pun selalu dengan pola marathon, karna salah satu hal yang paling menyebalkan dari series adalah menunggu episodenya tiap minggu, maka dengan cara menunggu semua episode tayang, baru saya memilih nonton semua. 

"Tontonlah, bagus" begitu ucap Wonder Woman pertama kali mempromosikan series Kaget Nikah, dengan sedikit spoiler. Tentu hati dan fikiran saya tidak semudah itu disugesti, "Gak ah, ga bagus"

"Bagus, ceritanya di Bali, yang main Kevin Julio"

"What? Bali lagi, Bali lagi. Apa gak ada lokasi lain?"

Bali memang menjadi pilihan utama dan terakhir bagi film atau series dengan tema - tema romantis Indonesia, yang sejatinya saya tidak melihat romantisme Bali menjadi satu - satunya tanpa pilihan, bisa saja Yogya lebih romantis, atau Bandung lebih harmonis, atau Aceh lebih religius, kenapa Bali? sedikit - sedikit Bali, Bali melulu udah kayak lagu cinta yang mendayu - dayu.

Seiring berjalan waktu, sugesti Wonder Woman masuk pelan - pelan meracuni fikiran, rasa penasaran muncul. Download platform, langsung ketik "Kaget Nikah" dan tonton!

Episode satu yang membosankan, apa masih tabu kita membahas perihal perawan? virgin? malam pertama? dan segala kegelisahan yang menggiring cinta hanya sekedar seks belaka. Episode awal memang agak melelahkan, kita harus melihat adegan - adegan absurd, mulai dari perceraian karna malam pertama tidak perawan, hingga jatuh di jurang dan pendarahan pada kemaluan wanita dan niat membantu berujung pada fitnah dan pernikahan. 

Saya berhenti pada episode 3, tidak memiliki niat untuk melanjutkan lagi, namun Wonder Woman dengan segala kemampuan selalu memberi sugesti - sugesti, segala bujuk rayu kembali tertuang, barangkali ini karna rekomendasi dari Wonder Woman makanya saya terkesan rapuh menerima sugest dan melaksanakan hal tersebut, bisa saja jika yang memberi sugesti adalah Spiderman, Superman, maka saya ga akan peduli, Who's care? 

Nungguin tiap minggu? ogah! kebiasaan series itu selalu upload dari minggu ke minggu, mematok satu hari sebagai perayaan, menyebar teaser dan poster di sosial media, promosi murahan, ga ada modal, tapi tetap aja, nonton!

Series Indonesia sejatinya belum menemukan tempat yang baik, belum berada di puncak, tetapi geliat sineas masih berambisi, walau terkesan jalan di tempat, jurang antara memajukan sinema Indonesia atau cuan, cuan, cuan!

Minggu - minggu berlalu, saya masih tidak ingin melanjutkan tontonan ini, ogah! drama murahan, jual budaya healing dan kisah cinta segitiga, segi empat, atau banyak segi, tentu happy ending adalah tujuan. 

"Episode 10C sudah di upload, final!" hah? jadi ini series sebenarnya ada berapa episode? ada 10A? 10B? 10c? 10 aja bisa membagi 3 badan, kenapa gak lanjut ke 11, 12? Saya masih tidak niat menonton, namun bujuk rayu Wonder Woman memang manis, bahkan ia menceritakan sepotong cerita, lalu berhenti dan tidak melanjutkan, lebih menyarankan untuk menonton. 

I pad ku ndi? Saya mencari ipad, membuka OTT, mulai menonton, eps 3, pelan - pelan, alur demi alur dipaksakan masuk dalam fikiran dan logika, 4, 5, 6, tanpa disadari episode demi episode mengalir begitu deras, dari pukul 8 malam, baru nyadar sudah pukul 11 malam, gila! kenapa jadinya marathon menonton? 

Memang tidak dipungkiri, luar biasanya sineas Indonesia dalam membuat cerita, mampu membuat khalayak penasaran, saya berada pada episode - episode akhir. 

Perihal perawan yang tadi menjadi fokus saya, pelan - pelan buyar, adegan - adegan romantis dan lucu cukup menghibur, membuka mata perihal tema utama, ternyata cinta bukan hanya soal virginity, tapi lebih dari itu, melibatkan ego, dan rasa ikhlas. 

"Aku finish!" report memalukan pada Wonder Woman, tentu balasan selanjutnya adalah ejekan dan tertawa, malu dan pilu, malu karna arogan di awal, pilu soal kisah dan cerita yang mengusung wanita dan pria dalam kaget nikah. 

"Hahaha, nonton juga kan? seru kan? gimana - gimana?" setelah itu tentu adalah hasil diskusi antara sineas abal - abal seperti saya dengan penikmat series addict sekelas Wonder Woman, mungkin sudah lunas segala bentuk series di OTT ia sikat, mulai dari Tersanjung sampai urusan oppa - oppa Korea. 

"Bagus ceritanya, jadi pengen ke Bali" Saya subjektif menilai series ini, memang cinta tersebut adalah petualangan, ada yang membiarkan petualangannya berujung pulang, ada juga 2 insan yang memilih petualangan tersebut tersesat dan mereka tidak niat menemukan jalan pulang, series ini mungkin memilih yang ke 2, tetapi kita, memilih yang mana? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun