Kegiatan tahunan Prodi Televisi dan Film yang bernama "Minang Film Festival" ini sudah memasuki usianya yang ke 4 tahun. Pembelajaran dan pembenahan terus dilakukan dalam penyelenggaraan kegiatan ini setelah mendapatkan hasil evaluasi.Â
Beberapa kesimpulan dari hasil evaluasi tersebut adalah tercapainya beberapa target kegiatan yang bertujuan untuk mendorong kreatifitas dan geliat komunitas-komunitas film pendek pelajar di Sumatra Barat.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Minang Film Festival selalu mencoba memberikan wawasan tentang film sebagai bentuk penyebaran kebudayaan.Â
Untuk tahun ini Minang Film Festival memberikan semangat untuk tetap berkarya dalam kondisi yang penuh keterbatasan sekalipun. Tujuan itu kemudian dituangkan dalam sebuah tema tentang kemandirian dalam berkarya.Â
Tema tahun ini dengan menggunakan kata filosofis dari pepatah Minang, yaitu "Indak Kayu Janjang Dikapiang". Pepatah yang menunjukan semangat untuk bertahan dari keterbatasan dengan kreativitas untuk mencari solusi terhadap satu masalah yang ingin diselesaikan.
Festival tahun ini diharapkan dapat memberi semangat berkarya di masa pandemic yang penuh keterbatasan ini. Kegiatan ini tetap berkeinginan untuk membangun geliat serta ekosistem perfilman di Indonesia melalui budaya lokal.Â
Gagasan yang kami buat ini sebagai bentuk semangat untuk tetap mendukung perfilman Indonesia dimasa-masa yang penuh keterbatasan karena pandemic covid19 ini.
Dengan misi kegiatan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan berkreatifitas melalui media film serta berkontribusi dalam usaha memajukan dunia perfilman Indonesia dengan membangun ekosistem yang baik, Minang film festival menjadi ruang bersilaturahmi, belajar bersama, sekaligus ruang berekspresi dengan memanfaatkan media film sebagai bagian dari bentuk kegiatan positif generasi muda, walaupun kondisi saat ini memaksa kita melakukannya secara daring, tetapi upaya menjaga semangat berkreatifitas selalu dikedepankan.
Minang Film Festival #4 tahun ini mencoba merespon fenomena yang terjadi di banyak sendi kehidupan kita. Keterbatasan dimasa pandemi covid19 menjadi sebuah peristiwa yang banyak merubah budaya-budaya yang pernah ada, termasuk budaya dalam berkreatifitas.Â
Keterbatasan dalam perspektif lain dilihat sebagai sebuah pemicu kreativitas dalam mencari solusi. Semangat kreativitas dalam mencari solusi-solusi harus tetap ada dalam diri kita sebagai individu dalam berkarya dan juga hal ini dapat dimaknai kreativitas dalam dunia penciptaan karya-karya film lokal.Â
Kehidupan bersinergi berbagai lini dalam perfilman mulai dari kelompok-kelompok produksi, kelompok-kelompok distribusi dan kelompok-kelompok diskusi harus dapat saling bekerjasama untuk menjadikan perfilman lokal mampu berkontribusi pada level nasional atau internasional. Semangat ini kami gambarkan melalui kalimat yang menjadi tema acara: "Indak Kayu Janjang Dikapiang".