Budidaya jamur tiram putih semakin diminati karena nilai ekonomis dan kandungan gizinya yang tinggi. Dalam proses budidayanya, media tanam memainkan peranan penting. Limbah kardus dan serbuk serabut kelapa menjadi alternatif media tanam yang ramah lingkungan. Kedua limbah ini mengandung selulosa dan lignin, yang merupakan sumber nutrisi potensial bagi jamur tiram putih. Namun, tanpa perlakuan khusus, nutrisi dalam limbah ini sulit diakses oleh jamur. Di sinilah peran mikroorganisme menjadi krusial, karena mereka mampu mendegradasi senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh jamur.
Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur pengurai  seperti  Trichoderma dan Aspergillus, berfungsi memecah serat selulosa dan lignin pada limbah kardus dan serbuk kelapa. Proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme menghasilkan enzim-enzim yang mengubah bahan organik kompleks menjadi senyawa sederhana seperti glukosa, yang merupakan sumber energi bagi jamur tiram putih. Selain itu, mikroorganisme juga membantu memperbaiki struktur media tanam, menciptakan lingkungan yang lebih porus, sehingga memudahkan perakaran jamur tumbuh.
Penambahan mikroorganisme pada media yang terbuat dari limbah kardus dan serbuk kelapa juga meningkatkan kandungan nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh jamur. Mikroorganisme tertentu, seperti bakteri pengikat nitrogen, dapat memperkaya media tanam dengan nitrogen melalui proses biologis. Dengan adanya keseimbangan nutrisi yang lebih baik, jamur tiram putih mampu tumbuh lebih cepat dan menghasilkan tubuh buah yang lebih besar serta berkualitas tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Safira Dwi Agustin, Dr. Kukuh Munandar, M.Kes , dan  Dr. Ali Usman, M.Pd menunjukkan bahwa limbah kardus mendapatkan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih yang meliputi panjang miselium, diameter tudung jamur, jumlah badan jamur dan berat basah jamur.
Penggunaan limbah kardus dan serbuk kelapa yang diproses dengan mikroorganisme tidak hanya mendukung pertumbuhan jamur tiram putih tetapi juga memberikan solusi terhadap masalah limbah organik. Pemanfaatan ini membantu mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus menciptakan nilai tambah bagi limbah yang sebelumnya tidak terpakai. Dengan pendekatan berbasis mikroorganisme ini, budidaya jamur tiram putih dapat menjadi lebih efisien, ekonomis, dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H