Sepakbola Indonesia resmi dimulai kembali, setelah hampir satu tahun redup akhirnya diberi izin oleh pihak kepolisian dan disetujui oleh Kementerian Kesehatan RI. Keputusan untuk dimulainya pertandingan sepakbola kembali melalui rentetan proses yang terbilang sulit. Dari menunggu keadaan Pandemi Covid-19 di Indonesia, menunggu hasil surat perizinan dari kepolisian, serta menunggu keputusan dari Kementerian Kesehatan yang membuat proses merealisasikan sepakbola Indonesia sedikit terhambat.Â
Setelah melalui proses tersebut, akhirnya sepakbola Indonesia resmi diperbolehkan dengan syarat harus menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Orang - orang yang berada di dalam stadion wajib menggunakan masker, dicek suhu, dan lain - lain.
Sebagai awalan sebelum kompetisi resmi dimulai (Liga 1). PSSI menggelar Turnamen Pramusim yaitu "Piala Menpora" yang diikuti oleh para klub Liga 1 musim lalu (kecuali klub Persipura Jayapura) dan kontestan klub yang sebelumnya menapaki di Liga 2 seperti Persita Tangerang, Persik Kediri, dan Persiraja Banda Aceh. Total ada 17 tim yang memperebutkan gelar juara dengan hadiah Rp. 2 Milyar.Â
Sistem pembagian awal berupa Grup, terdiri dari Grup A, B, C, dan D. Digelar di 4 Daerah yaitu Bandung, Sleman, Malang, dan Solo. Grup A bermain di Stadion Manahan, Grup B bermain di Stadion Kanjuruhan, Grup C bermain di Stadion Si Jalak Harupat, dan Grup D bermain di Stadion Maguwoharjo. Pertandingan tersebut tidak diperbolehkan dimasuki oleh para suporter klub, karena itu yang bisa dibilang menjadi syarat utama supaya pertandingan Piala Menpora bisa digelar. Para suporter bisa melihat pertandingan melalui tayangan Live Streaming ataupun di Televisi.Â
Antar klub saling beradu strategi untuk saling merebut gelar kemenangan. Para pemain berjuang habis - habisan supaya tim mereka bisa meraih hasil yang cukup bagus dan membuat para suporter senang. Jika suatu tim mengalami kekalahan, pasti suporter akan menyalahkan pelatihnya. Nah, yang paling menarik di sepakbola Indonesia adalah dari segi pelatih ini. Jika tim tersebut kalah atau cara bermainnya dirasa kurang bagus pasti suporter pada menggaungkan supaya pelatih tersebut harus mundur dari posisi pelatih.
Tim mengalami permainan buruk secara terus - menerus biasanya suporter akan mengeluh ke media sosial official suatu klub seperti Instagram, Twitter, ataupun social platform lain untuk menyarankan pelatih mereka harus mundur. Sebagai contohnya, peserta Piala Menpora yaitu klub PS Sleman. Klub PS Sleman dari awal ia bermain sangatlah buruk sampai para suporternya menuju ke akun official Instagramnya dengan menulis tagar #DejanOut. Ini yang sangat disayangkan oleh sepakbola Indonesia, mereka menganggap pertandingan tersebut itu seperti kompetisi yang resmi seperti Liga 1, padahal hanya Turnamen Pramusim saja. Selain pelatih, pemain yang dirasa kurang baik bermain juga turut terseret dan disuruh untuk mundur juga.
Serta selama pergelaran kompetisi Piala Menpora ini, ada juga kejadian yang membuat suporter bisa dikatakan "gemas" dengan hasil suatu pertandingan. Pada saat kejadian kontroversial yang dibuat oleh wasit. Seperti, kejadian hakim garis yang kurang pas offside/onside, peristiwa adanya pemain yang melakukan tekel keras tapi hanya diberikan kartu kuning saja dan lainnya. Meski begitu, sikap yang diberikan wasit harus diterima tidak dapat diganggu gugat. Para official, pelatih beserta jajarannya termasuk penonton yang melihat langsung pasti akan kesal jika tingkah yang diberikan tidak sesuai. Mereka menginginkan pertandingan yang fair play yang sesuai dengan standar ketentuan FIFA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H