Mohon tunggu...
Gilang ArifAkbar
Gilang ArifAkbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - saat ini saya sedang menempuh proses pembelajaran sebagai mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malang

Saya adalah seorang yang memiliki ketertarikan akan banyak hal, saya sangat suka melakukan apapun hal yang bermanfaat hobi saya adalah membaca sejarah, terutama sejarah islam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keteladanan Haq Sang Murrobbi Al Hassan: Lentera Buhayrah Menyinari Bangsa Qibthi

7 September 2023   23:21 Diperbarui: 7 September 2023   23:26 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : kisahhikmah.com

14 Oktober 1906 di Desa Mahmudiyah Al Buhayrah, Terdengar jelas suara tangis sang imam, tak khayal seperti sebuah terompet sangkakala bagi inggris bahwa suatu saat kekuasaannya akan terguncang oleh seorang bocah desa yang bahkan tak memiliki latar belakang pendidikan akademik modern yang mumpuni.

Syaikh ahmad Al Banna, yaaa... beliaulah asbab seorang hassan lahir, bukan dengan jasadnya akan tetapi dengan jiwa yang penuh dengan ketaqwaan seorang da'I cerdik telah tercipta. Gejolak revolusi mesir kala itu mencapai suatu titik yang ganas.

14 tahun usianya, sang imam sudah mengkhatamkan seluruh isi kitabullah. Di usianya yang baru saja menginjakan kaki ke 22 tahun sang imam sudah mendirikan IKHWANUL MUSLIMIN (Orang barat biasa menyebutnya dengan organisasi muslim brotherhood). Kecendrungan Al Imam Al Hassan Al Banna melihat kondisi mesir saat itu membuat hatinya tergerak untuk menyusuri lorong lorong gelap di kala malam.

Tampaklah sebuah kedai yang ramai di kunjungi anak anak muda mesir kala itu. Mereka sedang fokus mendengarkan taujih (pesan) dari sang imam. Kecendrungan sang imam adalah beliau tidak pernah sekalipun menyinggung permasalahan atau kesalahan mereka. Taktik dakwah cerdik ini tak khayal membawa sang imam menjadi motivator idola kalangan muda. Dari caf ke caf, dari bar ke bar, dari tempat prostitusi beliau melangkah, yaaa.... Beliaulah sang lentera yang di dambakan oleh masyarakat.

Bagai kobaran api, dakwah sang imam membara ke seluruh penjuru mesir. Gelombang kengerian itu bahkan di rasakan hingga nusantara (deklarasi indonesia adalah negara yang berdaulat oleh sang imam Al Hassan). Dengan kekuatan seluruh ikhwan mesir kala itu, Al Imam memblokade terusan suez bagi kapal kapal belanda yang khendak melintas. Akibatnya mobilisasi logistik menuju hindia belanda kala itu mengalami kegoyahan hebat.

Dari kampung ke kampung, inggris memindahkan pengasingan sang imam. Ternyata, justru langkah pengasingan tersebut membawa sang imam dapat memperluas basis dakwahnya, seperti yang pernah Allah firmankan dalam Al Quran surah ASH -- SHAF ayat 8 :

"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka. Tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya" 

Bagai tak luput oleh tempat dan tak teralihkan oleh waktu, gerakan dakwah sang imam mendorong revolusi besar bagi negara negara muslim di seluruh penjuru dunia. Gertakan sang imam kala itu mampu mendorong mesir hingga jauh dari gunung sinai (gerakan pasukan militer Al Ikhwan yang di dapatkan dari dana amal usaha IKHWANUL MUSLIMIN untuk membebaskan Palestina). Gerakan Al Ikhwan menyebar ke daerah Turki (kala itu masih berbasis sekuler yang membatasi kebebasan beragama), Palestina (Pembentukan HAMAS salah yang di inisiasi oleh Syaikh Ahmad Yassin), bahkan hingga Asia.

12 Februari 1949 di Kairo, sebuah tembakan licik dari "oknum" pemerintah saat itu menembak Al Imam hingga jatuh sakit, dengan keji nya pemerintah melarang pula seluruh rumah sakit untuk menerima pasien yang bernama "SYAIKH HASSAN AL BANNA". Padahal kondisi Al Imam saat itu masi dapat di selamatkan. Sungguh akhir yang indah dari seorang Asysyahid Al Imam Al Hassan Al Banna.

Renungan bagi para da'I, kado terakhir Al Hassan

"Janganlah engkau putus asa, kerana putus asa bukanlah akhlak seorang muslim.

Ketahuilah bahwa ke-nyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini

adalah kenyataan di hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya

kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena

kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah

sepanjang hidup-nya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun