Diakhir program, peserta mengahadiri pertemuan dengan Parliamentary Vice-Minister for Foreign Affairs NAKAYAMA Norihiro di kantornya dan dilanjut dengan mengikuti Workshop dalam rangka mempresentasikan hasil kegiatan kepada perwakilan Kementerian Luar Negeri Jepang, Panitia Pelaksana Program, Duta Besar, Peneliti serta organisasi terkait tentang semua kegiatan selama di empat prefektur tersebut serta rencana tindak lanjut berupa projek yang akan dilakukan di negara masing-masing.
Jenesys telah memberikan sebuah pelajaran baru dalam proses perjalanan hidup. Delegasi Indonesia dapat melatih kesadaran diri untuk taat pada peraturan pemerintah, beretika, dan menjunjung tinggi kebudayaan sebagai identitas diri sebuah negara dan bangsa. Memahami bahwa sebuah penanaman kesadaran harus dibangun dari mulai lingkup yang kecil, yakni melalui keluarga. Tak hanya itu saja, setiap negara juga harus mempunyai karakter yang kuat sebagai akar jati diri bangsa, sebagai salah satu pondasi kebangsaan. Contoh baik soal keteladanan juga harus diberikan kepada generasi muda agar mampu membuat filter budaya luar dengan lebih kritis dan objektif.
"Di kemudian hari, saya berharap dapat mengimplementasikan pengalaman dan pengetahuan yang telah saya dapatkan selama program Jenesys Student Conference ini. Semoga mampu saya pergunakan untuk menjaga kebudayaan, agama, kebanggaan atas budaya, semangat untuk terus belajar, melaksanakan keteraturan." Ujar Gilang.
Pemuda dan pelajar Indonesia harus selalu optimis bahwa sebagai negara pluralis, Indonesia dapat terus menjaga kebudayaan yang dimiliki. Menunjukkannya pada dunia luar bahwa Indonesia adalah miniatur dunia dimana semua orang dengan berbagai latar belakang yang berada di dalamnya dapat hidup dengan damai dan sejahtera. Gemah ripah loh jinawi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI