Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Melihat Fresh Graduate Akademi Chelsea di Liga Primer

14 November 2020   12:57 Diperbarui: 15 November 2020   09:47 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tammy Abraham dan Fikayo Tomori, dua lulusan akademi yang kini membela tim senior Chelsea. Foto diambil dalam pertandingan Wolverhampton Wanderers vs Chelsea pada 14 September 2019. | Sumber: AFP/Geoff Caddick via Kompas.com

Nyaris seluruh tim sepak bola profesional memiliki tim akademi. Biasanya akademi jadi tolak ukur pembinaan sebuah klub, jika lulusannya mampu berkontribusi bagi tim senior maka dapat dikatakan pula bahwa akademi tersebut berhasil mengelola pembinaan. 

Tak terkecuali bagi Chelsea, sekalipun mereka kini masuk dalam kategori klub kaya raya berkat dorongan finansial dari miliarder asal Rusia, Roman Abramovich.

Seberapa pun tebalnya dompet sang bos, pada akhirnya selalu ada 1-2 pemain akademi yang berhasil promosi ke tim senior. Hal demikian bagian dari regenerasi yang tidak bisa dilupakan oleh klub mana pun.

Berbicara regenerasi, agaknya semua klub boleh jadi terinspirasi oleh Class of 92 milik Manchester United atau La Masia dan Akademi Ajax. Namun kini, Akademi Chelsea menasbihkan keberhasilan dalam menghasilkan pemain di Liga Primer. John Terry tak lagi menjadi satu-satunya lulusan terbaik yang bisa dibanggakan oleh The Blues.  

Seperti laporan yang diterangkan The Sun, akademi The Blues Chelsea tengah menikmati kesuksesan besar dalam menelurkan bakat papan atas di Liga Primer Inggris. Sekurangnya ada 14 nama potensial, delapan bermain di luar klub senior Chelsea, sementara sisanya menghuni skuad yang kini diarsiteki Frank Lampard.

Andreas Christensen (24), Callum Hudson-Odoi (19), Fikayo Tomori (22), Reece James (20), Tammy Abraham (22), dan Mason Mount (21). Nama terakhir menjadi lulusan terbaik dengan indikator harga, kini Mount dilabeli 40,5 juta paun.

Itu belum termasuk talenta yang berstatus pinjaman lainnya diluar Liga Primer seperti Marc Guehi (23), bek tengah keturunan Pantai Gading yang bergabung dengan akademi sejak usia 8 tahun itu kini telah menembus timnas Inggris U-21. Guehi masih dipinjamkan di klub Championship Division, Swansea City.

Hal tersebut membuat akademi Chelsea menempati urutan ke-2 setelah Manchester United sebagai penghasil lulusan terbaik di Liga Primer. Diperingkat selanjutnya ada akademi Southampton dengan 13 pemain yang tersebar Liga Primer. Sementara Arsenal dan West Ham melengkapi posisi lima besar dengan masing-masing menghasilkan 12 dan 11 lulusan.

Tak cuma di dalam negeri, sumbangsih lulusan akademi dari luar Inggris juga cukup signifikan. Seperti akademi Ajax Amsterdam dan Benfica yang menghasilkan 8 lulusan yang kini tengah bermain di Liga Primer.

Gambar disadur dari The Pride of London
Gambar disadur dari The Pride of London
Momentum Lulusan Akademi di Tengah Larangan Belanja Chelsea

Masifnya kemunculan lulusan akademi di klub yang bermukim di Stamford Bridge saat ini ditengarai pula oleh larangan transfer yang dijatuhkan oleh otoritas tertinggi sepak bola dunia (FIFA) kepada Chelsea, mulai Maret 2019 silam.

Dalam putusannya Komdis FIFA memutuskan klub London itu telah melanggar aturan terkait transfer internasional 29 pemain di bawah usia 18 tahun, mereka dilarang melakukan transaksi pada dua jendela bursa transfer, musim panas 2019 dan musim dingin 2020. Denda sekitar 600 ribu franc Swiss (sekira Rp8,5 miliar) pun turut dilayangkan kepada Chelsea.

Abramovich cs sebenarnya pernah mengajukan banding, namun pada 8 Mei 2019 FIFA menguatkan keputusan mereka. Runyamnya lagi, dengan segala carut marut yang menerpa, pada 16 Juni 2019 pelatih Maurizio Sarri memilih cabut dari London dan pulang ke Italia untuk menangani Juventus. Tak berselang lama, Eden Hazard juga memilih hengkang ke Real Madrid.

Sementara Chelsea ditinggalkan dengan segala persoalan, termasuk persoalan mencari pelatih yang rela menangani tim tanpa pemain baru dari bursa transfer. Frank Lampard sebagai legenda klub datang dan bersedia memberdayakan sumber daya yang ada, antara pemain lama dan pemain yang tersedia di akademi.

Diwarisi masalah yang pelik, pada 4 Juli 2019 ia mantap mengikatkan diri kembali dengan Chelsea sebagai pelatih dengan durasi 3 tahun, setelah 13 tahun kariernya di Stamford Bridge sebagai pemain berakhir dengan manis berkat 11 trofi bergengsi dari berbagai kompetisi ia dapatkan.

Lampard sebetulnya bisa saja menutup potensi yang ada di akademi Chelsea. Namun, staf manajemennya diisi oleh mantan pelatih akademi seperti Jody Morris, Eddie Newton, Joe Edwards, dan Chris Jones, dimana kelompok tersebut sangat menyadari bakat di akademi mereka.

Tim U-23 Chelsea juga berada di tangan yang sudah dikenali oleh Lampard. Andy Myers, sosok yang menawarkan contoh yang baik dalam kariernya tentang bagaimana berkembang di Chelsea. Ia membuat 100 penampilan lebih bersama Chelsea, memenangkan Piala FA dan Piala Winners.

Tariq Lamptey salah satu pemain yang menonjol di tim U-23 adalah salah satunya. Ia pernah dicoba Lampard di tim senior, namun kini Lamptey lebih memilih bergabung dengan Brighton & Hove Albion dan tengah menikmati prosesnya sebagai salah satu bek kanan berpotensi di Inggris.

Menilik Kontribusi Fresh Graduate Bagi Tim Senior Chelsea

Musim debut Frank Lampard di Chelsea bisa dibilang memuaskan sebabnya ia memberdayakan para lulusan akademi dan memainkan mereka di liga paling kompetitif di dunia, Liga Primer Inggris. 

Bila menoleh ke belakang, tak ada manajer The Blues yang berani memainkan lebih banyak lulusan akademi di tim senior selain Lampard.

Sekalipun larangan transfer pemain telah dicopot per 22 Februari 2020 silam berkat keringanan dari Badan Arbitrase Olahraga (CAS). Pemain seperti Mason Mount tetap diandalkan oleh Lampard. Kedatangan beberapa pemain baru tak bikin Lampard mencampakkan pemain muda.

Lampard dengan Mount telah bekerja sama sejak di Derby County pada kompetisi Division Championship. Penampilan gelandang berpaspor Inggris itu telah meyakinkan Lampard bahwa ia siap bermain di Liga Primer, gelandang berusia 21 tahun itu pun menjawab kepercayaan sang mentor lewat 2 gol dalam 3 penampilan pertamanya d Liga Primer.

Tak heran bila kemudian Gareth Southgate memanggilnya untuk bergabung bersama timnas Inggris dan sejauh ini Mount telah mendapat 10 caps dan dua gol bersama The Three Lions semenjak debut pada 7 September 2019.

Selain Mount, pemain yang dibimbing Lampard sejak di Derby County adalah Fikayo Tomori, bek tengah berpaspor Inggris itu memulai debutnya bersama Chelsea kala menghadapi Sheffield United.

Meskipun Tomori diimpit oleh nama yang lebih senior macam Andreas Christensen dan Kurt Zouma, namun ia berhasil mendapat sorotan berkat Goal of The Season yang ia buat dengan tendangan jarak jauh saat melawan Wolves pada bulan September 2019.

Nama Tammy Abraham juga layak diapresiasi musim lalu. Sebabnya dia mencetak 15 gol dalam 25 pertandingan Liga Primer atau 17 gol di semua kompetisi. Awal yang bagus untuk lulusan terbaik akademi Chelsea ini. Meskipun kini dia mesti berbagi tempat dengan Timo Werner.

Setelah Abraham, Chelsea telah berhasil memperbanyak kekayaan bek kanan yang dimiliki oleh Inggris dari lulusan akademi mereka yaitu Reece James. Pemain 20 tahun itu mendapatkan tempat reguler dan terlihat seperti ahli waris alami kapten klub, Cesar Azpilicueta. Reece merupakan bek muda modern dengan potensi besar untuk berkembang di musim-musim mendatang.

Di luar para jebolan akademi yang sudah mulai berkontribusi, ada pula nama-nama potensial lain yang masih menunggu giliran untuk membela Chelsea seperti Billy Gilmour (18), Ethan Ampadu (19), Tino Anjorin (18), dan banyak lagi.

Sementara di Liga Primer sendiri, para lulusan terbaik akademi Chelsea banyak tersebar. Sebut saja Eddie Nketiah (Arsenal), Patrick Bamford (Leeds United), Tariq Lamptey (Brighton), Nathan Ake (Manchester City), Declan Rice (West Ham), Patrick van Aanholt (Crystal Palace), Ryan Bertrand (Southampton), dan Neil Etheridge (Cardiff City).

Kita baru bicara kontribusi akademi Chelsea di Liga Primer, belum bagi tim nasional Inggris, dan kompetisi-kompetisi di luar Inggris. Dengan data tersebut, bagaimana menurut Anda para fresh graduated akademi Chelsea hari-hari ini di Liga Primer Inggris?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun