Dalam putusannya Komdis FIFA memutuskan klub London itu telah melanggar aturan terkait transfer internasional 29 pemain di bawah usia 18 tahun, mereka dilarang melakukan transaksi pada dua jendela bursa transfer, musim panas 2019 dan musim dingin 2020. Denda sekitar 600 ribu franc Swiss (sekira Rp8,5 miliar) pun turut dilayangkan kepada Chelsea.
Abramovich cs sebenarnya pernah mengajukan banding, namun pada 8 Mei 2019 FIFA menguatkan keputusan mereka. Runyamnya lagi, dengan segala carut marut yang menerpa, pada 16 Juni 2019 pelatih Maurizio Sarri memilih cabut dari London dan pulang ke Italia untuk menangani Juventus. Tak berselang lama, Eden Hazard juga memilih hengkang ke Real Madrid.
Sementara Chelsea ditinggalkan dengan segala persoalan, termasuk persoalan mencari pelatih yang rela menangani tim tanpa pemain baru dari bursa transfer. Frank Lampard sebagai legenda klub datang dan bersedia memberdayakan sumber daya yang ada, antara pemain lama dan pemain yang tersedia di akademi.
Diwarisi masalah yang pelik, pada 4 Juli 2019 ia mantap mengikatkan diri kembali dengan Chelsea sebagai pelatih dengan durasi 3 tahun, setelah 13 tahun kariernya di Stamford Bridge sebagai pemain berakhir dengan manis berkat 11 trofi bergengsi dari berbagai kompetisi ia dapatkan.
Lampard sebetulnya bisa saja menutup potensi yang ada di akademi Chelsea. Namun, staf manajemennya diisi oleh mantan pelatih akademi seperti Jody Morris, Eddie Newton, Joe Edwards, dan Chris Jones, dimana kelompok tersebut sangat menyadari bakat di akademi mereka.
Tim U-23 Chelsea juga berada di tangan yang sudah dikenali oleh Lampard. Andy Myers, sosok yang menawarkan contoh yang baik dalam kariernya tentang bagaimana berkembang di Chelsea. Ia membuat 100 penampilan lebih bersama Chelsea, memenangkan Piala FA dan Piala Winners.
Tariq Lamptey salah satu pemain yang menonjol di tim U-23 adalah salah satunya. Ia pernah dicoba Lampard di tim senior, namun kini Lamptey lebih memilih bergabung dengan Brighton & Hove Albion dan tengah menikmati prosesnya sebagai salah satu bek kanan berpotensi di Inggris.
Menilik Kontribusi Fresh Graduate Bagi Tim Senior Chelsea
Musim debut Frank Lampard di Chelsea bisa dibilang memuaskan sebabnya ia memberdayakan para lulusan akademi dan memainkan mereka di liga paling kompetitif di dunia, Liga Primer Inggris.Â
Bila menoleh ke belakang, tak ada manajer The Blues yang berani memainkan lebih banyak lulusan akademi di tim senior selain Lampard.
Sekalipun larangan transfer pemain telah dicopot per 22 Februari 2020 silam berkat keringanan dari Badan Arbitrase Olahraga (CAS). Pemain seperti Mason Mount tetap diandalkan oleh Lampard. Kedatangan beberapa pemain baru tak bikin Lampard mencampakkan pemain muda.