Setelah tampil mengesankan di musim 2019/20 dan menyelamatkan Aston Villa dari zona degradasi. Jack Grealish digadang-gadang akan meneruskan karirnya di Liga Primer bersama Manchester United. Namun, kedatangan Donny van de Beek ke Old Trafford mengandaskan rumor tersebut.
Bersamaan dengan itu, Grealish memilih berkomitmen dengan menandatangani kontrak jangka panjang di Villa Park hingga tahun 2025. Musim ini, gelandang serang berusia 25 tahun itu mencatatkan 100% penampilan dan menit bermain, dengan 50% berpartisipasi dalam gol Aston Villa, dengan sumbangsih 5 assist dan 4 gol.
Dengan kedatangan gelandang serang baru Ross Barkley, pelatih Aston Villa Dean Smith menyediakan peran baru bagi Grealish di posisi sayap kiri. Dengan posisi barunya itu, Grealish  mengalami peningkatan permainan. Ia lebih impresif musim ini bila kita membuka kembali statistiknya di musim lalu, di Liga Primer Ia mencetak 4 gol dan 4 assist (bandingkan dengan gol dan asisnya saat ini).
Di Liga Primer yang baru berjalan 8 pekan, Grealish menempati peringkat kedua setelah Harry Kane dalam urusan mencetak assist. Adapun catatan positif lainnya bisa ditilik dari agresifitas Grealish, Ia muncul di urutan ke-5 sebagai pemain paling rajin mencetak tendangan ke gawang lawan sebanyak 2,6% per 90 menit.
Ia juga termasuk yang paling unggul dalam hal dribel sukses (68,97%) dan sentuhan terbanyak di area penalti (8,16% perl 90 menit). Dalam upaya bertahan, Grealish juga cukup mahir. Ia terlibat counter-pressing dalam 2,78% per laga ketika timnya kehilangan bola.
Permainan sepak bola modern telah berkembang dengan pesat dan Grealish memahami itu dengan menjadi pemain sayap yang kerap turun jauh kebelakang dengan tujuan memicu serangan balik cepat. Kecepatan Grealish sangat membantu Villa dalam melancarkan counter attack.
Namun saat menyerang, Grealish tak hanya cakap melakukan dribel yang cepat. Tetapi juga Ia pandai membangun relasi dengan para gelandang serang dan penyerang. Dalam hal ini, visi bermainnya luar biasa, Ia bisa berpikir cepat untuk memindahkan bola ke arah manapun.
Dengan visi bermain yang bagus, Grealish menjadi kreator serangan Aston Villa. Ketenangan, penguasaan bola, dribel, kecepatan, kelincahan, umpan akurat, dan keseimbangan membuatnya layak disebut sebagai pusat serangan tim.
Dengan atributnya yang lengkap, Grealish bisa dimainkan di posisi lini serang manapun. Tak hanya di winger, Ia dapat memainkan peran nomor 10 di formasi 4-2-3-1 atau peran gelandang kiri dalam formasi 4-3-3. Tentu kedua formasi itu sangat disukai sang pelatih, Dean Smith.
Berangkat dari hal tersebut, Smith bisa berkesplorasi dalam situasi apapun berkat kecakapan kaptennya di lini tengah. Segala atribut dinamis yang dimilikinya juga sangat cocok dengan permainan Gareth Southgate, pelatih tim nasional Inggris.
Selain cakap saat memegang bola, Grealish juga jenius kala melakukan gerakan tanpa bola. Kemampuannya untuk menemukan ruang atau bagaimana Ia menggunakan kecepatan untuk berlari mencari ruang bebas tak diragukan lagi. Pasalnya Ia kerap terbebas dari intaian pemain lawan.
Meski begitu, pemilik ban kapten Aston Villa itu juga memiliki kekurangan. Meskipun Ia bergairah saat melakukan counter-pressing, tetapi Ia lemah di zona pertahanan. Kesadaran bertahan di area yang lebih dalam masih kurang, akan tetapi menilik usia yang baru menginjak 25 tahun bukan tak mungkin Ia akan terus mencapai peak performance.
Melihat Grealish Berkembang Tanpa Tekanan Ekspektasi Berlebih
Meskipun Grealish kerap terlihat kalem tatkala mendapat pressure dari lawan. Pemain muda tetaplah tak baik dibebani ekspektasi yang berlebihan sekalipun pemain nomor punggung 10 itu memang tampil apik bersama Aston Villa dan Tim Tiga Singa, Timnas Inggris.
Grealish berhasil mencicipi debutnya sebagai starter bersama tim nasional kala Inggris mengandaskan Wales 3-0 di Wembley Stadium pada laga uji coba internasional, Jumat (9/10) silam. Ia berdebut di starting eleven bersama dua pemain debutan lainnya, Dominic Calvert-Lewin dan Conor Coady.
Kepercayaan itu lantas dibayar lunas oleh Grealish lewat sebiji assist untuk gol Calvert-Lewin. Menurut WhoScored, dalam pertandingan tersebut Grealish mencatatkan umpan akurat sebesar 88%. Ia juga turut terlibat dalam sistem defense dengan membuat satu tekel sukses dan satu sapuan.
Permainannya yang menawan membuat pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate, buka suara terkait bagaimana Ia melakukan treatment kepada Grealish sebelum pertandingan. Ia menyebut tak memberi ekspektasi berlebih.
"Kami menyadari itu dan tak memberi tekanan karena ini adalah penampilan keduanya [bersama Timnas Inggris]. Dia bekerja keras sebelumnya sehingga kami memainkannya," pekik Southgate. Seperti dinukil dari Telegraph.
Tak heran, pasca melakukan debutnya sebagai starter bersama Timnas, Grealish kian percaya diri bersama The Villains saat membantai Liverpool 7-2 dengan menyumbang dua gol dan tiga assist. Meski kalah Ia juga tampil trengginas kala tunduk dari Southampton 3-4 dengan mencetak satu gol dan dua assist. Teranyar, Grealish menyumbang satu assist kala mengantar timnya membantai Arsenal 3-0.
Agaknya, keputusan Grealish bertahan di Villa Park bisa dibilang merupakan manuver yang tepat. Mengingat andai saja Ia pindah ke klub yang lebih besar, tak menutup kemungkinan tekanan atau ekspektasi yang diterimanya jauh lebih besar dan hal demikian sedikit banyak akan turut berpengaruh pada permainannya.
Asa Grealish Membangun Villa Park
Grealish bergabung dengan Aston Villa sejak usia 6 tahun. Perjalanannya cukup berliku namun saat membuat langkah untuk bertahan lebih lama, Ia tak ragu dan amat bahagia berseragam Villa dan mendapatkan ganjaran pembaruan upah 140 ribu euro per pekan dan panggilan Timnas Inggris.
"Saya senang membuat komitmen untuk Villa. Ini klub saya, rumah saya dan saya sangat bahagia di sini. Pemilik klub telah menjelaskan kepada saya betapa mereka sangat berambisi dan bagaimana mereka ingin membangun Aston Villa. Saat-saat menyenangkan ada di depan mata dan saya sangat senang menjadi bagian darinya," ungkap Grealish. Seperti dinukil dari Mirror.
Kabarnya klub telah memagari sang kapten dengan mahar 80 juta poundsterling. CEO Aston Villa, Christian Purslow, mengatakan bahwa Grealish merupakan lambang dari visi pemilik klub. Mereka bertekad untuk membangun tim terbaik bersama Grealish.
"Jack adalah lambang visi pemilik kami di Aston Villa. Kami bertekad untuk membangun tim top di sekelilingnya dan kami senang dia memperpanjang kontraknya dan berkomitmen pada klub yang dicintainya," tukasnya. Seperti dinukil dari Mirror.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H