Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Melihat Taktik Ideal Andrea Pirlo

3 November 2020   17:48 Diperbarui: 4 November 2020   05:07 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Juventus, Andrea Pirlo. (AFP/MIGUEL MEDINA) via kompas.com

Keberadaan Antonio Conte bersama Inter, permainan menyerang ala Atalanta, kembalinya Filippo Inzaghi bersama Benevento, potensi Sassuolo memberi kejutan, Genaro Gattuso melawan krisis di Napoli, atau Ibrahimovic yang terlahir kembali dan membawa Milan ke jalur kemenangan tak lantas berhasil membuat kita melupakan Juventus begitu saja.

Selain keberadaan mega bintang Cristiano Ronaldo, bos baru yang ditunjuk menggantikan Maurizio Sarri yaitu Andrea Pirlo juga cukup menyita perhatian. Siapa yang tak mengenal Pirlo, beberapa tahun kebelakang Ia dikenal sebagai maestro lini tengah sepak bola Italia.

Namun, bermain sepak bola dan melatih tim adalah dua sisi yang amat berbeda. Dengan artian, tak ada jaminan bahwa pemain hebat akan menjadi pelatih yang sukses. Meskipun kenyang memainkan pakem defensive grendel khas Italia bersama Gli Azzuri semasa bermain. Pirlo kemudian berpikir maju dan menyesuaikan diri dengan sepak bola modern.

Hal itu merujuk pada tesisnya yang berjudul "My Football" kala Pirlo mengikuti UEFA Pro License yang diadakan oleh FIGC pada 2019 silam. Seperti dikutip dari bedah taktik oleh Ty Levinsohn dari Breaking The Lines (BTL.com).

Dalam tesisnya, sangat jelas bahwa Pirlo menginginkan timnya menjadi protagonis. Pelatih berusia 41 tahun itu mereplika beberapa pendahulunya yang berpengaruh dalam karirnya seperti Carlo Ancelotti di Milan dan Antonio Conte di Juventus. Selain itu, Ia juga terinspirasi oleh Louis van Gaal ketika menangani Ajax, Johan Cruyff dan Pep Guardiola kala mereka menukangi Barcelona.

Meskipun ketika bermain Ia kerap beroperasi di posisi gelandang jangkar tepat di depan center bek, namun ide kepelatihannya justru bertolak belakang. Ia lebih menitikberatkan sisi ofensif daripada defensif dan hanya sekilas memfokuskan ide taktikalnya di sisi transisi.

Pirlo secara serius mengulas build up sejak dari penjaga gawang -- keberadaan Bonnuci yang piawai memainkan bola dari belakang sangat membantu Pirlo di Juventus --, ofensif dengan kontruksi belah ketupat, transisi yang sistematis, dan menggunakan high pressure kala kehilangan bola.

Dengan pijakan berpikir ofensif dan beberapa rujukan taktik dari para pendahulunya, agaknya Juventus bisa dibayangkan sebagai tim dominan di bawah arahan Pirlo. Namun demikian, Pirlo baru saja lulus dari UEFA Pro License tahun lalu, dimana Ia belum pernah mengenyam pengalaman memimpin tim besar.

Berbicara taktik, boleh-boleh saja Pirlo terlihat ambisius melalui tesis yang ditulisnya, namun tanpa pengalaman bisakah eks pemain Brescia itu melewati benturan antara idealisme taktiknya dengan kenyataan di lapangan?

Maksudnya, beberapa pemain Juventus seperti Buffon, Bonnuci, Chielini, Cuadrado, Morata, dan lainnya merupakan kawan Pirlo kala bermain. Tentu dengan usia yang tidak terlalu jauh, kewibawaan Pirlo bisa saja hilang di ruang ganti. Namun, antusiasme pemain semacam Gianluca Frabotta, Weston McKennie, Dejan Kulusevski, dan pemain muda lainnya bisa membantu Pirlo.

Tiga Fase Ofensif: Kontruksi, Pengembangan, dan Menyerang Garis Pertahanan
Masih merujuk data yang sama mengenai tesis Pirlo yang disadur dari BTL.com, Pirlo menyatakan prinsip fundamental saat menyerang akan selalu ada. Ia mengaku tak punya pakem atau modul tetap saat menerangkan fase ofensif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun