Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tindakan Aguero kepada Massey-Ellis dalam Kacamata Seksisme

19 Oktober 2020   22:46 Diperbarui: 20 Oktober 2020   05:47 2674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar disadur dari Sky Sports)

Bila melihat ke belakang, tak ada tindakan Aguero yang kontroversi dalam sebuah pertandingan di Liga Inggris. Akan tetapi, striker kawakan Manchester City itu akhirnya menghindari tindakan retrospektif karena telah menyentuh bagian bahu kiri hakim garis wanita, Sian Massey-Ellis, kala timnya membekuk Arsenal 1-0 di pekan ke-5 Liga Premier Inggris, Sabtu Malam (17/10), di Etihad Stadium.

Di pertandingan tersebut. Aguero sebetulnya bermain apik pasca kembali dari ruang perawatan akibat cedera selama empat bulan. Meski hanya bermain 65 menit, ia jadi inisiator atas gol tunggal yang dicetak Raheem Sterling pada menit ke-23 di pertandingan itu.

Insiden bermula pada menit ke-42, saat Aguero berada di pinggir lapangan dan menunjukan ketidaksetujuan atas keputusan Massey-Ellis yang tidak memberi timnya lemparan ke dalam dan malah memberinya untuk Arsenal.

Sejauh ini, pegangan tangan Aguero pada bahu Massey-Elis menjadi perdebatan di media online dan media konvensional hingga mengundang beberapa kalangan untuk berpartisipasi melanggengkan pro dan kontra yang terjadi. Tak terkecuali bagi eks wasit Liga Inggris, Mark Halsey.

"Hanya Sian dan Aguero yang tahu apa yang terjadi. Sian merasa tidak ada tindakan lebih lanjut yang diperlukan, jadi mungkin dia pikir 'oke', tidak ada masalah, ini bagian dari pertandingan," ungkap dia. Seperti dinukil dari TalkSports.

"Jika ada bahasa yang tidak diinginkan atau menghina yang digunakan atau dia merasa ada sesuatu yang tidak benar, maka Sian akan memanggil wasit," lanjut dia.

"Saya telah bekerja dengan Sian dalam beberapa kesempatan dan dia adalah asisten wasit yang luar biasa. Tidak ada keraguan bahwa jika dia merasa terintimidasi maka dia akan memanggil wasit dan Aguero diperingatkan atau dikeluarkan dari lapangan," pungkasnya.

Hal senada diungkapkan pelatihnya, Pep Guardiola, Ia mewajarkan tindakan Aguero dan meminta media dan berbagai kalangan untuk membicarakan masalah atau topik lain saja.

"Sergio adalah orang terbaik yang pernah saya temui dalam hidup saya. Kita dapat melihat masalah dalam situasi lain tetapi tidak dalam situasi ini," pekik Guardiola. Seperti dinukil dari The Guardian.

Penyerang 32 tahun itu memang bisa lolos dari hukuman atas tindakannya karena hal itu tidak diatur dalam dalam Professional Game Match Officials Limited (PGMOL), dalam rules tersebut menyatakan bahwa menyentuh perangkat pertandingan bukanlah pelanggaran kecuali dilakukan dengan cara agresif atau mengancam.

Namun demikian, kritik terus dialamatkan kepada Aguero. Selain dituduh melanggar hukum permainan akibat menyentuh ofisial pertandingan, Ia juga dianggap mengontrol serta berperilaku seksis terhadap wasit wanita.

Anggota parlemen Britania Raya sejak 2010, Alison McGovern, menanggapi hal ini, "Mengerikan. Lepaskan tanganmu dari lehernya," tulis dia melalui akun twitter pribadinya yang tervalidasi, @Alison_McGovern.

Pandit dan eks pemain Liga Primer pun menyikapi insiden ini dengan rasa sinis yang sama. Alan Shearer dan Ian Wright yang tampil di sebuah acara yang dipandu oleh Gary Lineker menyampaikan pandangannya terkait hal ini.

"Dia seharusnya tidak meletakkan tangannya di atas asisten wasit. Itu tidak terlihat bagus, dia seharusnya tidak melakukannya," ucap Alan Shearer dalam program televisi Match of the Day BBC (MOTD).

"Apa itu tadi? Tidak perlu, tidak perlu menggurui. Rasanya sangat canggung," Ian Wright menanggapi di acara yang sama, MOTD.

Bukan yang Pertama bagi Massey-Ellis

Sian Louise Massey-Ellis menjadi wasit profesional sejak 2010. Setahun sebelumnya, Ia sudah terdaftar sebagai wasit FIFA. Massey-Elis juga cukup sering tampil di pertandingan atau turnamen sepak bola wanita. Beberapa kali namanya sempat tercatat sebagai perangkat pertandingan di Piala Dunia Wanita dan Liga Champions Wanita.

Konon, atas prestasinya yang malang melintang di dunia perwasitan, Massey-Ellis pun dianugerahi gelar bangsawan pada tahun 2017 silam oleh kerajaan Inggris. Wanita yang menikah dengan seorang wasit bernama Robert Ellis itu memiliki gelar MBE di belakang namanya. Sama persis seperti Marcus Rashford.

Tentu dengan pengalamannya yang panjang sebagai wasit, perlakuan dengan narasi seksis bukan kali pertama ini saja terjadi. Pada tahun 2011, Andrew Mullen Gray dan Richard Keys melontarkan ujaran seksis pada Massey-Ellis.

Andy Gray yang bukan komentator kacangan melontarkan semacam kalimat guyonan kepada Massey-Ellis yang saat itu tengah bertugas sebagai hakim garis di pertandingan Liga Primer Inggris antara Wolverhampton Wanderers dan Liverpool di Molineux Stadium, 22 Januari 2011.

Keduanya mempertanyakan keputusan Massey kala Meireles telah berada di posisi offside saat menyambut umpan Christian Poulsen dan berujung gol. Gray dan Keys menganggap Massey keliru dalam hal ini.

Pria asal Skotlandia itu awalnya tak menyadari bahwa mikroponnya dalam keadaan menyala karena sejatinya percakapan keduanya terjadi saat siaran sedang off-air. Tak pelak rekaman keduanya dengan topik mengolok-olok Massey pun terdengar di studio Sky. Dan rumitnya lagi, video percakapan itu menyebar luas dan langsung menjadi santapan empuk media di Inggris.

"Bisakah Anda percaya itu? Seorang hakim garis wanita. Wanita tidak tahu aturan offside," tanya Gray kepada Keys.

"Saya pikir, seseorang mesti menghampirinya [Massey] dan menjelaskan aturan offside," Keys menimpali.

Komentar mereka mengundang pelatih Liverpool kala itu, Kenny Dalglish, untuk angkat bicara terkait permasalahan tersebut. Menurutnya, gender tidak semestinya dijadikan tolak ukur buat menilai kapabilitas dalam melakukan pekerjaan apapun di bidang apapun, tak terkecuali di sepak bola.

"Saya tidak tahu sikap Sky terhadap perempuan, tapi yang pasti bagi saya jika Anda pandai dalam suatu pekerjaan seharusnya masalah gender bukan menjadi penghalang. Jika mereka ada di sana, maka baiklah. Seperti yang saya katakan, saya bahkan tidak menyadari sampai babak kedua, bahwa hakim garis pertandingan adalah seorang perempuan," pekiknya. Seperti dinukil The Guardian.

Tak hanya Dalglish, Anna Kessel dari The Guardian pun menyinggung hal yang sama. Seharusnya tak ada keraguan pada wasit yang telah lolos kualifikasi sebagai wasit profesional dari asosiasi sepak bola Inggris (FA).

"Bagaimana mungkin seseorang di zaman sekarang ini benar-benar meragukan kapasitas seorang perempuan yang memenuhi syarat untuk bertugas dalam pertandingan tidak memahami peraturan offside? Mendengar audio meyakinkan saya bahwa percapakan itu bukan hanya olok-olok, karena jika hanya sedikit tertawa, lalu dimana tawa itu?" tulis Kessel dalam artikelnya di The Guardian.

Gelombang pengecaman tak hanya datang dari stakeholder sepak bola Inggris. Melainkan juga dari publik. Mereka menuntut Gray dan Keys meminta maaf secara terbuka. Lalu, sebagai responnya, pihak Sky langsung membuat pernyataan resmi.

"Komentar itu tidak dapat diterima. Itu tidak dibuat on air, tetapi kami telah berbicara dengan Richard dan Andy lalu memberi tahu mereka telah meminta maaf dan menyatakan penyesalan mereka," papar Sky. Seperti dinukil dari BBC.

Tindakan Sky tak cukup sampai disitu, mereka sampai memutus kontrak keduanya per 25 Januari 2011. Meskipun tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menganggur sebab Grey dan Keys langsung menerima tawaran baru dari TalkSPORT sebulan berselang, Februari 2011. Dan kini, keduanya bekerja di beIN Sports.

"Sky Sports telah memutus kontrak Andy Gray. Keputusan ini kami ambil secara cepat sehubungan adanya bukti baru yang menunjukkan sikap yang tidak sopan dan tidak dapat diterima," demikian bunyi keterangan resmi pihak Sky terkait pemecatan Gray.

Bukti baru yang dimaksud Sky adalah transkip percakapan Gray dengan eks penyiar Sky, Charlotte Jackson.

Dalam sebuah siaran, Gray berkelakar kepada Charlotte yang tengah sibuk memasang mikrofon di pakaiannya, Ia berkata: "Charlotte, bisakah kau menyelipkan ini ke sini untukku?" pekik Gray sembari memegangi sabuknya.

Gray lantas tertawa, namun Charlotte yang jadi tandem siarannya waktu itu tidak menghiraukannya. Mungkin maksud Gray hanya becanda, namun candaan itu kelewat cabul. Tak heran bila kemudian pihak Sky menjadikan kejadian di tahun 2010 itu sebagai alat bukti baru buat memecat Gray.

"Bukti baru itu berhubungan dengan insiden off air yang terjadi Desember 2010, di mana itu terlihat usai Andy Gray terkena sanksi disiplin usai komennya pada 22 Januari 2011 kemarin," sambung pernyataan Sky.

Lantas, akankah inisden Aguero ini akan menjadi yang terakhir kalinya bagi Massey? Tidak ada jaminan, sebabnya perempuan di sepak bola masih sangat rentan mendapat seksisme.

Sudah waktunya bagi pihak-pihak berwenang -- dalam hal ini FA yang menaungi sepak bola di Inggris dan FIFA secara global -- menjadikan urgensi seksisme setara dengan rasisme dan persoalan lainnya yang kerap mendapat ruang kampanye lebih banyak selama ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun