Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Keraguan Demi Keraguan Pasca Jeda Internasional

16 Oktober 2020   16:27 Diperbarui: 16 Oktober 2020   19:32 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: Eurosports)

Tak terkecuali bagi Kualifikasi Piala Dunia, mungkin akan lebih baik bila ditunda, kalau pun tidak memungkinkan akibat kalender yang padat. Maka pejabat di organisasi sepak bola dunia (FIFA) mesti memilih format lain yang lebih aman. Per wilayah misalnya. Dengan menerapkan blok-blok pertandingan, hal ini bisa mengurangi risiko mobilitas para pemain.

Pun dengan Euro, ada keterdesakan untuk segera menyelesaikan empat laga sisa playoff Kualifikasi Euro 2020 pada bulan November. Keraguan demi keraguan akibat pandemi yang juga belum terkendali tentu membuat kita bertanya-tanya. Apakah Euro 2021 akan berjalan sesuai rencana?

Sejauh ini, Presiden UEFA, Aleksandr Caferin, menyatakan bila pihaknya masih menginginkan Euro 2021 berjalan sesuai rencana awal. Justru pihaknya saat ini tengah fokus melakukan kalkulasi terkait penggemar. 

Apakah turnamen paling masyhur antar bangsa-bangsa di Eropa itu memungkinkan berjalan dengan penonton full, setengah kapasitas stadion, 70% dari kapasitas, atau tanpa penonton.

"Untuk saat ini, kami merencanakan Euro persis seperti yang kami inginkan. Kami sedang mempertimbangkan bagaimana melakukannya dengan penggemar, tanpa penggemar, atau dengan 30%, 50%, atau 70% [penonton di stadion]. Tetapi secara teoritis, kami dapat menyelenggarakan Euro di 12 negara, 11, 10, tiga, atau di satu negara," dalih Caferin seperti dinukil dari Sports Illustrated.

Keraguan serupa mungkin juga akan timbul terkait gelaran Liga Champions dan Liga Europa musim ini yang juga melibatkan banyak pemain hilir mudik melintasi batas-batas wilayah negara di Eropa.

Sebab melihat kekacauan dalam sepekan terakhir di international break harusnya pihak klub dan otoritas terkait mulai mempertimbangkan agar kejadian yang sama tak terulang lagi. 

Jangan sampai persoalan ini berimbas pada kompetisi domestik yang selama ini telah kondusif dari faktor risiko klaster sepak bola. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun