Kinerja impresif Tonali berlanjut di Serie A 2019/20. Ia tak tergantikan di lini tengah Brescia, 35 caps, 1 gol, 7 assist, 3.018 menit main, dan 9 kartu kuning sepanjang musim. Plus 1 kali tampil di Coppa Italia selama 90 menit tanpa statistik lain.
Konsistensi Tonali membuat pelatih tim nasional Italia, Roberto Mancini, pada 15 Oktober 2019 memanggilnya ke timnas senior. Usianya masih sangat belia, 19 tahun 5 bulan dan 7 hari kala bergabung dengan tim yang kini dikapteni Giorgio Chiellini itu. Sejauh ini ia telah menjalani 3 pertandingan.
Pun ketika Ia dipanggil oleh pelatih Luigi Di Biagio yang kala itu membesut timnas U-21 Italia, saat itu Tonali masih berusia 18 tahun 10 bulan dan 11 hari.
Hal tersebut menarasikan jika Tonali punya titel istimewa, sebab ketika pemain yang umurnya jauh lebih belia dilibatkan dalam tim maka ia dianggap punya skill di atas rata-rata. Tak heran bila pelatihnya di Brescia, Roberto Boscaglia, memprediksi jauh-jauh hari bahwa Tonali akan menjadi pesepak bola hebat suatu saat nanti.
"Suatu saat nanti, Tonali akan menjadi pesepak bola hebat. Aku tidak mau membanding-bandingkannya dengan siapapun. Namun, di setiap pertandingan yang dia mainkan, aku melihat sesuatu yang sangat spesial darinya. Sama persis seperti Pirlo," ungkap dia. Seperti dinukil dari Pandit Football Indonesia.
Apa yang dikatakan sang pelatih didukung oleh variabel-variabel relevan. Selain bisa bermain sebagai defensive midfielder sebagai posisi yang paling disukai Tonali -- tercatat Ia memainkan 85 match, 7 gol, dan 14 assist di posisi ini -- Ia juga bisa bermain di semua peran lini tengah. Mirip Andrea Pirlo di masa lampau.
Ia memainkan 47 laga, 11 gol, dan 4 assist dengan peran central midfield. Sementara peran lainnya, right midfield juga pernah ia mainkan sebanyak 6 pertandingan dan attacking midfield 2 pertandingan.
Selain tupoksi di lapangan yang rasanya mengingatkan publik pada sang maestro sepak bola Italia, Andrea Pirlo. Tonali juga punya perawakan yang sama persis seperti pemain yang kini telah menjadi pelatih kepala Juventus FC itu.Â
Andai ditilik dari belakang, publik akan mengingatnya seperti Pirlo dengan segala atributnya seperti rambut gondrongnya, umpan akurat, posisi bermain sama, ketenangan kala menguasai bola, dan pandai memanfaatkan situasi bola mati.
Mereplika Andrea Jejak Pirlo