Sejak diputarnya kembali kompetisi nomor satu di Italia, Seri A, pasca hantaman pandemi Covid-19, pada 21 Juni silam, AC Milan menjadi satu diantara dua tim yang mencatatkan tren positif dengan belum terkalahkan dalam lima partai terakhir.
Detailnya, mereka berhasil mengumpulkan 13 poin dari empat kali menang dan sekali remis. Mereka mengawali semuanya di giornata 27 saat bertandang ke Stadion Via del Mare pada Selasa (23/6), Rosonneri cukup mendominasi lewat penguasaan bola 40% berbanding 60% sehingga tuan rumah Lecce hanya mampu mengoleksi satu gol pada pertandingan tersebut lewat Mancosu di menit ke-54.
Sementara anak buah kapal yang dibawa Pioli tampil trengginas lewat produktivitas empat gol masing-masing dari Samu Castillejo '26, Jack Bonaventura '55, Ante Rebic '57, Rafael Leao '72. Lima hari berselang, pada Minggu (28/6), pasukan Pioli balik kandang ke San Siro untuk menjamu tim asal Ibukota Italia, AS Roma.
Ante Rebic '76 dan Hakan Calhanoglu '89 membuat sang tamu tunduk, jumlah shot on target dan off target menjadi database penting dalam menarasikan agresifitas tim yang telah menghimpun 18 gelar resmi dari UEFA ini, Milan menghimpun 11 off target dan 7 on target, sedangkan Roma hanya 4 kali melepas percobaan ditambah 2 tembakan yang akurat ke arah gawang.
Setelah itu Milan menyambangi Stadio Paolo Mazza yang sebelumnya dikenal dengan nama Stadio Comunale yang merupakan markas SPAL, pada Kamis (2/7), meskipun secara hasil kurang memuaskan sebab hanya mendapatkan hasil imbang.
Namun bila ditilik dari data statistik tim asuhan Pioli ini bermain cukup apik. Mereka memenangi ball possession (34%-66%), unggul jumlah shot (4-25 dengan shot on target 3-12), hingga memenangi pass success (72%-86%).
OptaJoe juga mencatat Milan menghimpun shot tertinggi dalam satu pertandingan Seri A dengan jumlah 39 tembakan sejak terakhir kali mereka mencatatkan hal yang sama pada November 2013 melawan Genoa.
Tren positif penampilan Milan terus berlanjut ketika mereka mendarat di Stadion Olimpico, Lazio, Minggu (3/7). Disamping berhasil membungkam salah satu tim favorit juara dengan skor 0-3, statistik juga menarasikan bahwa Milan satu strip lebih baik dibanding tim asuhan Simone Inzaghi itu.
Mereka unggul dalam berbagai aspek, posssession (49%-51%), jumlah tembakan (10-12), dan pass success (81%-82%). Hal tersebut bikin Gianluigi Donnarumma mantap di klasemen teratas sebagai kiper yang paling sering cleansheet di Seri A dengan 12 pertandingan. Di peringkat dua ada Wojciech Szczesny (Juventus) dan Thomas Strakosha (Lazio) dengan masing-masing mencatatkan 10 kali cleansheet.
Tak cuma itu, sampai match melawan Lazio, MilanData turut mencatat bahwa tim arahan Pioli telah mencetak gol disetiap pertandingan dalam 12 laga terakhir mereka di Seri A. Terakhir kali Milan mencapai rekor yang sama adalah pada bulan September 2017, saat mereka mencetak gol secara konsisten dalam 20 pertandingan Seri A secara beruntun.
Puncaknya adalah ketika meladeni calon juara Seri A lainnya, yakni Juventus di San Siro pada Rabu (8/7) dinihari tadi. Romagnoli cs memang sempat limbung setelah tertinggal dua gol lewat kaki Adrien Rabiot '47 dan mega bintang Si Nyonya Tua, Cristiano Ronaldo pada menit ke-53.
Namun, gol penalti Zlatan Ibrahimovic pada menit ke-62 berhasil menyuntikan semangat untuk bangkit dan membalikan keadaan. Hal demikian terealisasi hanya dalam kurun waktu lima menit, pada menit '66 sepakan keras Franck Kessie berhasil menyamakan kedudukan, sementara 60 detik berselang giliran Rafael Leao membawa Milan unggul. Sebelum akhirnya Ante Rebic mengunci kemenangan pada menit ke-81. Skor 4-2 bertahan hingga laga usai.
Secara hasil, tentu pertandingan tersebut menunjukan mentalitas tim Milan yang mulai membaik. Meski jika dilihat dari match summary pun Milan tak terlalu mendominasi di pertandingan ini. Dengan possession 50%-50%, total tembakan 18-13, pass success 86%-86%. Statistik tersebut cukup menarasikan bila pertandingan berjalan sepadan.
Namun demikian, Pioli tetap mengantongi statistik menarik lain pasca pertandingan tersebut, yakni keberhasilan timnya yang menang dengan gelontoran 4 gol ke gawang Juventus setelah Milan terakhir kali melakukannya pada Maret 1989.
Hasil tersebut juga membawa Milan lebih percaya diri menduduki posisi 5 klasemen sementara Seri A dengan 49 poin. Sementara bila dihitung sejak bergulirnya kompetisi di masa kenormalan baru. AC Milan menduduki posisi runner-up dengan 13 poin, 4 kali menang, sekali imbang, mencetak 15 gol, serta kebobolan 5 gol dalam 5 pertandingan terakhir.
Di posisi nomor satu, ada Atalanta yang mengoleksi 15 poin alias tak terkalahkan dalam lima pertandingan terakhir. Bahkan jumlah gol La Dea secara keseluruhan lebih banyak 20 gol dari Juventus. Klub asal Bergamo ini menghimpun 83 gol di Seri A hingga giornata ke-30. Tak heran jika kemudian tim asuhan Gian Piero Gasperini ini dinobatkan sebagai klub tersubur sekaligus lajunya sulit dihentikan pasca kompetisi digulirkan 21 Juni silam.
Sementara sang pemegang puncak klasemen sebenarnya berada di posisi ketiga klasemen era new normal dengan empat kali menang dan sekali kalah, dengan 12 poin. Disusul pula oleh Inter Milan yang berhasil mengumpulkan 10 poin.
Sementara Lazio yang digadang-gadang menjadi pesaing Juventus untuk scudetto 2020 ini seolah lempar handuk pasca-karantina. Performa mereka menukik tajam, tim arahan Simone Inzaghi ini cuma berhasil dua kali menang, sisanya Ciro Immobile cs kerap kehilangan poin.
Teranyar mereka takluk 2-1 di markas tim yang tengah berjuang di zona merah, Lecce. Margin poin mereka kini tetap 7 poin dalam 7 laga sisa dengan Juventus.
Menarik ditunggu bagaimana klasemen Seri A di era kenormalan baru ini, apakah kompetisi dalam kompetisi ini akan berdampak pada sang juara baru atau musim ini tetap milik Juventus? Well see!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H