Di ruang ganti Ia memaparkan terobosan baru kepada para pemainnya, seperti: pembatasan diet pada pemainnya, memastikan timnya menginap di hotel terbaik, hingga mengubah warna perlengkapan klub dari perpaduan biru-kuning tradisional menjadi strip serba putih tak ubahnya Real Madrid. Ia juga terbilang sukses merevolusi sistem bisnis klub.
Pada musim pertamanya sebagai pemain dan manajer baru Leeds, klub selesai di posisi ke-19 divisi dua. Revie akhirnya memutuskan untuk fokus di kursi manajer pada tahun 1962/63, keputusannya itu terbukti tepat sebab Leeds dibawa naik level ke divisi teratas kompetisi Inggris pada masa itu.
Karirnya sebagai manajer kian melejit, dengan pemain-pemain tangguh hasil didikannya sendiri seperti Jack Charlton, Norman Hunter, Billy Bremner, Eddie Gray, Peter Lorimer, dll. Leeds menjadi klub yang digdaya di kompetisi cikal bakal EPL ini. Oleh sebab itu tak sedikit prestasi yang Ia torehkan bersama Leeds pada masa kerjanya 1960-1975.
Piala Liga pertama didapat pada 1969, berkat lini belakang yang defensif, lini tengah yang solid, dan pemain depan yang kejam; belum lagi permainan diluar teknis, bermain kasar. Tak heran jika rekor baru tercipta, mereka menjuarai Liga dengan 67 poin -- sebuah rekor yang bertahan hingga 1979.
Tak cuma itu, Revie memenangkan gelar dengan sangat indah. Ia mengamankan gelar dihadapan 10.000 penggemar di Anfield dan menerima gemuruh tepuk tangan selama tujuh menit dari Kopites, sebuah pengakuan yang sangat berarti bagi seorang Don Revie.
Namun, musim-musim berikutnya Revie bersahabat dengan idiom 'memenangkan gelar lebih mudah dari pada mempertahankannya', tiga musim beruntun mereka kehilangan gelar dan hanya menempati posisi runner-up di klasemen akhir. Tetapi pada 1974, persahabatan Revie dengan idiom tersebut berakhir.
Leeds kembali berhasil mengunci gelar Liga yang dirindukan, setelah berhasil finish lima poin di depan Liverpool-nya Bill Shankly dan kian menegaskan Revie sebagai manajer tersukses di Inggris.
Itu belum seberapa, sebab data masih berbicara sekitar prestasi Liga saja. Antara 1965 dan 1968 misalnya, Revie bersama Leeds berhasil menembus final Piala FA sebanyak dua kali, memenangkan Piala Antar Kota, empat musim beruntun membawa Leeds menyandang predikat big four di Liga, dan memenangi Piala Liga tentunya.
Sementara itu, gelar tahun 1974 menjadi momen paling penting bagi Leeds-nya Revie, sebab beberapa kritikus mulai menyadari dan menghargai klub ini, bahwa Billy Bremner cs tak lagi mengandalkan permainan kasar dan taktik curang semata.
Hal tersebut cukup untuk meyakinkan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA)Â untuk memanggil Revie ke Tim Nasional setelah pasukan Alf Ramsey gagal lolos ke Piala Dunia 1974. Tanpa pikir panjang Revie menyetujui tawaran tersebut.
Sepeninggal Revie, Leeds menunjuk Brian Clough menjadi suksesor. Sebuah keputusan yang sulit ditebak sebelumnya sebab Clough selama bertahun-tahun telah menjadi bagian dari salah satu kritikus yang disebutkan tadi.