Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Marco Motta Suka Kultur Sepak Bola Indonesia

1 Maret 2020   17:17 Diperbarui: 2 Maret 2020   04:52 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marco Motta| Sumber: Persija.id

Bek anyar Persija mendampingi Coach Sergio Farias pada pre match press conference laga Persija vs Borneo yang akan dihelat pada Minggu sore, (01/03). Meskipun terbilang sebagai debutan di Liga 1, eks pemain Juventus itu mengaku sudah memahami karakter permainan Liga Indonesia. 

Lewat beberapa laga pra musim, Motta mulai mengenal kultur sepak bola Indonesia yang menurutnya keras.

Tak heran jika pemain kelahiran Merate, Italia, itu sangat antusias menyambut musim perdananya di Liga 1 2020. Bahkan Ia mengklaim ingin membantu tim Macan Kemayoran meraih trofi musim ini.

"Saya sangat bahagia dan punya motivasi besar. Saya di sini untuk sepak bola. Saya mau bantu persija untuk menjadi juara. Saya akan lakukan yang terbaik," terang Marco Motta seperti dinukil dari laman Twitter resmi klub, @Persija_Jkt.

Pemain berusia 33 tahun itu juga menyampaikan bahwa dirinya menyukai permainan keras sepak bola Indonesia. Sebab di Italia pun memiliki gaya permainan yang serupa. Seperti diketahui, dalam sebuah laga pra musim, final Piala Gubernur Jatim, Motta sempat berseteru dengan pemain Persebaya, Mahmoud Eid.

"Saya suka dengan permainan keras di Indonesia. Karena di italia juga begitu. Itu juga gaya saya. Memang harus bertarung di lapangan tapi tetap saling menghormati," ungkapnya.

Selain menyukai gaya permainan keras di lapangan. Motta juga kagum dengan atmosfer yang kerap dihadirkan oleh Jakmania. Ia mengaku tidak sabar untuk datang ke Gelora Bung Karno (GBK) Minggu sore ini dan melihat pendukung klub Ibukota tersebut memenuhi stadion.

"Saya tidak sabar untuk datang ke GBK besok dan melihat [stadion] penuh dengan The Jakmania," tutupnya.

Motta Kenyang Pengalaman di Seri A
Pemain kelahiran 1986 itu cukup pengalaman di kompetisi tertinggi sepak bola Italia, Seri A. Seperti dikutip dari Transfermarkt, Motta menghimpun 177 kali penampilan dengan 12.523 menit. Ia juga mencatatkan tiga biji gol sepanjang periode tersebut.

Pemain yang berposisi sebagai bek kanan itu melakukan debutnya di Seri A bersama Atalanta pada musim 2004/2005. Ia melanjutkan karirnya bersama Udinese (2005/06, 2007/08, 2008/09, & 2010/11), Torino (2007/08), AS Roma (2008/09 - dipinjamkan, & 2010/11), Juventus (2010/11 - pinjaman dari Calcio Udinese, 2011/12, 2012/13, 2013/14 - dipinjamkan ke Genoa), sebelum akhirnya Ia cabut ke Liga Inggris bersama Watford (2014/15), Charlton (2015/16).

Tak hanya di Italia dan melintas ke Liga Inggris. Motta juga sempat mencicipi Liga Spanyol bersama UD Almeria (2016/17). Ia juga pernah bermukim di Siprus saat menjalin kerja sama dengan klub AC Omonia (2018/19) sebelum kemudian bergabung dengan tim Macan Kemayoran musim ini.

Ditilik dari perjalanan kariernya bersama Timnas Italia, catatan Motta juga cukup mentereng. Di usia muda Motta cukup rutin membela Gli Azzurri, dari tim olimpiade hingga Timnas Italia U16-U21, sebelum mencatatkan satu caps bersama Timnas senior pada 10 Agustus 2010.

Tak heran jika kemudian Motta menyebut bahwa dirinya terbiasa dengan permainan keras di Indonesia. Sebab Ia terbiasa dengan kultur sepak bola Italia yang menurut pengalamannya sama kerasnya dengan karakteristik permainan di Indonesia.

Kedatangannya Sempat Disebut Mubazir
Sangat sedikit klub Indonesia merekrut slot asing dengan pemain yang berposisi di bek sayap. Rekrutmen Marco Motta yang menempati posisi tersebut juga sempat dipertanyakan oleh beberapa pihak. Sebab, di posisi bek sayap kanan telah terisi dengan pemain-pemain lokal yang secara kualitas cukup mumpuni.

Pemain dimaksud adalah Ismed Sofyan, Al-Fath Fathier, bahkan Novri Setiawan pemain sayap cepat yang juga bisa beroperasi di bek sayap kanan. Bahkan media asing sempat menyoroti perekrutan Motta. Adalah media asal Singapura, Live Sports Asia.

"Manajer Sergio Farias berencana untuk menggunakan Motta sebagai bek sayap di Persija Jakarta. Akibatnya, ia harus bersaing dengan banyak rekan setimnya yaitu Ismed Sofyan, Alfath Faathier, dan Novri Setiawan untuk mendapatkan tempat reguler di lineup awal," tulis Live Sports Asia.

Andai pun pemain berpaspor Italia itu bisa bermain reguler, hal tersebut akan tetap mubazir sebab pemain sayap lokal yang punya kualitas mesti diparkir dibangku cadangan. Berbicara urgensi pun posisi bek sayap tidak begitu relevan dikatakan demikian.

Pilih Persija Demi Sepak bola
Dalam beberapa tahun terakhir ini Liga Indonesia kerap kedatangan nama-nama tenar seperti Marcus Bent, Dannie Guthrie, Michael Essien, hingga Carlton Cole. Namun dalam perjalanannya kinerja mereka tidak begitu kontributif bagi tim di lapangan. 

Langkah mendatangkan pemain berstatus marquee players tak lebih dari menjalankan strategi bisnis belaka.

Namun bagi Marco Motta kedatangannya ke Persija murni karena sepak bola. Ia benar-benar ingin mewujudkan target Los Jakarticos meraih juara musim ini. 

Penampilannya di turnamen pramusim Piala Gubernur Jatim 2020, sedikit banyak mampu mengangkat performa Persija. Bersama Marco Simic dan kolega Ia mengantarkan tim ibu kota ke partai final meski kemudian mereka kalah oleh Persebaya Surabaya dengan skor 1-4.

"Ini penting, saya datang ke sini untuk sepak bola. Tentu saja, alasan pertama saya datang ke sini adalah sepak bola. Hidup saya hanya tentang sepak bola dan keluarga. Ini yang ada dalam pikiran saya setiap hari," kata Marco Motta dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/2/2020). Seperti dikutip dari Liputan 6.

Sebagai profesional Ia menyebut jika fokus utamanya adalah di lapangan dan di stadion. Motta berada di Jakarta hanya untuk sepak bola.

"Saya tak mau ke sini hanya untuk jalan-jalan melihat Jakarta. Dua tempat yang paling penting bagi saya di Jakarta hanya lapangan latihan dan stadion. Setelah itu kalau saya punya hari libur, saya akan membawa keluarga saya untuk melihat hal lain. Tapi, saya di sini untuk sepak bola," demikian ungkap Motta.

Menarik dinanti bagaimana Marco Motta mewujudkan misinya di Jakarta. Apalagi dari segi adaptasi Ia mengatakan sudah begitu kerasan dengan sepak bola Indonesia, terutama dari karakteristik permainan yang keras. 

Akankah Motta sukses bersama Persija musim ini atau malah mengikuti jejak marquee players sebelumnya? Well see..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun