Secara keseluruhan, selama dua musim membela Selangor FA, Bepe mencetak 63 gol di semua kompetisi. Satu prestasi yang tentu saja sulit diulang oleh pemain manapun. Bahkan, terakhir pemain yang membela Selangor FA asal Surabaya, Andik Vermansyah belum sanggup menorehkan catatan serupa.
Ismed-Bepe Connection
Entah sejak kapan koneksi ini tercipta. Ismed Sofyan yang bermain di area bek sayap kanan selalu mampu mengirimkan umpan kesukaan Bepe ke kotak penalti. Keduanya pun sulit dipisahkan. Sekembalinya Bepe dari Selangor, koneksi kedua pemain ini semakin kuat.
Bahkan dalam beberapa momen, Bepe ataupun Ismed secara terang-terangan mengakui bahwa keduanya saling melengkapi. Sahabat yang sulit dipisahkan oleh keadaan apapun, dalam urusan sepak bola atau diluar lapangan.
Berbicara gol, sejak musim 2007-2012, Bepe tak pernah lagi menyumbangkan gol lebih dari dua digit gol. Prestasi terbaiknya sepulang dari Selangor FA adalah di musim 2008-2009, ia mencetak 19 gol pada musim itu. Namun, ban kapten jarang lepas dari lengan kirinya.
Sahabatnya, Ismed Sofyan yang menjabat wakil kapten hanya berhak menggantikan tugasnya saat Bepe tak ada di lapangan. Hingga sebuah hal yang tidak diinginkan terjadi, saat Ismed Sofyan menjadi lawan Bepe di Bandung.
Ya, ketika itu Bepe bersinggah sejenak di klub Pelita Bandung Raya, tepatnya di tahun 2013. Bepe yang memiliki kedudukan penting sebagai Wakil Presiden di sebuah organisasi yang bernama APPI kepanjangan dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia menyatakan sikapnya yang cukup mengundang kontroversi saat itu.
Seperti diketahui bersama, Persija dimusim 2011/12 menunggak gaji pemain. Dan Bepe sebagai kapten di Persija serta Wakil Presiden di APPI bersikap tegas untuk memperjuangkan hak-hak pemain.
Ia bersikeras tak akan bergabung dengan Persija sebelum haknya sebagai pemain terpenuhi oleh manajemen. Untuk alasan itulah Ia memutuskan untuk membela PBR dan harus berseberangan dengan Ismed Sofyan sebagai lawan di lapangan.
Sebuah Kerinduan
Seperti yang sudah disinggung di bagian pembuka tulisan ini. Ada daya tarik tersendiri bagi penonton non Jakmania untuk menyaksikan laga-laga Persija. Termasuk yang dirasakan penulis sendiri. Tidak lain dan tidak bukan adalah sosok Bepe yang memaksa sebagian orang menyaksikan laga Persija sembari menunggu pemain bernomor 20 itu masuk ke lapangan.